Wanita Pengganti Idaman William - Bab 366 Penuh Dengan Kelembutan

Yang Jeanne pikirkan adalah, karena Sierra sudah begitu 'baik hati' mengantarkan William pulang, maka sudah seharusnya dia selaku tuan rumah pergi menemuinya untuk mengucapkan terima kasih.

Tetapi dia tidak menyangka saat dia turun ke bawah, dia tidak melihat Sierra sama sekali, hal ini membuatnya mengerutkan kening.

Dia segera menyuruh orang untuk memanggil kepala pelayan, dia bertanya : "Bukankah katanya nona Sierra mau bermalam di sini, kenapa orangnya menghilang?"

Saat kepala pelayan mendengar hal ini, dia baru menyadari kalau Sierra yang seharusnya duduk di ruang tamu sudah menghilang.

"Aku akan menyuruh orang untuk mencarinya."

Saat mendengarnya, Jeanne mengangguk.

Sedangkan Sierra yang sedang dicari oleh mereka, saat ini malah sedang berada di dalam ruang baca William, dia sedang mengobrak-abrik seluruh laci untuk mencari flash disk yang disebutkan oleh Musa.

Dia memeriksa banyak laci yang ada disana, dia mencarinya berdasarkan kebiasaan William dalam menaruh barang-barangnya, tetapi dia tidak menemukan flash disk itu.

"Apa mungkin terkunci di dalam brankas?"

Dia menatap sebuah brankas kecil yang berada di bawah meja, dia berbisik kepada dirinya sendiri, tetapi setelah berlalu cukup lama, dia tetap tidak berani bergerak.

Karena ini adalah brankas yang sangat canggih, tidak hanya harus menggunakan pencocokan sidik jari dan memasukkan pin, tetapi juga harus memeriksa bola mata, jika ada satu saja yang tidak cocok, maka akan segera memberikan peringatan dan di saat yang bersamaan membunyikan alarmnya.

Sierra tentu saja tahu akan hal ini, jadi dia berencana mencari kesempatan untuk membuat William 'membantunya' membuka brankas ini.

Sambil berpikir seperti itu, dia keluar dari dalam ruang baca.

Di saat dia ingin turun ke bawah, dari belakangnya terdengat suara kepala pelayan, membuatnya sangat terkejut.

"Nona Sierra, ternyata anda di sini, nyonya muda kami dari tadi sedang mencari anda."

Meskipun kepala pelayan bingung kenapa Sierra bisa berada diatas, tetapi karena harus tetap bersikap sopan, dia tidak menanyakan apapun.

Sebaliknya saat Jeanne melihat Sierra turun, dia mengerutkan keningnya, dia merasa ada yang tidak beres.

Namun dia menekan rasa herannya untuk sementara, dia menyapanya : "Nona Sierra, aku sudah menyuruh orang untuk membereskan kamar tamu, kamu bisa istirahat kapanpun kamu mau, jika ada yang kurang, langsung beritahu kepala pelayan saja."

Sierra melihat gayanya yang seperti nyonya rumah, hatinya dikuasai oleh rasa iri, tetapi dia terpaksa menahannya.

"Baiklah, aku sudah merepotkan Jessy, sudah begitu malam tetapi masih harus mengurusku."

Dia menahan amarahnya yang memuncak dan tersenyum sopan.

Jeanne mengangguk lalu berbasi-basi sebentar, karena dia mengingat William, dia tidak berlama-lama disana dan segera kembali ke kamarnya.

........

Keesokan harinya, William sudah sadar dari mabuknya, namun kepalanya tidak merasakan sakit akibat mabuknya semalam.

Dia juga perlahan-lahan mengingat tentang adegan yang terjadi semalam.

Meskipun kemarin dia menjadi pusing karena alkohol yang diminumnya bereaksi, tetapi kesadarannya sudah pulih cukup banyak.

Terlebih saat Jeanne menggunakan air hangat untuk menyeka tubuhnya, lalu saat dia memijat dahinya hampir selama satu jam, dia merasakan itu semua.

Sambil memikirkannya, dia menatap wanita yang berada di sampingnya dengan tatapan yang penuh dengan kelembutan.

Dia memandang wanita di sampingnya yang masih tidur dengan nyenyaknya, lingkaran bawah matanya terlihat sedikit gelap, pasti itu dikarenakan dia menjaganya semalaman.

Saat melihatnya dia merasa sedikit menyesal, terlebih saat dia teringat kalau luka di tubuh Jessy sendiri juga masih belum sembuh.

Dia memeluk Jeanne dengan hati-hati, jarang-jarang dia memiliki keinginan untuk bermalas-malasan di tempat tidur.

Sedangkan saat Jeanne dipeluk olehnya, tidak tahu apakah karena dia mencium aroma tubuhnya atau apa, Jeanne tidur semakin nyenyak.

Mereka berdua bermesraan disini, tetapi malah membuat Sierra yang sudah bangun pagi-pagi sangat marah.

Meskipun dia tahu kalau Jessy terluka, mereka berdua tidak mungkin melakukan apapun di dalam kamar.

Tetapi begitu memikirkan mereka hanya berdua saja, dia merasa sangat cemburu sampai-sampai ingin gila rasanya.

Dia melihat sarapan yang beraneka ragam diatas meja, di matanya terbersit rasa iri, benci dan juga niat jahat.

"Kepala pelayan, aku sudah selesai makan, aku ke rumah utama dulu untuk melihat bibi Thea."

Dia berkata dengan sopan lalu meninggalkan rumah baru di bawah tatapan mata kepala pelayan.

Saat dia sampai di rumah utama, Nyonya Thea juga baru saja selesai sarapan dan sedang mengantarkan Deric, saat dia melihat Sierra, dia merasa sangat gembira.

"Sierra, kapan kamu datang? Kenapa kamu tidak menelepon bibi terlebih dahulu, kamu sudah makan belum?"

Dia menyambut Sierra dengan hangat.

Sierra membiarkan Nyonya Thea menggandengnya, dia tersenyum simpul dan menjawab : "Aku sudah makan, kemarin malam karena aku dan William menemani tamu sampai malam, jadi kami pulang malam, karena itu aku meminta Jessy untuk menyiapkan kamar tamu bagiku di rumah baru."

Sambil berbicara, tidak tahu apakah disengaja atau tidak, dia mengungkit soal Jessy yang belum bangun sampai sekarang.

Setelah mendengarnya, Nyonya Thea langsung salah paham.

Bagaimana mungkin dia tidak tahu waktu tidur putranya, pasti Jessy, si siluman rubah itu yang sudah memaksa putranya.

Jelas sekali kalau Nyonya Thea yang sedang dibutakan oleh amarah itu lupa kalau Jeanne masih belum sembuh.

Dia dengan marah memerintahkan orang untuk memanggil Jeanne dan William.

Dia tidak ingin melihat hubungan putranya dan Jessy semakin lama semakin baik.

Dengan cara ini, mereka berdua yang awalnya sedang tidur dengan nyenyaknya terpaksa bangun lebih awal karena gangguan dari Nyonya Thea.

Sepertinya mereka berdua tidak tahu pikiran Nyonya Thea yang sebenarnya.

Mereka berdua mandi dan bersiap-siap, setelah sarapan, mereka langsung pergi ke rumah utama.

Sierra dan Nyonya Thea melihat William dengan hati-hati memapah Jeanne masuk, raut wajah mereka langsung menjadi tidak enak dilihat.

Tetapi mereka tidak menunjukkannya di depan William.

"Ma, ada apa mama memanggil kami datang kemari?"

Setelah dia memastikan Jeanne sudah duduk dengan baik, barulah William duduk di sisinya dan bertanya kepada Nyonya Thea.

"Kenapa, mencarimu harus karena ada sesuatu, memangnya tidak boleh memanggilmu kemari untuk menanyakan kabarmu?"

Nyonya Thea sangat tidak senang dengan perkataanya.

Di mata William terlihat tatapan tidak berdaya : "Ma, bukan begitu maksudku."

Nyonya Thea mendengus dan menatap Jeanne, setelah itu dia menceramahinya : "Jessy, meskipun kamu terluka dan memang sudah seharusnya merawat lukamu di rumah, namun kamu pagi-pagi sudah membiarkan tamu untuk sarapan sendirian, apakah ini adalah peraturan yang keluarga kami beritahukan kepadamu?"

Dia ingin menggunakan hal ini untuk mencari masalah dengan Jeanne.

Jeanne tidak tahu harus berkata apa, dia merasa kalau Nyonya Thea sengaja mencari alasan untuk menyalahkannya.

Begitu William mendengarnya, dia terlihat tidak senang, saat dia ingin membela Jeanne, Sierra malah sudah berbicara terlebih dahulu.

"Bibi, jika bibi berkata seperti itu terhadap Jessy, lain kali aku tidak berani datang untuk bertamu lagi."

Dia sengaja membantu Jessy, matanya dengan hati-hati memperhatikan ekspresi William.

Saat dia melihat William tidak mengerutkan keningnya lagi, barulah dia menghela nafas lega.

Di saat yang bersamaan, dia juga sedikit kesal kepada Nyonya Thea.

Dia tahu kalau Nyonya Thea sedang mencari alasan untuk membereskan Jeanne, tetapi jangan menggunakan dirinya sebagai tameng, karena dengan begitu bisa membuat William tidak senang, bahkan salah paham.

"Ngomong-ngomong, luka Jessy sudah begitu lama tetapi masih belum sembuh sepenuhnya, apakah kamu mau mencoba obat dari rumah sakit lain, aku ingat kalau ada obat yang bagus di sebuah apotek yang sudah cukup tua."

Dia mengalihkan pembicaraan dengan memperhatikan keadaan Jeanne, hal itu membuat topik yang tadi terhenti.

Tetapi hal ini malah membuat Jeanne merasa seperti ada sesuatu hal yang aneh.

Meskipun mungkin saja ini hanyalah kalimat basa-basi, tetapi dari ucapannya barusan dia dapat merasakan kalau Sierra bermaksud untuk berteman dengannya.

Dia merasa sangat bingung dikarenakan hal ini.

Jika dipikirkan menurut akal sehat, Sierra menyukai William, jadi seharusnya dia sangat membenci dirinya.

Tetapi saat ini dia tidak hanya tidak memusuhinya, malah bermaksud berteman dengannya, hal ini membuatnya mempunyai perasaan tidak enak.

Hanya saja sebelum dia berpikir lebih jauh, William sudah mengobrol dengan Sierra mengenai informasi apotek yang tadi dibicarakannya.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu