Wanita Pengganti Idaman William - Bab 266 Membuntuti (1)

Jeanne dan Martha Claus membicarakan banyak hal.

Dia mendapatkan banyak pengalaman dari Martha Claus

Dia juga minum cukup banyak.

Setelah pertemuan berakhir, Jeanne sudah dalam kondisi setengah mabuk, dia berjalan dengan terhuyung-huyung.

"Senior Martha, sampai jumpa."

Dia mengucapkan selamat tinggal kepada Martha Claus dengan sedikit mabuk.

Santos berdiri di sampingnya sambil memapahnya, dia mengangguk kepada Martha Claus dengan tidak berdaya, setelah itu segera membawanya pergi dari sana.

Hanya saja ingin membawanya pergi dari sana bukanlah sesuatu hal yang mudah.

Dulu dia pernah bilang kalau Jeanne yang sedang mabuk sangat susah diatur.

"Kamu siapa, mau membawaku ke mana?"

Jeanne sudah mabuk sampai-sampai dia sudah tidak mengenali Santos, dia memukul tangan Santos yang sedang memeganginya, sambil menatapnya dengan waspada.

Santos seketika merasa tidak tahu harus tertawa atau menangis.

Dia tidak menyangka kalau saat Jeanne mabuk, dia bisa begitu sulit diatur seperti ini.

"Aku adalah temanmu, Santos."

Dia menjawabnya sambil tertawa, Jeanne mengedipkan matanya, lalu tertegun menatapnya.

"Oh, aku sudah ingat, Santos, pria tampan blasteran itu."

Dia berkata sambil terhuyung-huyung, dalam seketika dia melepaskan kewaspadaannya, lalu dia mengulurkan tangannya dan berpose bagaikan ratu : "Jalan, Santos, bawa aku kembali."

Saat Santos melihatnya seperti ini, dia tertawa dan maju menghampirinya, dia berencana untuk memapahnya kembali terlebih dahulu.

Tidak diduga, saat dia baru saja berjalan mendekat, dia mendengar suara hembusan nafas.

Ternyata Jeanne tertidur sambil berdiri begitu saja!

Santos seketika tidak dapat menahan tawanya lagi, dia tertawa dengan keras.

Tetapi dia tetap membawa Jeanne pulang dari tempat pertemuan.

Hanya saja dia tidak mengantar Jeanne kembali ke hotel, tetapi dia membawanya ke apartemennya.

Biar bagaimanapun Jeanne mabuk sampai seperti ini, dia tidak tenang meninggalkannya di hotel seorang diri.

Saat dia sudah sampai di apartemen, dia menaruhnya di kamar tamu, dia dengan penuh perhatian membantunya melepaskan sepatu dan menyelimutinya, setelah itu baru meninggalkan kamar pelan-pelan.

Sedangkan Jeanne sama sekali tidak tahu mengenai hal ini, dia tidur dengan sangat nyenyak.

Setelah Santos pergi dari sana, dia langsung kembali ke kamarnya dan mandi.

Tidak lama kemudian, dia keluar dengan mengenakan jubah tidur, tiba-tiba dia teringat kalau malam ini Jeanne menginap di sini, besok pagi dia tidak memiliki baju bersih, jadi dia menelepon asistennya untuk pergi ke hotel dan membereskan koper Jeanne serta membawanya kemari.

Asistennya menerima perintahnya lalu segera pergi ke hotel.

Setelah dia mengendarai mobilnya sampai di depan hotel, dia langsung ke kamar yang ditempati oleh Jeanne.

Di dalam kamar, tidak terlalu banyak barang yang dikeluarkan dari dalam koper Jeanne, jadi hanya butuh dirapikan sebentar saja, sudah langsung bisa dibawa pergi.

Jadi tidak sampai 10 menit, dia sudah membawa kopernya keluar dari dalam kamar.

Hanya saja saat dia keluar dari dalam lift, dia merasakan bahwa ada beberapa pasang mata yang diarahkan kepadanya.

Dia dengan tenang memandang ke sekeliling lobby hotel, lalu dia menyadari di area peristirahatan, di pintu depan dan juga di dekat pintu exit ada orang-orang yang mencurigakan sedang berlalu-lalang.

Meskipun mereka berpura-pura bersikap biasa-biasa saja, tetapi asisten masih bisa merasakan kalau mereka semua sedang menatapnya.

Begitu dia memikirkannya, dia tanpa sadar gemetar ketakutan.

Dia berusaha menahan ketegangan yang dirasakannya dan dengan tenang membawa koper sambil keluar dari dalam hotel, setelah itu dia segera naik ke mobil.

Begitu orang-orang yang mengawasi dia melihat hal ini, mereka langsung saling melihat, saling berkomunikasi tanpa suara.

Tidak lama kemudian, terlihat beberapa mobil muncul dari persimpangan jalan dan membuntuti mobil yang dikendarai oleh asisten.

Meskipun asisten sedang menyetir mobilnya, tetapi perhatiannya juga terbagi dengan terus memperhatikan orang-orang yang mencurigakan itu.

Setelah itu dia menyadari kalau ada beberapa mobil yang membuntuti mobilnya, dalam sepersekian detik, raut wajahnya berubah menjadi semakin serius.

Dia tidak melalui jalan yang biasanya dia lalui untuk mencari Santos, melainkan dengan pintar membawa orang-orang itu berputar-putar di pusat kota Milan, dia melihat bahwa orang-orang yang membuntutinya mulai curiga.

"Apakah orang ini sudah menyadari keberadaan kita?"

"Tidak peduli dia menyadarinya atau tidak, jangan biarkan dia kabur, jika tidak bos tidak akan mengampuni kita."

Suara berat pemimpinya terdengar memberi perintah, wajahnya terlihat kejam.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu