Wanita Pengganti Idaman William - Bab 166 Mengupayakan Segala Macam Cara

Bab 166 Mengupayakan Segala Macam Cara

Jeanne mendengar apa yang dikatakan Nyonya Thea, tidak mengatakan apa-apa. Setelah menyapa Dokter Jina, dia mengikutinya untuk melakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan pra-kehamilan, tidak lebih dari itu, akan segera berakhir.

Karena Dokter Jina tiba-tiba ada urusan mendadak dan dia tidak kembali ke kantor dokter bersamanya.

Tepat ketika dia menuju ke arah kantor dokter untuk mencari Nyonya Thea, malah melihat Nyonya Thea sedang telepon di ujung koridor.

Jeanne menuju kearah Nyonya Thea.

Nyonya Thea tidak tahu bahwa Jeanne telah datang. Dia sedang menelepon dan meyakinkan Alexa.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, tenang saja,tidak akan ada yang tahu tentang ini dan perempuan jalang itu tidak akan tahu bahwa bibimu yang memeriksanya. Selama kita memastikan bahwa dia tidak bisa hamil, bahkan jika orang tua itu menyukainya, mustahil mau melihat generasi keluarga terputus di tangan Jessy. "

Di telepon, Alexa mendengarkannya dengan penuh percaya diri, dan kekhawatirannya berangsur-angsur berkurang.

Bagaimanapun, kegagalannya yang beberapa kali sebelumnya telah membayangi dirinya.

"Aku juga berharap begitu."

Dia berkata, tanpa lupa memuji Nyonya Thea: "Terima kasih, Tante Thea, karena membantu aku dan maaf membuat kamu kehilangan banyak energi dan waktu."

Nyonya Thea merasa Alexa sekarang lebih percaya diri. Dia masih dekat dan manja juga dengan dirinya sendiri. Dia sangat puas dengan Alexa.

"Gak apa-apa, Setelah kamu menjadi menantu Tante, kamu bisa membalas dan berbakti kepadaku."

Dia menghibur dan Alexa tertawa malu-malu.

Suasananya harmonis layaknya sebagai ibu mertua dan menantu,membuat Jeanne mencibir.

Jelas, pemeriksaan ini sengaja diatur untuknya agar memberi ruang bagi Alexa.

Adapun laporan pemeriksaan, menilai dari percakapan mereka sekarang, pasti akan ditulis tidak bisa hamil.

Heh, mereka melakukan dan mengupayakan segala macam cara untuk menyingkirkannya!

Dia memikirkannya dan mencibir di dalam hatinya.

Tetap saja, dia berpura-pura tidak mendengar apa-apa dan berdiri di kejauhan dan berteriak, "Ma, aku sudah selesai."

Ketika Nyonya Thea mendengar suaranya dan langsung terkejut, dia jadi tidak tahu apa yang dia katakan kepada Alexa di telepon. Dia hanya menutup telepon tanpa sadar dan berjalan ke arahnya.

"Semuanya sudah diperiksa?"

Jeanne pura-pura tidak tahu apa pun. Dia mengangguk dan berkata, "Aku sudah menjalani pemeriksaan, tetapi laporannya belum keluar."

Nyonya Thea mendengarkan dan melambai dengan acuh tak acuh.

"Aku akan meminta mereka mengirim laporan ke rumah. Sekarang setelah setelah pemeriksaan selesai, mari kita pulang."

Nyonya Thea melangkah pergi duluan.

Jeanne memandang bayangan kepergiannya, bibir tipisnya sedikit terangkat, tidak mengatakan apa-apa dan mengikuti di belakang.

Mereka kembali ke rumah tanpa mengatakan apa-apa.

"Ma, kalau tidak ada yang lain, aku akan kembali dulu."

Setelah turun, Jeanne mengucapkan selamat tinggal kepada Nyonya Thea.

Nyonya Thea tidak mau melihatnya. Jika bukan karena pemeriksaan, dia tidak akan memanggil orang yang dibencinya ini ke depannya.

"Pergilah."

Dia melambaikan tangan dengan tidak sabar dan Jeanne menganggukkan kepalanya dan melangkah pergi.

Ketika Jeanne kembali ke rumah baru, dia berencana untuk beristirahat dengan baik-baik. Ponsel di sebelahnya berdering.

Dia menatap telepon, J ulian yang menelepon dan mata Jeanne sedikit mengernyit.

Berdasarkan situasi sekarang, krisis perusahaan Julian telah berlalu, dan sekarang bukan waktunya dia melapor ke Julian, buat apa dia meneleponku?

Jeanne ingin mencari tahu apa maunya, akhirnya menjawab telepon.

"Ada apa?"

“Aku mendengar bahwa kamu keluar dengan Nyonya Thea hari ini. Apa yang kalian lakukan?”

Jeanne mendengar ini dan matanya bersinar karena terkejut.

Tanpa diduga, sumber berita orang ini cukup hebat dalam mendapatkan informasi.

Ketika dia memikirkannya, matanya terasa berat, dan jelas bahwa pria itu sedang mengawasinya.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya pergi ke rumah sakit."

Jawabannya yang acuh tak acuh membuat Julian kaget.

"Kenapa kamu bisa ke rumah sakit? Ada apa?"

Jeanne melihatnya akan bertanya terus sebelum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Dia terpikir rencana Nyonya Thea di rumah sakit tadi dan berencana memberi tahu Julian apa yang dia dengar tadi.

Bagaimanapun, pria ini memaksa dia harus tinggal di rumah keluarga Sunarya dan membiarkannya menyelesaikan masalahnya.

"Ini karena dalam dua bulan ini aku belum hamil, Nyonya Thea bermaksud menggunakan alasan aku tidak bisa hamil dan berniat menjadikan alasan ini untuk mengusirku."

Jeanne berhenti sejenak lalu melanjutkan. "Hari ini dia membawaku untuk melakukan pemeriksaan,itu hanya alasan yang akan dipakai untuk bisa membuat keributan besar berikutnya. Kemudian dia akan memaksaku untuk bercerai dengan William sehingga William bisa menikahi Alexa."

Julian mendengarkan kata-katanya dan tidak bisa menahan senyum dinginnya.

"Perhitungan orang ini sangat rapi juga, ingin menginjak keluargaku, tetapi juga tergantung pada apakah aku setuju atau tidak, apa nama rumah sakit itu?"

Jeanne mendengar bahwa Julian akan campur tangan dalam masalah ini.

"Rumah sakit Siloam, sebuah rumah sakit swasta."

Dia berkata, mengingat identitas dokter itu, dan mengingatkannya, "Ngomong-ngomong, dokter yang memeriksaku adalah bibinya Alexa. Jika kamu ingin melakukan sesuatu, lebih baik jangan sama dokter itu."

Julian menyipitkan mata dan bergumam, "Aku mengerti. Aku akan menangani ini. Kamu juga harus memperhatikannya. Jangan biarkan orang-orang mendapatkan kesalahanmu atau terungkap identitasmu yang sebenarnya."

Jeanne mendengarkan peringatannya, tiba-tiba merasa sangat lelah.

Ini seperti permainan drama sinetron setiap hari.

Jeanne hanya bergumam pendek dan terpikir bahwa dia sudah lama tidak mengunjungi ibunya, dia tidak bisa tidak menyebutkannya.

"Aku ingin melihat ibuku."

Julian mengerutkan kening dan menolak tanpa berpikir panjang.

"Ini bukan waktu yang tepat. Aku akan membicarakannya lagi dalam beberapa hari."

Jeanne merasa bahwa Julian sengaja menolak untuk tidak membiarkannya pergi.

"Kenapa bukan waktunya? Jangan lupa, dulu aku pernah bilang kalau ingin melihat ibuku. Kamu tidak bisa menghentikanku.”

Julian tiba-tiba menjadi tidak sabar.

"Memang benar begitu, tetapi apakah situasi saat ini cocok bagi kamu untuk bertemu ibumu? Apakah kamu mau bertanggung jawab atas konsekuensinya kalau sampai ketahuan orang-orang keluarga Sunarya?

Dia memberi peringatan keras dan Jeanne hanya bisa menggigit bibirnya.

"Aku bertanggung jawab untuk diriku sendiri."

Ketika dia selesai mengatakan itu, dia mendengar suara keras di telepon.

Mengetahui bahwa itu adalah tanda kemarahan Julian, dia cepat-cepat berkata, "Sebelumnya kamu pernah menghentikan obat untuk ibuku, aku mau melihat situasi ibuku saat ini. Siapa yang tahu jika kamu telah merawat ibuku dengan baik atau tidak?"

Suara Julian tercekat. Jelas, Jeanne bertekad untuk pergi melihat ibunya.

Dia tahu bahwa jika dia menghalanginya, wanita itu mungkin akan berpikir yang bukan-bukan, yang akan membahayakan kendalinya saat ini.

"Ya, aku akan mengatur agar kamu bisa bertemu."

Dia akhirnya setuju.

Jeanne menghela nafas lega dan berkata, "Aku harap bisa melihat ibuku dalam waktu dekat. Jangan biarkan aku menunggu terlalu lama."

Julian berkata dengan dingin bahwa dia tahu, dan kemudian menutup telepon secara langsung.

Jeanne menatap ponselnya, cemberut, tetapi tidak peduli.

Julian, setelah menutup telepon, segera memanggil asistennya untuk mengatur urusan di rumah sakit itu.

Hal ini tidak bisa menunggu. Itu harus segera ditangani.

"Sekarang kamu pergi ke Rumah Sakit Siloam."

Dia memberi asistennya cek dan memberi tahu apa yang dia inginkan.

Meskipun asisten terkejut setelah mendengar ini, dia juga sudah sangat kenal dengan watak Julian, dia juga tahu banyak hal juga. Dia tidak banyak bertanya saat ini, tetapi segera pergi dengan membawa cek itu.

Saat dia pergi, Julian sedang duduk di kursi kantornya dalam keadaan waspada.

Nyonya Muda keluarga Sunarya, adalah milik Jessy dan keluargaku, Tidak ada yang bisa merebutnya!

Ketika dia memikirkannya, dia langsung terpikir Jessy yang berada di luar negeri dan jauh dari rumah.

Ketika dia akan menelepon Jessy untuk menanyakan situasi terakhir, telepon berdering lagi.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu