Wanita Pengganti Idaman William - Bab 117 Siapa Kamu Sebenarnya?

Bab 117 Siapa Kamu Sebenarnya?


Melihat tampak punggung William yang beranjak pergi, mata Jeanne seperti terjerat. Jeanne tidak tahu pria ini sebenarnya maksudnya apa?


Marah atau tidak marah sih? Jeanne berpikir dan terus berpikir, pada akhirnya ia membatalkan pemikirannya untuk mengejar dan bertanya.


Karena William juga tidak mau bertanya lebih lanjut, kalau Jeanne buru-buru mengejar dan menjelaskan, malahan kelihatan seperti mau menutup-nutupi kesalahan. Berpikir seperti itu, Jeanne mengikuti di belakang William dan kembali ke kamar. 


Sedangkan William malah tidak ada di kamar, ia pergi ke ruang belajar. Apalagi kan William belum lama ini kembali ke negara mereka, banyak sekali hal yang perlu diurus. Di saat William sedang mengecek dokumen perusahaan, telepon genggam yang ada di sampingnya berbunyi. William melihatnya sekilas lalu langsung menerima telepon itu.


“ada masalah apa?” 


“direktur, data investigasi terbaru soal nona muda sudah ada hasilnya.” terdengar suara Hans terngiang dari telepon.


William menjawab ‘ya' dengan dingin, ia bertanya: “bagaimana hasilnya?”


“soal sekolahnya itu tidak ada keanehan apapun, tapi ada ada satu masalah yang sangat aneh.” 


Bicara sampai situ Hans agak terdiam sebentar: “teman-teman sekolah nona muda semuanya bilang kalau nona muda tidak akan mabuk mau minum seribu gelaspun, tapi dua kali ini nona muda......” 


Bicara sampai paling akhir, seperti tidak ada suara lagi. Tapi ya William tahu apa yang mau Hans bilang. Rumor di luaran bilang kalau Jessy tidak akan mabuk walau minum segelaspun, tapi kalau di rumah orang ini malah mabuk hanya dengan 3 gelas saja. Tidak, bahkan tidak sampai 3 gelas. Berpikir soal hal itu, William jadi muram dalam hati.


“bagaimana dengan kesehatannya? Apakah ada penyakit kecil di perutnya?” William bertanya lagi.


Hans tidak menutup-nutupi apapun, ia buru-buru memberitahu apa yang ia dapat dari pengecekannya.


“nona muda selalu melakukan check-up secara berkala, data dari rumah sakit juga semuanya menunjukkan kalau tubuh nona muda sehat, tidak pernah sakit, apalagi penyakit di perutnya.” Bicara sampai akhir, bahkan ia sendiri merasa tidak masuk akal.


Data hasil pencarian ini dan orang yang mereka temui seperti 2 orang yang berbeda. Sedangkan pemikiran ini bukan hanya terlintas di benak Hans, William juga berpikir seperti itu.


“data ini tidak mungkin salah kan?” William mengernyitkan alisnya dan bertanya, seperti sangat tidak paham kenapa bisa segitu bedanya.


“direktur tenang saja, data ini aku cek sendiri, tidak mungkin salah.” 


Hans menjawab dengan pasti, ia tahu apa maksud direkturnya itu, segera setelahnya topik pembicaraannya berubah jadi menebak-nebak: “tapi semua data ini dari sebelum kita kembali ke negara ini, mungkinkah nona muda kena masalah apa setelah kita kembali ke negara ini?” 


William meraba bibirnya dan tidak berkata-kata, tebakan seperti ini juga bukannya tidak ada kemungkinan apapun. Apalagi setelah William kembali, muncul banyak masalah, wanita itu juga karenanya beberapa kali dirawat di rumah sakit. Tidak terkecuali waktu itu dirawat di rumah sakit karena sakit perutnya.


“tapi bagaimana dengan minum alkohol? Tidak mungkin seseorang karena sakit perut kemampuan minum sudah berubah.” kata-kata Hans tertahan.


“ini......aku rasa ada kemungkinan juga lagipula kalau sakit perut memang harus mengurangi minum alkohol, beberapa waktu ini nona muda bukannya memang terus tidak minum alkohol, mungkin saja dia memang sedang pantang alkohol, aku dengar ada beberapa orang yang kena efek sampingnya karena tidak biasa, bisa jadi nona muda juga begitu.” 


William berpikir sangat lama, yang terpikir alasan sepayah itu. Tapi ternyata bisa membuat William merasa masuk akal juga. Tapi seperti sebelumnya ia masih merasa ada hal-hal yang tidak pas. Selalu rasanya entah kenapa Jessy wanita itu menyembunyikan rahasia besar apa gitu.


“untuk masalah ini sementara begini saja, kamu bisa berhenti mencaritahu di sana.” 


“baik.” 


Hans menerima perintah William, segera setelahnya mereka berdua membicarakan soal masalah lain perusahaan.


......


Pada saat yang bersamaan, di kediaman utama. Marina yang awalnya sedang memberi perawatan pada kulitnya di kamar itu, tidak menyangka kalau pembantu wanita terpercayanya saat itu terburu-buru masuk dari luar.


“ada masalah besar apa, terburu-buru gitu.” Marina mengamatinya sekilas, kemudian mengernyitkan alis dan bertanya. 

“nona Marina, tadi aku lihat nona muda kita dan tuan muda Bernard diam-diam bertemu di taman bunga.” pembantu tersebut langsung menjawab, membuat tangan Marina yang sedang bergerak jadi terhenti.


“kamu bilang apa? Jessy wanita rendahan itu diam-diam bertemu pria lain di taman bunga?” Marina kaget sampai berdiri dari bangkunya, di dalam hati ia bahkan senang di atas penderitaan mereka. Marina kan sedang khawatir tidak ada kesempatan untuk membereskan wanita rendahan itu, tidak menyangka kalau Jeanne malah mengantarkan kesempatan itu secara inisiatif sendiri.


“ayo, ikut aku menangkap basah mereka!” tanpa berpikir Marina sudah berjalan ke arah pintu keluar. Tidak sangka baru jalan dua langkah sudah ditarik dan ditahan oleh pembantu tersebut.


“nona Marina, tak ada gunanya, pas aku kembali, mereka sudah bubar dan pergi.”


Mendengar kata-kata itu, wajah Marina tidak bisa menutupi adanya kekecewaan, ia juga tak bisa menahan berkata dengan keluhan: “kamu lihat kenapa tidak tahu untuk cari orang lain suruh beritahu aku, jadinya aku sia-sia membuang sebuah kesempatan kan.”


Mendengar kata-kata Marina tersebut, pembantu itu merasa agak tersalahkan tapi ia juga tidak berani untuk menjawab balik, ia menunduk dan menerima saja apapun yang Marina katakan.


Marina sama sekali tidak menyadari, ia bilang beberapa kata lagi, tiba tiba ia tersadar, ada ide yang muncul di otaknya.


“ayo, pergi denganku menemui nyonya Thea” selesai berbicara, Marina membawa pembantu wanita pergi ke kediaman utama, menyuruh pembantu itu memanggil nyonya Thea turun. 


“Marina, apa ada masalah kamu mencariku?” nyonya Thea turun ke bawah duduk di seberang Marina dan bertanya. 


Mendengarnya, Marina menceritakan kembali apa yang tadi pembantu itu katakan padanya.


“kak, pembantu kamu ini bilang tadi lihat menantu kamu diam-diam bertemu dengan pria lain di taman bunga belakang, aku rasa masalah ini tidaklah sepele, jadi aku datang memberitahu kakak, mau lihat bagaimana kakak akan mengurusnya, kalau sampai tersebar keluar, takutnya reputasi keluarga William dihancurkan sepenuhnya oleh Jessy.” Marina bicara sambil menambahkan bumbu di kata-katanya itu, nyonya Thea sudah marah sampai seluruh tubuhnya bergetar.


“wanita murahan ini!” ia menggertakkan giginya dengan penuh amarah, refleks ia berteriak seperti menyuruh pengurus rumah memanggil orangnya. Tapi kata-katanya malah ditahan sebelum keluar dari mulutnya, membuat Marina yang melihatnya jadi bingung. 


“kak, tidak mau pergi cari perhitungan dengan menantumu itu?” mana mungkin nyonya Thea tidak paham maksud Marina, hanya saja saat itu kalau Thea pergi melakukannya belum tentu bisa membereskan Jessy itu.


“Marina, untuk masalah ini kita sementara kan memang belum punya bukti, paea saatnya nanti wanita itu membela diri, William pasti percaya dengan wanita itu, malahan malah ribut dan tidak senang dengan William, sia-sia malah membantu wanita itu, memperindah hubungannya dengan William”


Mendengar hal itu, Marina juga merasa masuk akal, tapi ia juga masih merasa agak tidak rela. 

“kalau begitu kita cuma begini saja lihat si Jessy wanita itu serampangan?” 


nyonya Thea menggelengkan kepala dan berkata: “aku akan mencari cara, aku sama sekali tidak akan membiarkan wanita itu merusak reputasi keluarga William dan tentunya menyeret William jatuh.” 


Mendengar hal itu, Marina mengangguk setuju, segera setelahnya ia teringat hal yang dulu ia janjikan pada Alexa. Saat ini Thea juga sudah tidak sabar terhadap Jessy wanita itu, kenapa tidak dipanas-panasi saja, langsung mengusir wanita itu dari kediaman William.


Berpikir seperti itu, mata Marina bersinar dengan niat yang buruk: “kak, daripada memikirkan cara untuk berurusan dengan si Jessy, mendingan kita membereskan sampai tuntas segalanya, langsung saja mengembalikan orangnya pulang.” 


“aku sih memang ingin, tapi tidak ada caranya.” nyonya Thea meraba bibirnya dan berkata, segera setelahnya ia seperti merasakan sesuatu, raut wajahnya terkaku, melihat ke arah Marina.


“apa kamu punya cara untuk membereskan sampai tuntas segalanya?” mendengarnya, Marina mengangkat ujung bibirnya dengan aneh.


“caranya memang ada sih satu, tapi harus lihat kakak setuju atau tidak.” 


nyonya Thea mengernyitkan alisnya dan bilang: “kamu bilang duluan, apa cara yang kamu punya.”


Melihat situasi itu, Marina kemudian menceritakan soal cara yang ia punya sendiri.


“mudah sekali, kalau saja kakak mengadakan sebuah acara pesta untuk donasi, Julian juga diundang, malam itu kita lakukan sesuatu lagi, ditambah orang yang banyak lihat, kalau saja Jessy dipermalukan, sikap kita lebih kuat dan sombong sedikit, Julian masa tidak akan menarik pulang kembali anak kesayangannya?”

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu