Wanita Pengganti Idaman William - Bab 169 Menemukan Rahasia

Bab 169 Menemukan Rahasia

Setelah asisten mengatakan ini, ia melihat Alexa dengan hati-hati.

“Nona, perlukah kami mengutus orang untuk mencari tahu?”

Mendengar pertanyaan ini, matanya sedikit menyipit.

“Tentu saja perlu, namun kamu jangan sampai ketahuan.”

Setelah mengatakannya ia melambaikan tangan kepada asisten untuk memberitahukan idenya.

Hanya melihatnya membisikkan beberapa kata disampingnya, asistennya hanya mengangguk.

“Aku mengerti, nona tenang saja.”

Alexa melihat situasi ini, berkata sambil tersenyum, “Pergi lah, jika kamu mendapatkan rahasia Jessy, aku akan memberikanmu imbalan yang besar!”

Asisten memberi hormat, berbalik lalu pergi.

Sementara Jeanne sama sekali tidak tahu Alexa sudah mengetahui gerakannya, dibawah tuntunan perawat, akhirnya ia tiba di ruang rawat khusus dimana ibunya dirawat.

Melihat wanita yang terbaring di ranjang pasien, namun wajahnya terlihat jauh lebih baik, tidak sepucat waktu itu, terlihat lebih merona, jika tidak tahu dia sakit, mungkin akan mengira ia hanya sedang tertidur.

Jeanne melihat kondisinya sekarang akhirnya bisa lebih tenang.

Kelihatannya ketika ibu menghentikan obatnya waktu itu sama sekali tidak mempengaruhi kesehatannya.

Setelah melihatnya sesaat, ia pergi mencari dokter yang menanganinya, ingin menanyakan kira-kira kapan ibunya bisa sadar.

“Kondisi pasien sekarang sedang dalam masa pemulihan, mengenai kapan bisa sadar, kami pun tidak bisa memastikannya, namun jika ada seseorang yang selalu mengajaknya bicara dan terus memanggilnya, kemungkinan besar bisa membuatnya lebih cepat sadar.” dokter tahu maksud dan tujuannya datang kemari, sehingga ia memberitahukan garis besar kondisi kesehatannya pada Jeanne.

Alis Jeanne mengkerut ketika mendengarnya.

Jika dulu ia memiliki banyak waktu untuk menemani ibunya, kini ia hanya bisa menengok ibunya jika diijinkan oleh Julian.

Dia berpikir untuk meminta Julian mengijinkannya menengok ibunya seminggu dua kali.

Dan ia sudah ada ide, setelah menanyakan hal apa saja yang harus diperhatikan, ia segera meningalkan kantor dokter lalu kembali ke kamar pasien.

Dia berdiri disamping ibunya yang terbaring dengan wajah tenang, menatapnya sambil merapikan anak rambut yang berantakan dengan lembut.

“Ma, kamu sudah tertidur begitu lama.”

“Ma, bukankah kamu ingin melihat putrimu ini bisa sukses didunia desain? Sekarang aku sudah mulai bekerja di perusahaan, dan beberapa karyaku yang dipamerkan diluar negri mendapat banyak pujian dari desainer ternama, bahkan mereka berencana mengajakku bekerja sama, apakah aku sudah cukup hebat?”

“Ma, aku sudah menepati apa yang aku janjikan padamu, kapan kamu akan menepati janjimu? Cepatlah bangun.”

……

Dia terus berbicara disamping ibunya, bahkan hal yang ia sembunyikan, karena waktu jenguk sudah hampir habis, ia pergi ke toilet untuk mengambil satu baskom air, mengelap sekujur tubuh ibunya.

“Nona, waktu jenguk sudah habis.”

Tepat saat ia selesai mengelap tubuh ibunya, perawat datang mengingatkannya.

Gerakan Jeanne terhenti ketika mendengarnya, tidak lama ia pun menjawab, “Aku mengerti, aku segera keluar.”

Setelah mengatakannya, ia membereskan sebentar, lalu keluar dari kamar pasien dengan hati berat.

Setelah ia keluar dari rumah sakit, baru berencana untuk pergi naik taksi.

Tepatnya saat ia sudah naik keatas taksi dan akan pergi, tanpa sengaja menyadari ada sebuah mobil yang cukup mencurigakan.

Sepertinya mobil tadi sudah ada saat ia tiba di rumah sakit, kenapa masih ada disini?

Ia menyadari ada yang tidak beres dengan mobil ini, lalu ia memberitahukan alamat tujuannya kepada supir taksi.

Ketika supir taksi menyalakan mobil dan berangkat, Jeanne melihat mobil itu juga ikut berangkat.

Dari rutenya kelihatannya satu arah dengannya.

Seketika Jeanne mengerti kalau ia sedang diikuti.

Mengingat hal ini, ia menjadi was-was dan panik.

Karena ia tidak tahu siapa yang mengutus mobil ini untuk membuntutinya.

Dan dia datang kerumah sakit, orang yang menyelidikinya pasti akan datang untuk mencari informasi, tidak boleh, ia tidak bisa membiarkan keberadaan ibunya diketahui orang lain.

Kalau tidak semua akan berakhir!

Dia berpikir sejenak, mengangkat telepon untuk menghubungi Julian.

Sekarang hanya ia yang bisa menyelesaikan masalah ini.

“Ada apa lagi?”

Telepon dengan cepat diangkat, Julian terlihat sebal mengangkat telepon dari Jeanne.

“Sepertinya aku dibuntuti orang, kemungkinan mereka akan memeriksa ke rumah sakit, sebaiknya kamu memberitahukan pihak rumah sakit untuk merahasiakan informasi ibuku, jangan sampai bocor ke orang lain.”

Mendengar ini wajah Julian semakin kesal.

“Benar-benar tidak becus melakukan apa-apa, pergi kerumah sakit saja bisa sampai dibuntuti orang lain!”

Dia memarahi Jeanne dengan kasar, meskipun Jeanne merasa sangat kesal, namun ia tidak bisa melawan.

Bagaimanapun masalah ini bisa terjadi karena ia tidak hati-hati.

Ketika ia ingin mengatakan sesuatu, Julian sudah tidak sabar.

“Baiklah, masalah ini aku bisa atur, kamu jangan sering-sering ke rumah sakit agar tidak dicurigai.”

Setelah selesai mengatakannya, tanpa menunggu balasan dari Jeanne, ia langsung mematikan teleponnya.

Pada saat yang bersamaan, di rumah sakit.

Tidak lama setelah Jeanne pergi, asisten keluarga Alexa berjalan kedepan meja resepsionis.

“Halo, barusan saya melihat wanita berbaju ungu, setinggi ini, dia datang kerumah sakit untuk menengok siapa atau datang memeriksa?”

“Maaf tuan, rumah sakit kami ada peraturan yang melarang kami membocorkan rahasia pribadi pasien.”

Asisten tetap tidak menyerah mendengar ucapannya.

“Aku tahu peraturan kalian, namun aku adalah temannya, kebetulan melihatnya disini, aku khawatir ia sakit namun tidak memberitahuku.”

Dia berbicara dengan nada sangat khawatir.

Namun ini malah membuat perawat menjadi curiga, tepat pada saat ini, kepala perawat datang.

“Yang anda maksud adalah nona langganan kami? Ia datang untuk menengok sepupunya.”

Mendengar ucapan ini asisten terlihat sedikit kecewa, dia mengira ada rahasia apa yang bisa ia dapatkan!

Setelah berpikir sejenak, ia mencari alasan untuk pergi lalu melaporkannya kepada Alexa.

Alexa mendengar ini hanya sebuah kesalahan, murka tidak terkira.

“Sampah, sampah!”

Dia memaki dengan sangat kasar, terutama mengingat kejadian tadi pagi juga gagal, kemarahannya benar-benar tidak dapat dibendung.

“Kelak sebaiknya kamu melaporkan hal yang benar-benar sudah jelas, atau aku akan mencurigai kemampuanmu dalam bekerja!”

Dia memperingatkan asisten ayahnya.

Asistennya merasa sangat sial, mana ia tahu Jeanne pergi ke rumah sakit dengan mengendap-endap, namun ia hanya pergi menengok sepupunya.

Karena sudah seperti ini, ia hanya bisa mengangguk, “Nona tenang saja, lain kali tidak akan terulang lagi.”

Disaat bersamaan, Jeanne juga mendapat informasi dari Julian.

“Masalah sudah diselesaikan, lain kali hati-hatilah jika ingin keluar rumah, aku tidak mau membereskan masalahmu setiap kali!”

Dia memperingatkan dengan nada dingin.

Jeanne hanya menjawab ‘em’, akhirnya ia bisa tenang.

Setelah Julian berpesan beberapa hal, ia langsung mematikan telepon.

Jeanne pulang dengan aman kerumah, melewati hari ini tanpa masalah.

Hari kedua, saat ia sedang membuat gambar sketsa dirumah, Santos meneleponnya.

“Nona Jessy, saya harus kembali ke kantor pusat.”

Mendengar ini, Jeanne merasa sedikit aneh.

“Kapan, kenapa aku tidak mendengar anda membicarakannya?”

“Pesawat sore ini, ini keputusan mendadak.”

Jeanne mengkerutkan alis, “Begitu, kalau begitu siang ini kita makanlah bersama, anggap saja untuk mengantar kepergian anda.”

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu