Wanita Pengganti Idaman William - Bab 442 Tidak Percaya Padanya

Jeanne melihat ke samping dan melihat pria tampan itu sudah berada di depan pintu kamar. Jeanne mencoba menenangkan diri yang sudah sangat stress.

"Kamu sudah pulang."

Jeanne menekan perasaannya, menahan diri untuk tidak meneteskan air mata dan merespon dengan sewajar mungkin, mencoba membuat William tidak menyadari ada yang tidak sama.

Tapi Jeanne tidak tahu. Semakin dia tidak ingin diperhatikan. Sebaliknya malah terjadi kejanggalan di mana-mana.

William pada awalnya tidak menganggapnya aneh. Dia secara alami mendekati Jeanne.

Ketika William mendekat, Jeanne malah menghindarinya.

William menatap lengannya yang kosong, karena tidak bisa menyentuh Jeanne, matanya bersinar karena terkejut dan menatap Jeanne.

Jeanne juga terkejut ketika dia melihat pandangan kebingungan dari William, hatinya bergetar.

"Hm ... Aku sedang tidak enak badan. Tidak nyaman.”

Jeanne tidak tahu bagaimana menyembunyikannya. Dia mencoba mencari alasan.

Tapi Jeanne tahu bahwa perubahannya ini semua karena dipengaruhi oleh kata-kata Julian.

Mengetahui bahwa dia akan segera pergi dari sini, harapan dalam hatinya adalah mengurangi kedekatan dan interaksinya dengan William.

Tetapi apakah dia dapat melakukan itu kepada William, itu di luar kendalinya.

William tidak tahu apa yang dia pikirkan. Dia hanya menatapnya dalam-dalam, lalu mengangkat bibir dan dagunya. "Yah, kamu istirahat dulu aja. Aku akan mandi dulu dan makan bareng nanti."

Jeanne tidak bisa menolak, hanya menganggukkan kepalanya.

Dia melihat sosok William yang menghilang di kamar mandi, dan kemudian dia menundukkan kepalanya dengan sedih.

Apa yang harus dia lakukan?

Tidak ada yang bisa memberinya jawaban.

Dia menyeka bibirnya dan duduk di balkon sebentar. Dia mengusap wajahnya supaya terlihat biasa ketika dia mendengar suara air di kamar mandi berhenti dan tahu bahwa William sudah mau keluar. Dia membuat dirinya tampak wajar supaya tidak mencurigakan.

Selama makan malam, Jeanne tidak melayani William seperti sebelumnya.

Sebaliknya, dia sering kelihatan linglung dan membuat William bingung.

Dia tidak mencoba bertanya lebih banyak pada Jeanne lagi, karena dia tahu bahwa jika dia bertanya, Jeanne juga tidak akan memberitahunya.

Setelah selesai makan, sesudah mengantar Jeanne kembali ke kamarnya lalu pergi mencari Moli.

"Apa yang terjadi pada Nyonya Muda hari ini?"

Moli juga memperhatikan kejanggalan Jeanne. Pada saat ini, dia tidak merasa aneh dan terkejut dalam menghadapi pertanyaan suaminya.

Dia memikirkan dari awal ketika dia menemukan kejanggalan dari Jeanne dan menjawab, "Hari ini, Nyonya Muda pulang ke rumah keluarganya ketemu Julian, dia tidak pergi ke tempat lain lagi. Seharusnya ada hubungannya dengan Julian."

Ketika William mendengar ini, mengerutkan kening dan matanya terlihat penuh kebingungan.

Menurut pengetahuannya, Julian seharusnya menyayangi putrinya. Jessy pulang, seharusnya akan senang. Kenapa malah menjadi terlihat sangat khawatir atau terjadi sesuatu pada keluarganya?

Dia berpikir keras, mungkin telah terjadi sesuatu pada keluarga Jessy.

Bagaimanapun, keserakahan Julian susah dipenuhi, selalu merasa tidak cukup. Cepat atau lambat pasti akan timbul masalah.

Julian menelepon dan meminta Jessy pulang, kemungkinan ingin meminta bantuan Jessy, tetapi Jessy mungkin merasa serba salah dan susah, dan membuat Jessy khawatir dan terbawa suasana.

Moli tidak tahu apa yang dipikirkan William. Setelah mendengar jawabannya, William tidak menanggapi apa-apa dan akhirnya tidak tahan untuk bertanya instruksi lebih lanjut.

"Tidak apa-apa. Kamu pergi dulu."

William tersadar dan melambaikan tangannya untuk menyuruh Moli pergi.

Karena Jessy ada masalah dan mungkin membutuhkan bantuannya, dia tidak usah khawatir lagi, cukup menunggu Jessy buka mulut saja.

Tepat pada saat itu, dia juga dapat menyampaikan beberapa syarat sebagai gantinya.

Dengan ide ini, wajahnya William berubah menjadi lebih tenang.

Moli memperhatikan perubahan yang terjadi dengan William, hanya bisa mengepalkan tinjunya, dengan marah memalingkan mukanya dan pergi.

Ketika Moli kembali ke kamar, kecemburuannya di hatinya makin bertambah.

"Ini aku. Aku mau minta kamu melakukan sesuatu."

Dia menelepon anak buahnya dengan mata dingin dan minta anak buahnya untuk mengawasi keluarga Jessy.

Ya, Moli memiliki dugaan yang sama dengan William. Jika Jessy memiliki masalah dan membutuhkan bantuan Tuannya, Moli akan melaporkannya kepada Nyonya Thea.

Ini adalah kesempatan baginya untuk mengusir wanita itu pergi dari keluarga Sunarya.

Dan semua ini, Jeanne tidak tahu.

Karena dia tidak tenang, dia tidak ingin William menemukan sesuatu yang aneh pada dirinya, jadi setelah makan, dia mandi dan pergi tidur lebih awal.

Jeanne melakukan itu selama dua hari berturut-turut.

Dia tidak tahu bagaimana menghadapi William dan mengubah karakter dan kebiasaannya sendiri.

William secara alami merasakan dia menghindarinya dan tidak mengatakan apa-apa, tapi hatinya merasa tertekan.

Bagaimanapun, dia telah melakukan persiapan yang baik bila diminta bantuan, tetapi wanita ini sampai begitu lama tidak mengatakan apa-apa.

Antara kesal dan marah, atau Jessy sudah tidak percaya dengannya lagi?

Dengan situasi ini, yang satu sengaja menghindar, yang satunya kesal menunggu, kemesraan dan kehangatan sebelumnya sudah tidak ada lagi, setiap hari mereka hanya bertegur sapa seadanya dan kemudian sibuk dengan kerjaan masing-masing .

Melihat perubahan mereka akhir-akhir ini, hati Jeanne sangat tidak nyaman, tetapi dia tidak tahu bagaimana mengatasinya.

Karena penyebab semua itu adalah dirinya sendiri juga.

Tentu saja, Jeanne sebenarnya ingin dekat lagi dengan William, tetapi setiap kali ide ini muncul, dia selalu terbayang ancaman Julian, dan akhirnya dia harus menyerah.

Bahkan, ini ada bagusnya juga, data asli tentang karakter Jessy memang sombong dan tidak masuk akal.

Jeanne mengubah temperamennya di sini, dan dia sudah termasuk melakukan sedikit perubahan karakter seperti permintaan Julian.

Hari ini, sementara dia masih terus menipu dirinya sendiri dan tetap mempertahankan sikapnya, Ivan meneleponnya.

" Jeanne, apakah kamu ada waktu? Aku sudah lama tidak melihatmu. Apakah kamu ingin keluar dan berkumpul bersama kita?”

Jeanne terkejut, tetapi tidak menolak.

"Yah, sampai jumpa di tempat biasa."

Sekarang dia memang benar-benar perlu keluar untuk relaksasi. Hanya ketika dia sudah benar-benar merasa tenang, dia dapat membuat pengaturan untuk masa depan dan tidak selalu dibatasi oleh keluarganya.

Dia menutup telepon, berganti pakaian, dan berencana pergi ke tempat pertemuan.

Ketika Moli melihat Jeanne keluar, langsung mengikutinya.

Jeanne melihat situasi, sempat berhenti sejenak.

Awalnya, Jeanne ingin Moli tidak mengikutinya, tetapi ketika dia memikirkan kejadian sebelumnya, Moli tidak akan menurutinya dan akhirnya menyerah.

Mungkin nanti kalau William bertanya, dia bisa bilang Ivan adalah teman lamanya.

Dalam waktu setengah jam, Jeanne sudah tiba di tempat yang ditunjuk Ivan.

"Jean…..Jessy, disini.”

Ivan melihat Jeanne dan secara tidak sadar memanggil nama aslinya. Namun, melihat Moli di belakang Jeanne, dia memutar lidahnya dengan cekatan, dan membuat Jeanne merasa sangat lega.

"Kamu duduk di sana dan aku akan kembali kepadamu setelah aku selesai berbicara."

Jeanne tidak menanggapi Ivan dan menoleh untuk memberi perintah kepada Moli.

Moli menatap Jeanne dan pria yang tidak jauh darinya. Matanya terlihat sangat dingin.

"Aku tidak peduli apa yang akan kamu lakukan. Tapi jangan mempermalukan suamimu!"

Setelah selesai mengatakan itu, Moli berbalik dan duduk di kursi yang di sampingnya.

Jeanne menyeka bibirnya dan secara alami mengerti apa yang Moli maksud.

Dia tidak bisa menahan diri untuk menertawakan dirinya sendiri.

Tampaknya walau dia telah menghabiskan waktu begitu lama, di mata beberapa orang, dia masih Jessy yang tidak setia.

Dia tidak tahu apakah harus sedih atau bahagia.

Setidaknya itu akan membuatnya lebih mudah untuk berubah kembali menjadi Jessy.

Dia pergi ke Ivan dan duduk di seberangnya.

"Ada apa mencariku?"

Setelah duduk, dia menenangkan diri sejenak dan mulai berbicara dengan Ivan.

"Aku sudah lama tidak bertemu denganmu, dan aku tidak tahu apakah kamu baik-baik saja. Shanon juga mengkhawatirkanmu, katanya telepon kamu susah dihubungi."

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu