Wanita Pengganti Idaman William - Bab 516 Jangan Datang Mengusik Lagi

Willy terlihat Jeanne jadi sangat marah, matanya berkedip, menyimpan kembali raut muka yang bercanda itu, menghibur berkata, “Baik, jangan marah lagi, nanti kalau aku sudah mengantarmu pulang, aku tidak mengikutimu lagi ok?”

Jeanne terus memandang tajam Willy, dia mengerti jelas, walau dia menolak, pria ini juga pasti akan bertindak semaunya saja.

“Ingat perkataanmu, nanti kalau aku sudah sampai di rumah, jangan datang mengusik lagi!”

Terakhir Jeanne masih tidak tahan dan menambah sepatah, “Adalagi, aku tidak perlu kamu balas budi, waktu itu aku menolongmu hanya kebetulan saja.”

Setelah dia selesai berkata, juga tidak peduli Willy lagi membalikkan badan dan berjalan menuju apartemen.

Setelah berapa menit, sampai di apartemen.

Ujung mata Jeanne menyoroti Willy di belakang, juga tidak langsung naik ke atas, “Aku sudah sampai, apa sekarang kamu sudah boleh pergi?”

Willy terlihat bahwa Jeanne tidak sabar, tersenyum dengan tidak senang, “Kamu ini gadis kecil tak tahu diuntung.”

Jeanne memandang tajam pria itu dan tak berbicara, tapi maksud mengantar tamu pulang sangat jelas.

Willy merasakan bahwa Jeanne sudah berteguh hati tidak ingin berhubungan dengannya, menggoyangkan mulut, terakhir juga tidak berkata apapun, membalikkan badan dan pergi.

Jeanne jadi lega, dia takut sekali pria ini sama seperti waktu di rumah sewaan sebelumnya, tidak tahu malu mengusiknya.

Di apartemen dia beristirahat sejenak, memasukkan sup penambah stamina ibunya ke kotak makanan tahan panas, lalu segera pergi ke rumah sakit.

Tidak disangka, baru saja dia sampai di depan pintu kamar pasien, kedengaran suara tawa ibunya dari dalam sana, samar-samar juga terdengar suara seorang pria.

Dengan curiga mendorong pintu dan berjalan masuk, lalu terlihat Willy duduk di samping ranjang ibunya berbicang dan bercanda, wanita itu jadi terdiam.

“Jeanne sudah datang, temanmu ini sengaja dari dalam negeri datang untuk menjengukmu.”

Ibu Jeanne terlihat Jeanne sudah datang, tersenyum dan melambaikan tangan padanya.

Jeanne tersadar kembali, dia menarik ujung bibir berjalan ke ibunya, mata tajam seperti pisau tak berhenti menyoroti Willy.

“Kenapa kamu bisa ada di sini?” Dia bertanya tanpa bersuara.

“Kamu tidak memperbolehkan aku mengikutimu, aku ke sini saja melihat tante, tante sepertinya sangat menyukaiku.”

Willy tersenyum dengan puas, ekspresi muka yang minta dipukul itu membuat Jeanne ingin sekali menamparnya.

Sesaat, pandangan mata dua orang bertarung di udara, percikan api berterbangan ke seluruh penjuru.

Ibu Jeanne sama sekali tidak merasakan, berpesan ke Jeanne: “Jeanne, tadi Willy bilang dia pertama kali datang ke negara I, sore nanti tidak ada kegiatan di rumah sakit, kamu bawa Willy pergi jalan-jalan, jangan sampai mengecewakan orang sudah dari tempat yang jauh datang menjengukmu.”

“Ma….”

Secara reflek Jeanne ingin menolak, terakhir belum selesai berkata, langsung saja dipotong oleh Willy, “Terima kasih tante, kebetulan sekali aku memang sedang bingung di tempat asing, tidak tahu mau jalan-jalan ke mana, keluargaku tahu kali ini aku pergi ke luar negeri, juga memesan tidak sedikit barang oleh-oleh untuk dibawa pulang.”

Jeanne melihat pria itu pandai sekali berbohong, mukanya jadi memerah dan sesak nafas, kesal sekali.

Tapi dia juga tidak bisa menolak usulan ibunya, hanya bisa dengan tidak rela membawa Willy pergi meninggalkan rumah sakit.

……

Di dalam negeri, rumah sakit milik keluarga Sunarya.

Setelah 3 hari pengamatan di rumah sakit, dokter yang menangani anak itu memastikan sudah sembuh total, Jessy membawa anak itu pulang ke rumah keluarga Gunarta.

Dia baru saja selesai membereskan anak, langsung pengurus rumah melapor, “Nona besar, William sudah datang.”

Gerakan Jessy menyelimuti anak jadi terhenti, alis mengerut, tidak mengerti berkata: “Untuk apa dia datang?”

“Katanya mau menjemput nona pulang, tuan besar sudah menyambutnya di bawah.” Pengurus rumah menyampaikan apa yang dia ketahui.

“Ok, beritahu mereka setelah ganti pakaian aku akan turun.”

Jessy mengangguk, menidurkan anak dengan baik, balik badan kembali ke kamar untuk mengganti pakaian dan turun.

Di ruang tamu di bawah, Julian dan William basa-basi berbincang.

Kebanyakan Julian yang berbicara, terkadang saja William membalas dengan dingin satu kata.

William menyadari keberadaan Jessy, mata hitamnya dengan erat memandang Jessy.

Tanpa persiapan Jessy masuk begitu saja ke dalam sorotan mata William yang dalam tak berujung itu, dia langsung terdiam di tempat, setelah beberapa saat baru perlahan sadar kembali.

“Kenapa kamu bisa datang?”

Dengan alis mengerut membuka pembicaraan, dalam hati ada perasaan resah dan rumit yang tak bisa terungkap.

Tidak bisa dipungkiri bahwa William adalah pria yang paling unggul yang pernah dia jumpai selain Brian, kalau tidak juga tidak akan bisa jadi pasangan impian semua gadis terhormat sekota bahkan satu negara.

Meski dia sudah memiliki Brian, juga tidak berminat terhadap William, tapi ini juga tidak berarti dia tidak menikmati perasaan hebat karena dapat menaklukan William yang merupakan pria unggulan ini.

Namun yang membuat dia resah juga karena ini, dia menikmati perasaan William terhadapnya, tapi di dalam hatinya mengerti, perasaan William terhadap dia sebetulnya itu perasaan terhadap Jeanne orang yang tak berguna itu.

Berpikir sampai di sini, ekspresi wajah Jessy jadi mendingin lagi.

William merasakan semua perubahan Jessy, dia agak mengerutkan alis, menahan perasaan aneh yang ada di hati, berkata, “Aku datang untuk menjemputmu pulang.”

Jessy berpikir sebentar, tidak menolak, “Baik, kamu tunggu sebentar, aku naik ke atas membereskan beberapa barang dulu.”

Belasan menit kemudian, berdua keluar dari rumah keluarga Gunarta.

Di jalan, Jessy perlahan menyadari bahwa mobil dikemudikan bukan ke arah rumah keluarga Sunarya.

“Ini bukan jalan pulang ke rumah.”

Wanita itu agak mengerutkan alis melihat ke William yang mengemudi.

“Iya, tidak pulang dulu, kita pergi makan dulu.”

William menjawab dengan suara kecil, mengemudikan mobil masuk ke tempat parkir basemen sebuah restoran kelas atas.

Setelah mobil diparkir dengan baik, dia membuka pintu dan turun dari mobil, berjalan dengan elegan ke depan pintu mobil untuk Jessy, membukakan pintu untuk wanita itu dengan gerakan mempersilahkan.

Jessy menyoroti William sebentar dengan cepat, terakhir pandangan matanya terjatuh di telapak tangan William yang putih dan langsing, menyipitkan mata, namun juga tak peduli, langsung mengabaikan dan turun mobil dari samping.

Melihat tangan yang kosong William, alis William mengerut.

Tidak tahu kenapa dia merasa beberapa hari ini emosi Jessy semakin tinggi saja, berbeda sekali dengan sifatnya yang dulu.

Tidak pernah menyangka Jessy yang ini bukan Jessy yang itu.

Keduanya naik lift masuk ke restoran.

“Tuan William, meja yang anda pesan sudah disiapkan, sini silahkan.”

Pelayan penyambut tamu kenal status William, dengan hormat membawa jalan.

Tidak berapa lama, pelayan membawa keduanya masuk ke dalam kamar VIP.

Baru saja Jessy dan William duduk dengan baik, langsung ada pelayan yang menghidangkan makanan.

Makanan ini semua adalah makanan yang selalu disukai oleh “Jessy” dulu, tawar, sama sekali dua macam rasa yang berbeda dengan Jessy yang menyukai makanan lebih pedas dan asin.

Tapi Jessy juga tidak menampilkan keluar, sekarang ini dia juga sedang masa menyusui, memang makan yang tawar, tunggu setelah nanti dia tidak perlu menyusui lagi, dia akan perlahan memperbaiki hal-hal yang tidak sesuai dengan wataknya ini.

Saat makan, William merasa makannya sudah hampir selesai, tiba-tiba meletakkan sumpit, berencana diskusi dengan baik bersama Jessy.

“Beberapa hari ini kamu tidak ada, aku sudah berpikir dengan baik, mengenai mamaku memberimu obat itu, aku yang tidak menyelesaikan dengan tepat, tidak seharusnya menyembunyikannya darimu, maaf.”

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu