Wanita Pengganti Idaman William - Bab 372 Membuatnya Tidak Bisa Berhenti

Setelah William selesai mandi, dia keluar dan melihat wanita yang berada di atas ranjang masih menekuk wajahnya, dia tersenyum dan melangkah mendekatinya.

"Sekarang sudah tidak bau kan?"

Dia berkata sambil mendekatkan tubuhnya kepada Jeanne dengan mesra.

Saat Jeanne mendengar perkataannya, dia mengendus-endus tubuh William bagaikan seekor anjing.

Jeanne mencium di tubuh William sudah tidak ada bau yang menyengat itu, malahan menjadi wangi sabun.

"Ini lebih baik."

Dia bergumam dan berencana untuk pergi.

Pinggangnya ditarik secara tiba-tiba, dia jatuh ke ranjang dan seluruh tubuhnya langsung masuk ke dalam pelukan William.

Sentuhan yang hangat dan juga suara detak jantung yang terdengar di dekat telinganya itu membuat jantungnya berdebar-debar, wajahnya semakin lama semakin terasa panas, dapat dilihat kalau wajahnya memerah bagaikan udang rebus.

"Masih bilang tidak cemburu, jelas-jelas cemburu begitu."

William berbisik di telinganya.

Jeanne terkejut, saat dia sadar dari keterkejutannya, dia ingin memberontak dan menyangkalnya, tetapi sebelum dia sempat berkata apapun, bibirnya sudah dibungkam oleh pria di hadapannya.

Ciuman yang panjang dan menggebu-gebu itu membuat pikiran Jeanne semakin lama semakin kacau.

Dia secara refleks mencengkram baju William.

Tidak tahu setelah berlalu berapa lama, barulah mereka berdua menjauh dan bernapas dengan terengah-engah.

William ingin melangkah lebih jauh, tetapi setelah Jeanne merasakan udara yang sedikit dingin, pikirannya menjadi jauh lebih jernih.

Dia menahan tangan William yang ingin berbuat nakal, lalu berkata dengan napas yang sedikit terengah-engah : "Tunggu sebentar."

William menghentikan tangannya dan menatap wanita di hadapannya.

Saat ini dia juga sudah sedikit sadar.

Dia menatap wanita cantik yang berada di bawahnya.

Dia tidak pernah tahu kalau dirinya bisa begitu menginginkan seorang wanita sampai seperti ini.

Perlu diketahui kalau pada awalnya dia menerima wanita ini hanya karena ingin memperoleh keturunan, tetapi tidak tahu sejak kapan, rasa wanita ini membuatnya tidak dapat berhenti, bagaikan sudah terpaku di dalam hatinya.

"Kenapa?"

Dia menahan dirinya lalu mengelus bibir Jeanne dengan ringan dan bertanya kepadanya.

Jeanne membiarkan William menciumnya, setelah itu barulah dia mengatakan kecurigaannya.

"Siapa wanita itu? Apakah ada maksud tertentu?"

Meskipun pada awalnya hati Jeanne merasa sangat tidak nyaman saat melihat wanita itu, terlebih saat melihat William tidak menolak pendekatan wanita itu, membuatnya tanpa sadar berpikir yang tidak-tidak.

Tetapi tindakan William membuat dirinya menghilangkan pemikiran itu.

Selain itu menurut pemahamannya tentang William, dia tidak akan mungkin menyukai perempuan seperti itu.

Sedangkan kenyataannya memang seperti itu, hanya saja William tidak ingin mengaku secepat itu.

Meskipun Jeanne berusaha keras membantah kalau dirinya cemburu, tetapi William benar-benar sangat menyukai penampilannya yang masih tidak mau mengaku itu.

"Tidakkah kamu berpikir kalau aku tiba-tiba tertarik kepadanya?"

Dia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menggodanya, tetapi sebagai gantinya, yang dia dapatkan malah adalah tatapan sinis dari Jeanne.

"Tidak mungkin."

Dia langsung menyangkalnya tanpa berpikir sama sekali, "Jika kamu tidak dipaksa menikah denganku, sepertinya kamu tidak tertarik terhadap siapapun."

Begitu mendengarnya, William langsung terdiam.

Setelah beberapa saat, barulah dia berkata : "Wanita itu sepertinya bukan orang biasa."

Jeanne menatapnya dengan bingung.

"Aku curiga kalau dia adalah orang yang diutus oleh suatu organisasi tertentu."

Saat Jeanne mendengar hal ini, raut wajahnya sedikit berubah, kemudian dia bertanya dengan bingung, "Bagaimana kamu bisa tahu?"

William mendengus : "Selama ini aku tidak pernah dekat dengan wanita, ini adalah hal yang sudah diketahui oleh banyak orang, tetapi setelah aku menolaknya sekali, wanita ini masih berusaha keras untuk mendekatiku, mustahil jika dia tidak memiliki maksud tertentu."

Jeanne merasa kalau itu masuk akal, saat dia sedang memikirkan sesuatu, William melanjutkan perkataannya.

"Selain itu, gadis-gadis yang lain, jika diberi sedikit keuntungan saja sudah akan merasa sangat berterima kasih, tetapi wanita ini malah datang ke rumah, dia tidak hanya memiliki nyali yang besar, dia juga pasti mempunyai maksud lain."

Setelah Jeanne mendengarnya, dia mengerutkan keningnya, matanya juga terlihat khawatir.

"Jika seperti itu, bukankah orang-orang yang di rumah berada dalam bahaya?"

William menyipitkan matanya, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Saat melihat hal itu, Jeanne terus berkata : "Selain itu membiarkan orang yang memiliki maksud tidak baik seperti itu berada di sisimu, bukankah itu tidak begitu baik?"

William dapat mendengar perhatian dari nada bicaranya, dia tertawa dengan santai.

"Tenang saja, aku tahu apa yang aku lakukan."

Saat Jeanne Melihat William sepertinya mempunyai rencana, dan juga terlihat tidak ingin berkata lebih banyak lagi, dia juga tidak bertanya lagi.

"Baiklah kalau begitu, kamu harus memperhatikan keselamatanmu, jika kamu membutuhkanku untuk bekerja sama denganmu, maka cukup dengan memberitahuku lebih awal."

William mengangguk, dia menunduk dan menatap wanita yang tampak sedang tenggelam di dalam pikirannya sendiri itu, dia tertawa pelan.

Sebelum Jeanne sempat bereaksi, tubuhnya tiba-tiba dibalik dan seluruh tubuhnya ditahan ke atas ranjang.

"Sekarang sudah bisa dilanjutkan belum?"

William menyunggingkan bibirnya dan tersenyum memikat.

Jeanne tertegun menatapnya, seolah-olah terhipnotis oleh pesonanya, Jeanne tanpa sadar menganggukkan kepalanya.

Mereka melewati malam yang penuh gairah.

..........

Keesokan harinya, seluruh tubuh Jeanne terasa remuk, di sisinya sudah tidak ada orang.

Dia juga tidak mempedulikannya, dia turun dari ranjang dan mandi lalu berencana pergi sarapan.

Di bawah, saat Moli melihat Jeanne yang menuruni tangga dengan perlahan-lahan, matanya terlihat berapi-api.

Dia melihat kulit Jeanne yang tidak tertutup penuh dengan bekas ciuman, tidak sulit untuk dibayangkan apa yang kemarin malam wanita itu lakukan untuk menjerat tuannya.

Jeanne tentu saja juga menyadari tatapannya yang dingin, namun dia sudah terbiasa akan hal itu, jadi dia tidak mempedulikannya.

Dia terus melangkah ke depan meja makan dan sarapan sambil melihat ponselnya untuk melihat berita terbaru.

Jeanne melihat kalau berita utama hari ini ada sebuah tempat pertemuan dilaporkan karena terkait kasus pornografi, di malam yang sama, tempat itu langsung disegel.

Banyak orang yang ditangkap di tempat, tentu saja juga tidak sedikit orang yang kabur, beberapa di antara mereka juga menyerang polisi, saat ini pihak kepolisian sedang melakukan perintah penangkapan terhadap orang-orang ini.

Jeanne hanya membacanya sekilas, setelah itu dia tidak memperhatikannya lagi.

Setelah selesai makan, dia berbalik dan naik ke atas, dia berencana untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Saat Moli melihat punggung Jeanne yang menjauh, dia mendengus dan juga ikut pergi dari sana.

Namun dia kembali ke kamar dan menghubungi William.

"Tuan, tadi orang kita memberikan informasi, orang-orang yang menyerang polisi kemarin malam memang adalah orang-orang dari Negara Pulau, kami sudah menemukan tempat terbaru mereka."

Saat William mendengarnya, jari-jarinya mengetuk meja di hadapannya.

Setelah berlalu cukup lama barulah terdengar suaranya yang dingin, "Alihkan perhatian pihak kepolisian, kamu bawa orang lalu pergi dan tangkap orang-orang itu, harus ditangkap hidup-hidup."

Moli mengangguk dan mematikan teleponnya.

William memainkan ponsel yang ada di tangannya, matanya penuh dengan perhitungan.

.........

Malam itu, terjadi pertarungan sengit di sebuah kasino bawah tanah di kota tua.

Saat polisi sampai di sana, Moli dari awal sudah menyuruh orangnya untuk pergi dari sana setelah membereskan semuanya.

Namun dia juga terluka karena tertembak dalam pertarungan kali ini.

.........

Keesokan harinya, William juga mendapatkan informasi ini.

Dia bangkit dari ranjang, membuat Jeanne ikut terbangun.

"Kenapa?"

Dia bertanya dengan mengantuk.

"Moli terluka, aku akan kesana untuk melihat keadaannya."

William berkata sambil memakai bajunya.

Saat Jeanne mendengar hal ini, rasa mengantuk di matanya seketika itu juga menghilang.

"Kenapa bisa terluka? Apakah dia tidak apa-apa?"

Meskipun dia tidak begitu menyukai Moli, tetapi dia tetap adalah merupakan bawahan William, dia tetap harus memperhatikannya.

"Dia tidak apa-apa, tetapi harus tinggal di rumah sakit selama beberapa hari untuk pengamatan lebih lanjut."

William menjawabnya, Jeanne berpikir sebentar lalu berinisiatif untuk berkata : "Aku ikut denganmu untuk melihatnya."

William tidak keberatan.

Setelah Jeanne sudah selesai memakai bajunya, mereka berdua naik mobil ke sebuah rumah sakit swasta yang berada di bawah naungan Sunarya Grup.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu