Wanita Pengganti Idaman William - Bab 455 Tidak Akan Melepaskannya

Dua hari berikutnya hari-hari berlalu begitu tenang.

Hasil pemeriksaan pihak Jessy juga sudah membuahkan hasil.

Mereka sudah memastikan kalau kerjasama yang terjalin berhubungan dengan kantor pusat.

Dan karena itu, Jessy mengutus perwakilan mereka untuk membahas waktu untuk melakukan tanda tangan kontrak secara resmi dengan William.

Setelah Hans menentukan waktuya, ia langsung melapor kepada William.

“Presdir, waktu tanda tangan resmi sudah di tentukan, lusa di Hotel De Fulan.”

Mendengar ini, gerakan tangan William langsung terhenti.

Dia mengingat kejadian yang pernah terjadi sebelumnya, ia tersenyum dingin sambil berkata dengan tegas : “Ketika saatnya tiba utus orang kita untuk kesana, jika mereka tidak senang, batalkan saja kerja sama, suruh orang kita segera pulang.”

Hans sempat terheran, namun ia tidak terpikirkan untuk menggabung kejadian sebelumnya ketika disana dengan kejadian kali ini, meskipun ia merasa permintaan presdirnya agak aneh, namun ia tidak banyak bertanya, berbalik dan langsung mengaturnya.

Ketika hari tanda tangan resmi tiba, pihak Sunarya Group meminta manager pemasarannya untuk pergi menandatangani kontrak.

Ketika manager pemasaran tiba di hotel, orang pihak Yansen sama sekali tidak datang.

Awalnya, ia tidak mempermasalahkan, karena waktu yang dijanjikan belum tiba.

Namun seiring berjalannya waktu, waktu untuk tanda tangan kontrak sudah lewat 30 menit, namun perwakilan dari pihak Yansen tidak juga muncul.

“Ada apa ini, Herman, coba kamu telepon dan tanyakan pada Asisten Hans.”

Manager pemasaran berkata pada asisten yang berada disampingnya sambil mengkerutkan alis.

Ketika asistennya hendak menelepon, pintu ruang rapat terbuka.

“Maaf, kami terlambat.”

Meskipun orang yang masuk mengucapkan maaf, namun diwajahnya sama sekali tidak ada tampang bersalah, bahkan terlihat begitu angkuh.

Jika Hans yang berada disini, dia pasti akan langsung mengenali orang itu karena orang yang datang merupakan orang yang waktu itu bertemu dengan William, Musro Hasto..

Tentu saja hari ini ia terlambat karena disengaja.

Tadinya dia sudah merasa tidak senang karena hari itu dipermalukan oleh William, lalu ketika kembali masih dimarahi habis-habisan oleh Bosnya, dan ini membuat rasa sebalnya pada William semakin meningkat, namun tentu saja yang paing ia benci adalah Jessy.

Hanya saja tidak mungkin ia membalas wanita itu, sehingga ia hanya bisa mencari masalah dengan William, ia mulai mengumpulkan dendam untuk membalas William, namun siapa yang menyangka yang muncul diruang rapat hari ini bukan William.

“Siapa anda? Dimana William?”

Ketika itu ia menatap manager pemasaran dengan wajah begitu kesal.

Manager pemasaran tercengang mendengar ucapannya, ketika ia menyadari maksud orang ini, ia menjelaskan dengan alis mengkerut : “Maaf, Presdir kami masih ada urusan sehingga tidak keburu untuk datang, beliau sengaja mengutus saya datang untuk menyelesaikan masalah tanda tangan kontrak.”

Siapa sangka begitu ucapan ini dikatakan, terdengar suara tawa Musro dengan nada panuh cibiran : “Kamu? Kamu pikir siapa dirimu sehingga pantas untuk menyelesaikan kontrak ini denganku?”

Manager pemasaran belum pernah bertemu dengan orang seangkuh in ketika menandatangani kontrak.

Wajahnya seketika berubah menjadi tegas, ia manatap Musro dengan ekspresi dingin.

Musro berlagak seolah tidak tahu, lalu lanjut berkata dengan sombongnya : “Jika kalian ingin menandatangani kontrak, panggil William yang datang sendiri.”

Manager pemasaran sungguh dibuat kesal sampai ingin tertawa rasanya.

“Anda, masih belum pantas untuk membuat Presdir kami datang untuk menandatangani kontrak secara langsung!”

Mendengar ucapan ini, Musro langsung marah.

“Apakah anda sekarang sedang melecehan saya?”

Manager pemasaran tertawa dengan dingin, “Saya hanya menjalankan tugas yang diperintahkan, jika sikap dari pihak perusahaan anda seperti ini, Presdir kami berpesan untuk membatalkan kerjasama ini saja!”

Setelah mengatakan ini, ia bangkit dan bersedia untuk pergi.

Melihat ini, wajah Musro langsung berubah.

“Tunggu!”

Dia langsung berkata dengan nada tinggi “Siapa yang bilang kontrak ini akan dibatalkan.”

Setelah mengatakan itu, ia langsung memberi isyarat pada asisten disampingnya.

Asistennya langsung maju dan meletakkan sebuah surat kerja sama diatas meja.

Jangan melihatnya begitu sombong tadi, sebenarnya dia haya ingin melampiaskan rasa tidak senang dalam hatinya saja, namun jika sampai kontrak kali ini gagal, dia tahu dengan jelas, Bosnya tidak mungkin melepaskannya.

Dan tentu saja manager pemasaran juga menyadari titik kelemahannya ini.

Dia menunggu didepan pintu sambil berkata dengan dingin : “Maaf, karena perusahaan anda begitu tinggi derajatnya, perusahaan kami khawatir tidak bisa memberikan pelayanan yang memuaskan, saya rasa untuk kerja sama kali ini, perusahaan anda silahkan mencari orang lain saja, perusahaan kami tidak sanggup menerima kehormatan sebesar ini.”

Musro kalang kabut, ia tahu sikap manager pemasaran Sunarya Group bisa seperti ini karena ingin ia meminta maaf padanya.

Bisa dibilang, semenjak ia menjadi penanggungjawab Yansen ia belum pernah tunduk pada siapapun, siapa yang berani tidak mengangkatnya begitu bertemu dengannya!

Dan urusan Bosnya kali ini begitu penting, dia tahan sedikit juga tidak apa-apa, toh kelak masih ada banyak kesempatan untuk membalas dendam!

Pikirannya sudah terbuka sekarang, ia menurunkan sikapnya yang angkuh, “Hahahaha, apanya yang berderajat tinggi, sifat jelek saya memang seperti itu, mohon jangan diambil hati, apalagi kontrak dasar sudah kita tanda tangani, jika sekarang membatalkan kontrak tiba-tiba hanya akan membuat kerugian untuk kedua belah pihak.”

Dia berkata sambil berjalan menghampiri manager pemasaran dan menariknya ke meja rapat.

Manager pemasaran membiarkannya menarik.

Karena pihak Yansen sudah melunak, ia juga tidak perlu mempengaruhi keuntungan perusahaan, bahkan ia bisa memanfaatkan kesempatan kali ini untuk sedikit bernegosiasi.

Satu jam kemudian, manager pemasaran menandatangani kontrak baru yang sudah diperbaharui dengan puas.

Namun hati Musro malah berdarah-darah, amarah yang berkobar didalam harus ia tahan dengan susah payah.

Salah dia juga, mau-maunya dipancing oleh orang ini sampai kehilangan kendali!

dia berusaha menahan amarah yang sudah meletup-letup, melihat manager pemasaran sudah menandatangani kontrak, ia mengundang dengan nada begitu ramah : “Sekarang kontrak sudah ditandatangani, perusahaan baru kita juga sudah resmi berdiri sekarang, ketika malam peresmian, kami harap Presdir anda bisa hadir di acara peresmian kita.”

Manager pemasaran mendengarnya mengundang dengan nada begitu sopan, ia menjawab sambil mengangguk : “Saya mengerti, nanti akan saya sampaikan kepada Presdir.”

Musro menganggap ucapan ini menandakan kalau setuju, namun ia tidak mendengar ada yang lain dalam ucapan manager ini.

Setelah selesai menandatangani kontrak, mereka kembali masing-masing.

Manager pemasaran membawa asisten kembali ke kantor dan melapor kepada Hans.

“Ada sedikit perubahan dalam kontrak, awalnya pihak mereka sangat sombong dan angkuh, lalu aku melakukan semua sesuai dengan perintah Presdir, malah membuat mereka ketakutan.”

Dia membicarakan gambaran isi kontrak yang ditandatangani, mendengar pujian Hans yang dingin.

“Apa yang kamu lakukan sangat baik, aku akan melapor pada Presdir, bonus bulan ini akan berlipat ganda.”

Manager pemasaran kegirangan, tiba-tiba ia mengingat undangan Musro, “Oh iya, Asisten Hans, Musro itu ingin Presdir menghadiri acara peresmian perusahaan baru mereka.”

Hans melirik lalu bertanya : “Bagaimana kamu menjawabnya?”

“Aku tidak mengatakan kalau setuju, juga tidak mengatakan kalau kita tidak setuju, hanya mengatakan kalau akan kusampaikan.”

Manager pemasaran menjawab dengan hati-hati, Hans sekarang baru merasa puas.

“Bagus jika kamu tidak menyetujuinya, nanti asal atur orang untuk hadir saja sudah cukup, orang-orang ini masih belum memiliki martabat sebesar itu untuk membuat Presdir kita hadir secara langsung.”

Manager pemasaran mengangguk setuju.

Setelah melaporkan beberapa hal ia baru berbalik dan keluar.

Setelah ia pergi, Hans juga pergi ke kantor Presdir untuk melapor.

William tidak mengomentari pengaturannya.

Kerjasama jika bukan karena Julian terus mengganggu Jeanne, dia tidak mungkin bekerja sama dengan mereka.

……

Disaat bersamaan, Musro juga melaporkan kerjasama yang sudah ditandatangani pada Jessy.

Meskipun ia tidak suka dengan Jessy, namun tidak bisa dipungkiri kalau wanita ini merupakan orang kesayangan Bos, tidak bisa dilawan.

“Hal ini sudah berhasil kamu lakukan, William akan muncul diacara peresmian tepat waktu!”

Musro menahan rasa tidak senangnya, setelah menjelaskan garis besar perubahan kontrak lalu memutus telepon.

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu