Wanita Pengganti Idaman William - Bab 44 Tertangkap Basah

Bab 44 Tertangkap Basah


Pagi selanjutnya.


Matahari masuk melalui tirai, Jeanne menggosok matanya dan duduk .


Semua ini membuatnya merasa kesakitan, seolah-olah dia baru saja habis berkelahi.


Dia dibikin remuk oleh William tadi malam.


Dia menyerangnya lagi dan lagi seolah-olah dia tidak tahu bagaimana harus merasa puas, dan ketika Jeanne bangun, dia merasakan kakinya gemetar dan kaku.



Dia bukannya tidak ingin melawan, tetapi ditekan oleh kekuatan yang tidak bisa dia lawan.



Jeanne merasa masih mengantuk dan lelah. Dia hanya memiringkan kepalanya mengganti posisi dan tertidur lagi

 


Jeanne kali ini tidur sangat lama, dan hari sudah siang ketika dia terbangun.



"Kenapa sampai sesiang ini lagi!"


 

Jeanne menggerutu dan beranjak dari tempat tidur dan pergi mandi. Pelayan sudah membuat makan siang.



Dia terlalu malas untuk kebawah hari ini, jadi dia meminta pelayan mengantarkan makanannya ke kamar.



Ketika sedang makan, teleponnya bunyi lagi.



Ketika sedang mandi ,teleponnya berdering terus , Jeanne mengabaikannya tadi, baru sekarang dia membuka ponsel.



Lebih dari selusin pesan baru telah diterima, semuanya dari Danil.



Jeanne menepuk keningnya, "Sial! Aku lupa telah membuat janji dengan Danil hari ini.



Dia meletakkan sumpitnya dan mengirim pesan singkat ke Danil dengan tergesa-gesa. "Oke, aku akan kesana sebentar lagi. Kamu tunggu saya sebentar."



Setelah makan beberapa suap, Jeanne buru-buru mengganti pakaian dan turun.


Sopir di lantai bawah sudah menunggunya, dan ketika dia melihat wanita itu keluar, dia berteriak, "Nona Muda!"



"Ya." Jeanne merespons dan menatap arlojinya. "Cepat , aku sedang terburu-buru."



"Baik,Nona muda!"



Setelah Jeanne mengabulkan permintaan William , dia sedikit rileks dan menutup matanya kembali di kursi mobil.



Meskipun dia tidak menjanjikan apa-apa kepada Danil, dia tidak ingin tidak tepat waktu.



Ini adalah prinsip dan aturan perilakunya.



Begitu mobil yang membawa Jeanne keluar dari gerbang, Siti menelepon Alexa, "Nona Lu! Ini Siti."


"Ada apa kamu meneleponku?"



Alexa tampak sangat sibuk di ujung sana. Ketika menjawab telepon, dia sambil berkata, "Ya, rak itu letakkan di sana. Meja ini harus dipindahkan ke belakang. Jangan menghalangi pintu."



Dengan berdirinya perusahaan baru, banyak area kantor yang akan didekorasi dan diatur kembali. Selain beberapa ruang kontak eksternal, masih banyak pekerjaan dalam ruangan yang harus dilakukan.



Begitu Alexa masuk ke perusahaan William, dia ingin mendapatkan kesan yang bagus  William sesegera mungkin. Semua pekerjaan besar dan kecil dia kerjakan.



Mendengarkan kesibukannya, tangan Siti yang memegang telepon itu berkeringat. "Nona ,kalau tidak cepat nanti tidak keburu. Wanita muda itu pergi dengan pria lain."



"Apa? Kamu yakin?"



Mata Alexa bersinar dengan kegembiraan, dan sepasang mata indah itu menjadi sipit seperti benang.



Siti dengan tegas berkata. "Sungguh, aku mendengarnya dengan telingaku sendiri dan melihatnya keluar dengan mataku sendiri."



"Yah, Teruslah mengawasi."



Alexa menutup telepon, tetapi wajahnya tidak bisa menyembunyikan senyumnya.



Hans kebetulan lewat dengan wajah murung dan melihat Alexa. Dia dengan sopan menyapanya , "Nona Alexa."



Alexa mengangguk, "Mau ke mana? kamu tampak cemas."



"Oh, tidak ada apa-apa." Hans berkata, "Presiden Direktur akan rapat dengan Perusahaan Tamron sore ini dan minta saya memilih tempat. Saya tidak tahu harus memilih tempat mana. Saya jadi khawatir.”



Alexa mengedipkan matanya dan berkata dalam hatinya bahwa itu benar-benar tidak membutuhkan usaha besar dan sangat gampang.



"Royal Coffee House di South Street sangat bagus. Memiliki lingkungan yang tenang dan suasana yang elegan. Cocok untuk meeting. Kamu bisa pesan tempat di sana."



Hans sangat senang dan berkata, "Nona Alexa benar-benar banyak membantu saya. Saya akan pergi dulu. Anda sibuk saja dulu.”



Alexa mengangguk, sampai dia melihat Hans pergi, dia mengeluarkan ponsel dan menelepon Ny. Thea.



"Bibi , ini Alexa. Temanku baru saja memberitahuku kalau dia melihat ... Jessy dan seorang pria berada di Royal Coffee House."



Suara Alexa terdengar agak ragu. "Aku lagi bekerja sekarang, dan aku tidak tahu bagaimana mengatasinya."



Nyonya Thea menghela napas berat, "Jessy ini! Alexa bekerja dengan baik-baik saja dulu, jangan khawatir tentang hal-hal ini, saya akan mengatasinya, kali ini saya tidak akan membiarkannya begitu bebas dan mudah lolos.”



Setelah Ny. Thea selesai, dia menutup telepon dan dapat mendengar bahwa dia kelihatannya sangat marah.



Alexa menatap layar teleponnya sejenak, dan senyum dingin tersungging di bibirnya.



Jessy tidak akan bisa lolos kali ini , saya mau melihat bagaimana dia menghadapinya kali ini.



Tidak butuh waktu lama dia sudah dekat dengan Danil?


 


……....


 


Di Royal Coffee House, Jeanne mengulurkan tangannya dan membuka pintu. Sepintas, dia melihat Danil sudah duduk di sudut sana.



Dia mengenakan setelan biru muda, dengan cangkir kopi di tangannya, dan menatap jam di dinding. Sepertinya dia sudah menunggu lama.



Jeanne pergi kearahnya , "Maaf sudah membuatmu menunggu lama.

 


Tiba-tiba terdengar oleh suara Jeanne, Danil berbalik dan melihatnya.



"Tidak masalah. Aku tidak punya hal penting belakangan ini."



Danil mengambil inisiatif untuk menarik kursi untuk Jeanne. "Silahkan Duduk!"



Jeanne mengangguk. Saat dia hendak duduk, dia melihat seseorang mendorong pintu dari arah yang berlawanan. Itu adalah Ny.Thea, Jeanne tertegun.



Jeanne melihat Ny. Thea berjalan maju kearahnya dan bertanya dengan garang, "Jessy, kamu hebat ya. Beraninya kamu bermain gila dibelakang William, mengadakan pertemuan pribadi dengan laki-laki lain?"



Tidak banyak orang di kedai kopi tersebut, tapi mereka langsung melihat kearah Jeanne.

 


Jeanne terpaku.



Pertemuan pribadi?


Danil juga mengerutkan kening. "Bibi, apakah kamu salah paham denganku?"


"Kesalahpahaman? Dia wanita yang sudah menikah dan  bertemu pria lain secara pribadi. Apa yang salah paham?”


Tanya nyonya Thea yang kasar.


Tiba-tiba, beberapa tamu yang duduk di sekitar sana mulai tertarik dan ikut membicarakannya, ikut menatap mata Jeanne dan Danil, tetapi juga sedikit meremehkan.


Jeanne tidak bisa menahan amarahnya dan membuka mulutnya untuk menjelaskan, "Ma, semuanya tidak seperti yang kau pikirkan ..."


Sebelum Jeanne selesai, mendengar pintu kafe didorong terbuka.


William datang dengan Alexa dan seorang pria paruh baya dengan setelan jas rapi.


Pria paruh baya ini, tampaknya adalah klien William, berbicara berdampingan dengan William. Tiba-tiba, pandangannya William menyapu kearah Jeanne secara tidak sengaja.


 


Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu