Wanita Pengganti Idaman William - Bab 360 Hanya Seorang Wanita

Hans mengerti maksud dari Presdirnya itu, setelah mengakhiri pembicaraan di telepon, ia segera mengatur. Malam itu, orang-orang dari kelompok mereka beserta polisi mundur meninggalkan lokasi. Setelah mereka pergi, di arah Timur, sudut dari semak belukar terlihat bayangan beberapa orang. "Bos, mereka sudah pergi." Mereka mengamati dengan lama, dengan menghilangkan jejak mereka kembali ke tempat persembunyian dan menyampaikan laporannya itu kepada Tiansa. "Apakah kita pergi sekarang?" Beberapa bawahannya bertanya. Tiansa melihat ke arah lereng gunung yang gelap, matanya menyipit dan ia berkata dengan nada yang rendah : "kemungkinan kemunduran mereka itu adalah jebakan, kita pantau lagi 2 hari." Bawahannya sependapat.

Melihat keadaan demikian, Tiansa membalikkan badan dan duduk di tempat kosong, ia mengeluarkan HP nya dan menghubungi tuannya yaitu Musa. Musa yang tidak mendapatkan kabar berita, merasakan firasat yang buruk. Ia memutuskan untuk tidak lagi menunggu telepon dari Tiansa, langsung panggilan dari Tiansa masuk, tanpa berpikir panjang lagi ia segera menjawab panggilan tersebut.

"Bagaimana ini? Bukankah aku minta agar orangnya dibawa pulang? mengapa dalam batas waktu yang ditentukan masih belum kelihatan orangnya?"

Ketika panggilan ini terhubung, ia berteriak seperti ledakan bom, membuat wajah Tiansa terlihat lebih berat.

"Kamu telah memberikan informasi yang salah, mereka bukanlah orang kaya biasa, sekarang kami semua terperangkap di atas gunung, sesuai dengan kontrak, kamu harus membayar ganti rugi dan mengeluarkan kami meninggalkan perangkap ini." Mendengar perkataan ini, Musa menjadi emosi. Dan juga mengumpat mereka adalah sekelompok orang yang tidak berguna, seorang wanita saja tidak bisa dibereskan. Walau demikian, mau tidak mau ia juga harus memenuhi permintaan dari Tiansa tersebut. Karena kenyataannya memang ia telah memberikan informasi yang tidak tepat, dan juga jika sekelompok orang yang dia bayar ini salah satunya mengalami masalah maka ia harus mengganti rugi dalam jumlah yang besar.

Jika sandera berhasil ditangkap, maka ia akan membayar ganti rugi ini dengan sukarela. Namun masalahnya, sekelompok orang yang dia bayar ini masih belum mendapatkan orang yang ingin ditangkap. Ini adalah sebuah transaksi yang sangat merugikan sepihak.

"Baiklah, aku mengerti, aku akan mengutus orang untuk ke sana, jika mereka sudah tiba, carilah kesempatan untuk turun gunung dan bergabung bersama mereka."

Tiansa mengiyakan dengan nada dingin dan kemudian mengakhiri panggilan.

Satu hari berlalu. Di lereng gunung tidak terlihat tanda atau gerakan apapun. Tiansa mengutus bawahannya untuk mengamati keadaan, dan tidak menemukan gerakan atau situasi yang mencurigakan. Ketika ia sedang memastikan apakah orang utusan dari William benar-benar telah mundur, ia mendapatkan panggilan telepon dari orang yang akan menjemput mereka pulang.

"Kami sedang berada di jalan tol arah Timur dalam jarak 3 km, setengah jam lagi kami akan tiba, bersiap-siaplah untuk turun."

Tiansa menganggukkan kepala, mengakhiri panggilan, tanpa ragu ia mengajak bawahannya untuk turun bersama. Saat mereka mulai bergerak, para mata-mata dari Hans menemukan jejak mereka.

"Asisten Hans, mereka sudah mulai bergerak."

Mendengar demikian, Hans memantau dengan teropong.

"Sesuai dengan perintah Presdir, kita akan menangkap mereka setelah mereka turun."

Setelah memastikan mereka adalah sasaran yang akan ditangkap, Hans mulai memberi instruksi. Tiansa tidak menyadari bahwa gerak-geriknya telah dibaca oleh orang lain.

Setelah tiba di lereng gunung, mereka berencana akan membersihkan diri terlebih dahulu. Karena sudah beberapa hari diatas gunung, mereka kelihatan sangat lusuh. Namun belum sempat ia tiba di penginapan, mereka telah dihadang dan dikelilingi sekelompok orang.

"Bos, ini buruk, ada jebakan."

Belasan orang yang saling memunggungi melihat Hans dan kelompoknya. Tiansa merasa tidak senang.

Jelas bahwa sejak awal mereka sedang menunggu Tiansa dan sekelompok orangnya untuk masuk ke perangkap, hanya saja menunggu siapa yang lebih bertahan dalam menunggu.

"Serang!"

Perintah ia lontarkan tanpa berpikir panjang, sekelompok orangnya yang mendengar arahan tersebut, lalu mulai beradu dengan kelompok orang dari Hans. Berhubung mereka sudah beberapa hari di atas gunung, senjata yang dibawa sudah berkarat dan tidak bisa digunakan dengan maksimal, ditambah lagi senjata dari kelompok Hans yang lengkap, bukan lawan bagi mereka. Dalam waktu singkat, keadaan mereka menjadi terpuruk. Tiansa yang melihat keadaan ini, semakin terdesak, terutama setelah melihat beberapa bawahannya yang kekuatannya telah dilumpuhkan lawan. Di waktu yang bersamaan, terdengar suara sekelompok mobil. Melihat keadaan ini, wajah Tiansa memancarkan kegembiraan. Karena ia terpikir orang yang akan datang menjemput mereka.

Sebaliknya ekspresi wajah Hans berubah menjadi serius ketika melihat kedatangan sekelompok mobil beserta orang-orangnya. Orang-orang yang akan datang memberikan bantuan tersebut, melihat keadaan langsung terjun dan bergabung dalam medan perlawanan ini. Karena tugas mereka adalah menyelamatkan orang bayaran tersebut. Setelah mereka bergabung, yang seharusnya mereka akan dikalahkan, suasana justru berbalik arah. Kelompok dari Tiansa kembali melawan.

Hans melihat suasana yang tidak bersahabat ini, segera mengarahkan bawahan yang lainnya untuk memberikan bantuan.

Keduanya bertarung dalam waktu lebih dari satu jam. Dengan mengandalkan jumlah personil yang lebih banyak, Hans memenangkan pertarungan. Tiansa dan kelompoknya kemudian ditangkap. Hans membawa mereka ke ibukota, setelah diamankan, barulah ia memberikan laporan kepada William.

"Presdir, orangnya sudah ditangkap, apa langkah selanjutnya?"

Mendengar laporan ini, mata William berbinar : "Diinterogasi dulu, nanti aku menyusul." Hans melaksanakan arahan tersebut.

Setelah mengakhir pembicaraan telepon, William kembali ke kamar pasien.

"Jessy, aku mau menyelesaikan masalah dulu di luar, jika aku belum kembali, kamu istirahat saja dulu, dan kalau ada keperluan minta saja bantuan dengan Moli atau hubungi aku."

Dia tidak menjelaskan persoalan tentang penangkapan orang, karena ingin memastikan dulu perkaranya. Jeanne menganggukkan kepala :"Pergilah, hati-hati di jalan, jangan sampai kecapekan."

William mengangguk dan kemudian pergi.

Setelah keluar dari kamar pasien, ia menemui Moli yang menjaga di luar kamar dan berpesan : "Jaga nyonya muda dengan baik."

Walaupun tidak berkenan, Moli hanya bisa menjalankan arahan.

William mengemudi meninggalkan rumah sakit dan menemui Hans.

Setengah jam kemudian, William tiba di sebuah rumah yang atas nama ia pribadi.

"Presdir."

Hans mendapat berita kedatangan William, ia sudah menunggunya di depan pintu, setelah bertemu, ia segera memberikan sapaan.

"Di mana orangnya dikurung? Bagaimana hasil interogasi tadi?"

Setelah bertemu Hans, William segera menanyakan hasilnya.

"Mereka tidak mau mengungkapkan apapun, tetapi bisa dipastikan bahwa yang menangkap nyonya muda kemarin adalah orang kelompok orang yang berkuasa di internasional.”

Hans menjawab sesuai dengan kenyataan yang ada. William menundukkan wajahnya. Dia tidak mengatakan apapun, tetapi ia berjalan menuju ruangan tempat dikurungnya kelompok Tiansa. Di sana Tiansa dan lainnya masih sedang diinterogasi. William yang berdiri di depan pintu, menatap dengan lama, namun mereka tidak mengungkapkan satu katapun tentang dalang atau pun tentang rencana lainnya.

"Biarlah, tidak usah ditanya lagi, kurung saja mereka."

Setelah sekian lama, William menyerah dan tidak ingin bertanya lagi.

Lagipula dia sudah mengetahui siapa dalang sesungguhnya dibalik semua ini. Menangkap orang-orang ini hanya saja ingin mengetahui apa langkah rencana mereka selanjutnya.

"Bagaimana keadaan perusahaan JK sekarang?" Sambil bertanya, ia sambil menuju ke ruang bacanya.

JK adalah perusahaan yang mengatasnamakan Musa, Hans yang mendapatkan informasi terbaru, lalu memberi laporan: "Saat ini mereka masih dalam keadaan kacau, operasionalnya dihentikan karena ada pemeriksaan, beberapa hasil produk dikabarkan memiliki masalah serius, terutama di pabrik obat yang merupakan sumber utama perekonomiannya itu, diperiksa dengan ketat."

William yang mendengarkan laporan ini, kedua alisnya mengerut.

saat ini, bahaya sudah dilewati, maka sudah waktunya ia membuat perhitungan dengan pria tersebut. apalagi ketika ia terpikir Jessy yang masih terbaring terluka.

Jika tidak ia kuliti pria tersebut, ia akan merasakan perasaan bersalah yang mendalam terhadap Jessy.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu