Wanita Pengganti Idaman William - Bab 212 Penyebab Kenapa Tidak Bisa Hamil

Bab 212 Penyebab Kenapa Tidak Bisa Hamil

Jeanne tidak tahu apa yang sudah William atur. Setelah minum obat, dia tidur di tempat tidur dengan linglung.

Pada siang hari, dia terbangun satu kali, tetapi dia masih merasa tidak nyaman. Badannya terasa sangat tidak enak dan merah pada wajahnya tidak memudar sama sekali.

William mengerutkan kening dan mencoba mengukur suhunya dengan tangannya. Meskipun tidak sepanas di pagi hari, dia masih demam.

Jeanne hanya merasa tangannya dingin dan nyaman, dan Jeanne tidak bisa menahan diri untuk menggosok tangannya.

William menatap gerakannya yang sepertinya tidak sadar dan mengerutkan kening.

Dia melirik pada jam yang dekat tempat tidur lalu bangkit dan turun ke bawah.

Minta seseorang untuk memasak bubur dan hubungi dokter keluarga.

Setelah beberapa saat, dia kembali ke kamar dengan bubur yang dimasak oleh pelayan.

"Jessy, bangun dan makan sedikit."

Dia berbisik ke Jeanne yang kelihatan belum sadar, Jeanne mengerutkan kening, meskipun tidak nyaman, tetapi masih secara sadar mengikuti kata-kata dan gerakannya William.

Tapi kesadarannya saat ini sangat kabur, semua tindakannya adalah alam bawah sadar.

William juga melihatnya begit , dia memeluknya dan memberinya makan setengah mangkuk buburnya dengan lembut. Pengurus rumah tangga muncul bersama dokter keluarga.

Terlihat seorang pemuda berusia sekitar 27-28 tahun, bergaya elegan dan berwajah tampan dengan kacamata berbingkai emas, dengan pakaian kasualnya yang santai dan mewah, kelihatan tidak seperti dokter lebih seperti anak bangsawan.

"Tuan Muda, Dokter Nanda sudah ada di sini."

Pengurus rumah tangga itu sempat kaget melihat kelembutan wajah William yang langka.

Dibanding terhadap reaksi kaget dari pengurus rumah tangga, wajah Nanda di sampingnya malah terlihat seperti baru saja melihat hantu dan menatap William dengan mengerikan.

Lagipula, dalam kesannya, dia belum pernah melihat sisi lembut dari temannya ini.

Dia menggosok dagunya dan tertarik untuk memperhatikan lebih seksama.

William tentu saja memperhatikan tatapan matanya, sedikit mengernyit, dan dengan lembut membujuk Jeanne yang setengah tertidur dan setengah bangun untuk berbaring.

"Ini dokternya sudah datang. Aku akan minta dia untuk memeriksa kamu."

Jeanne mengangguk antara sadar tidak sadar.

William berdiri dan memandang Nanda. Dia berkata dengan suara dingin, "Apa perlu aku menyuruhmu juga untuk berjalan kesini?"

Nanda langsung cemberut, William sekali buka mulut langsung menghancurkan citra putra bangsawannya.

"Aku pikir aku melihat hantu. Sekarang aku lega mendengar kamu berbicara. Tumben, kamu memperlakukan orang dengan sangat berbeda."

Dia sambil mengatakan itu sambil menatap ke arah tempat tidur dengan penuh rasa ingin tahu, matanya terlihat penasaran.

"Aku dengar kamu sudah menikah. Aku hanya mendengar namanya, tetapi tidak pernah bertemu. Benar-benar seorang wanita yang super cantik."

Dia mengatakan itu dengan nada menggoda, mata William langsung menyipit menatapnya dengan pandangan berbahaya.

Dia melangkah maju, menghalangi pandangan Nanda dan mengancam, "Jika kamu tidak datang untuk memeriksa, aku akan meminta pengurus rumah tangga membawamu pulang sekarang."

Nanda mendengarkan peringatan itu dan berulang kali mengangkat tangannya sebagai tanda menyerah.

"Aku akan periksa, akan periksa."

Setelah itu, dia membuka kotak medis di tangannya dan mulai memberikan Jeanne pemeriksaan.

Sekitar sepuluh menit, hasilnya keluar.

"Tidak ada yang serius dengan istrimu. Dia menderita demam yang disebabkan oleh flu biasa. Setelah minum obat dan tidur selama sehari, dia akan segera baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Dia sambil berkata sambil membereskan peralatan medisnya.

William memandang gerak-geriknya dan wajahnya penuh rasa tidak percaya.

"Aku sudah memberinya obat di pagi hari, tetapi kenapa sekarang masih demam."

Nanda jelas melihat kekhawatirannya dan tertawa, "dia hanya minum obat satu kali, dan itu bukan obat ajaib yang dapat memiliki efek langsung. Selain itu, istri kecilmu ini, meskipun kelihatannya lemah, sebenarnya kondisi tubuhnya tidak lebih buruk dari kamu, bahkan bisa lebih tangguh daripada kamu."

William sedikit lega mendengarnya, tetapi dia memikirkan hal lain.

Jika tubuh Jessy tidak masalah, mengapa dia belum hamil juga?

Jadi dia bertanya.

"Aku ingin tahu kenapa. Bisakah kamu memeriksanya?"

Nanda terkejut ketika dia mendengar pertanyaan itu.

Dia tidak menyangka William peduli tentang hal itu.

Tepat ketika dia akan mengolok-oloknya, dia melihat wajah serius William dan dia langsung mengubah jawabannya.

"Bagaimana kalau aku memeriksanya untukmu sekarang?"

William mengerutkan kening.

"Apakah ini berguna? Kami sudah pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan sebelumnya, tetapi tidak ada yang salah.

Nanda mendengarkan dengan seksama bahwa mereka semua sudah pernah diperiksa, jadi dia menolak gagasan pemeriksaan dan memberinya analisis tentang kemungkinan dia belum hamil.

"William, kehamilan ini sesuatu yang misterius . Tidak ada yang bisa mengatakan dengan pasti. Terkadang itu takdir."

Dia sambil berkata sambil melihat kerutan di kening William, dia tampaknya tidak setuju dengan pandangannya, dan melanjutkan: "Kadang-kadang orang berada di bawah tekanan terlalu banyak juga, semakin mereka memikirkannya, semakin tidak bisa hamil. Tentu saja, di sisi lain, ini masih terkait dengan makanan juga, tetapi makanan keluarga kamu selalu sehat, aku yakin tidak ada masalah dengan makanan. "

Dalam kalimat terakhir, dia mengatakannya dengan santai, tetapi malah membuat William terkejut.

Meskipun dia tidak terlalu memperhatikan kebiasaan makan Jessy di hari biasa, dia sudah sering makan semeja dengannya, dia juga tahu bahwa Jessy relatif menyukai rasa hambar, dan dia minum sup setiap malam.

Katanya ibunya memasaknya secara khusus dan mengirimkannya untuk dia…....

Tunggu sebentar. Ibu mengirim sup untuk dia!

Entah bagaimana, dia memikirkan apa yang terjadi baru-baru ini.

Melihat wajahnya sedikit berubah, Nanda melihatnya dengan seksama dan bertanya dengan bingung, "Ada apa denganmu? Apakah kamu memikirkan sesuatu?"

William mengerutkan kening dalam diam dan matanya penuh ketidakpastian.

Karena dia memikirkan sebuah kemungkinan dan berpikir itu tidak mungkin.

Tetapi jika yang dia pikirkan itu benar ……...

Untuk sementara, wajahnya berubah menjadi aneh, dan tidak perduli apa kata teman baiknya Nanda tadi, dia berbalik dan memanggil Merry.

"Apakah sup yang biasa Nyonya Muda minum sekarang masih ada?"

Merry tidak mengerti mengapa William tiba-tiba bertanya tentang hal itu, tetapi dia mengangguk dan berkata, "Ya, aku ada membawa bahannya ketika aku datang ke sini hari ini."

Ketika William mendengar jawaban itu, wajahnya tegang dan dia berkata,

"Pergi dan bawa kesini."

Merry mengambil semua bahan untuk sup itu.

melihat satu tas bahan berisi sarang burung walet, ginseng, dll. Semuanya bagus untuk menghangatkan.

William mengacaknya sekilas dan tidak melihat masalah. Dia membawanya ke Nanda satu per satu.

"Kamu bisa membawanya pergi dan memeriksanya untukku."

Nanda memandang semua yang ada di tangannya dan menatap dengan cemas.

Tetapi melihat ekspresi waspada William, dia menjawab dengan mengangguk:

"Oke, aku akan bawa pulang dan membantu kamu memeriksa dan memberi kamu laporannya sesegera mungkin."

William mengangguk dan segera mengantarnya keluar.

Setelah dia pergi, William menyuruh Merry untuk merawat Jeanne dengan baik, dan dia pergi ke ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaan kantor.

Ketika malam tiba, Jeanne terbangun lebih segar, tetapi ketika dia melihat Merry di ujung tempat tidur, dia langsung merasa kehilangan dan berkata,

"Dimana tuan mudamu?"

Meskipun dia merasa pusing siang tadi, dia masih ingat bahwa William yang berada di samping tempat tidur dan merawatnya.

"Tuan Muda ada di ruang kerja. Aku akan memberi tahu Tuan Muda."

Merry berkata bahwa dia akan pergi ke ruang kerja tanpa menunggu persetujuan Jeanne.

Setelah itu, William datang dan dengan peduli dan kasih sayang melihat Jeanne. Setelah dia tahu Jeanne baik-baik saja, jadi dia lega dan meminta Merry membawakan makan malam untuk Jeanne .

Setelah makan malam, Jeanne masih merasa lelah. William membiarkannya berbaring di tempat tidur dan beristirahat. Dia pergi ke ruang kerjanya.

Baru saja dia mau duduk dan telepon dari Nanda masuk ke ponselnya.

"William, bahan yang kamu minta aku periksa ,sudah keluar hasilnya, dan ternyata banyak obat anti kehamilan yang dimasukkan ke dalam bahan-bahan itu."

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu