Wanita Pengganti Idaman William - Bab 513 Apapun Tidak Susah

Kejadiannya hampir sama seperti yang William ketahui dari Jessy, tetapi Hans melapor sampai akhir, hatinya memiliki keraguan yang sama dengan William.

Dalam hasil penyelidikan, Jessy sangat arogan terhadap Nyonya Thea, ini benar-benar berbeda dengan “Jessy” yang biasanya lembut dan ramah.

Meskipun dia merasa aneh, tetapi Presdirnya tidak mengatakan apapun, dia juga tidak berani mengatakannya.

"Penyelidikan masalah ini sampai di sini, antar aku ke rumah sakit.”

William mengatakan perkataan ini dengan ekspresi tidak dapat ditebak, kemudian memejamkan matanya bersandar ke kursi dan beristirahat.

Sepuluh menit kemudian, tiba di rumah sakit.

Ketika Nyonya Thea melihat William pergi dan kembali, dia mendengus dan bertanya: “Apakah kamu telah menangani wanita itu?”

William mengerutkan kening, “Belum.”

“Belum? Jadi untuk apa kamu datang ke sini?”

Nyonya Thea tiba-tiba menjadi tidak puas, memelototi William dan menjerit padanya.

William terasa sakit kepala dan memijat ahi, “Ma, bolehkah kamu jangan menekan masalah kali ini lagi, meskipun Jessy bersalah, tidak seharusnya membantahmu, tetapi juga karena kamu mempermalukannya terlebih dahulu. Dia ingin mengganti furnitur, biarkan dia ganti saja, tetapi kenapa kamu harus pergi menyinggungnya? Jessy sudah bilang, kalau kamu ingin memperhitungkan dengannya, dia akan pergi mencari Kakek, sampai saat itu aku tidak dapat lagi membantumu menyembunyikan masalah tentang kamu memberi obat padanya. Ma, kamu memikirkan baik-baik, kemarahan Kakek bukanlah sesuatu yang kita sanggup menerimanya.”

“……”

Nyonya Thea menggerakkan bibirnya, namun tidak dapat mengatakan apapun, wajahnya memerah dan kemarahan dalam hatinya tidak terlampiaskan.

......

Pada saat yang sama, rumah sakit spesialis otak yang paling otoritatif di ibukota Negara I.

Jeanne duduk bingung dekat jendela di kamar pasien, kedua matanya menatap ke luar jendela yang gelap dengan tatapan kosong.

Sudah seminggu sejak dia pergi meninggalkan William.

Minggu ini, dia hidup dengan sangat tidak baik.

Dia sering teringat William, teringat kebaikan William, dan teringat kelembutan William.

Terutama ketika dia kembali ke apartemen yang sepi, kerinduan itu bagaikan ombak yang seolah-olah akan menenggelamkannya.

Sekarang dia tidak berani tinggal sendirian di apartemen, dia takut dia akan gila didorong oleh kerinduan yang tiada akhirnya.

Sekarang satu-satunya kepercayaan yang membuatnya tetap hidup adalah situasi ibunya semakin membaik dan kemungkinan akan bangun kapan saja.

Tepat ketika pikirannya melayang, tiba-tiba terdengar suara desahan yang lemah di dalam ruangan, “Uhhh......”

Pada awalnya, Jeanne tidak memperhatikan, dia masih terjebak dalam kesedihannya sendiri.

“Uhuk.....Uhuk uhuk... air......”

Seiring suara serak ini, Jeanne tiba-tiba kaget.

Dia kaget dan senang bergegas ke samping tempat tidur, menangis sambil memegangi tangan ibunya yang gemetaran, “Ma, Ma, apakah kamu sudah bangun? Akhirnya kamu bangun!”

“……”

Di ranjang rumah sakit, kesadaran Lana tidak begitu jelas, dia tidak merespon Jeanne, hanya membuka mulut meminta kebutuhan fisiknya.

Beberapa detik kemudian, Jeanne baru kembali sadar dari kegembiraan, dia pertama-tama menekan bel panggilan, lalu menuangkan segelas air hangat, membasahi kapas dan menyeka dengan lembut pada bibir Lana yang pucat.

Tidak lama kemudian, dokter dan perawat bergegas datang.

“Dokter, kamu segera lihat ibuku, dia baru saja bicara, apakah dia telah sembuh?”

Jeanne dengan semangat meletakkan gelas air, dia sambil berbicara dengan bahasa asing sambil menarik dokter maju untuk memeriksa Lana.

Satu jam kemudian, dokter selesai melakukan pemeriksaan dan memberitahu Jeanne dengan membawa hasil pemeriksaan, “Selamat Nona Jeanne, setelah pemeriksaan telah memastikan bahwa ibumu telah pulih kesadarannya, bangun dari situasi koma.”

“Benarkah? Bagus sekali, akhirnya Ibuku bangun.”

Jeanne tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya saat ini, dia menggenggam erat tangan dokter dan menangis sambil tertawa.

Dokter dan perawat juga memahami kegembiraan Jeanne, menunjukkan senyuman yang ramah dan menenangkannya.

Lumayan lama kemudian, Jeanne baru kembali tenang, dia dengan sungguh-sungguh berterima kasih pada dokter kemudian kembali ke kamar pasien.

Dalam kamar pasien, Lana sudah tertidur, Jeanne juga tidak peduli.

Dia duduk dengan hati-hati di samping Lana, matanya menatap fokus pada Lana, bagaikan takut bahwa ini adalah sebuah mimpi.

Dan dia melihatnya sepanjang malam, sampai subuh, dirinya tak tertahan dan tertidur.

Keesokan harinya, ketika sinar matahari memancar masuk melalui jendela, Lana yang tadinya tidur lelap di ranjang, menggerakkan bulu matanya, lalu perlahan-lahan membuka matanya, dan kecerahan yang muncul di pandangannya membuat otaknya menjadi kosong.

Dia secara alami berjuang untuk bangun, namun tertegun melihat Jeanne yang tertidur di samping tempat tidur.

Apalagi terlihat wajah Jeanne dan tubuhnya yang mengurus, hatinya terasa sakit dan matanya langsung memerah.

Meskipun dia selalu dalam kondisi koma, namun terlihat Jeanne begini, bagaimana mungkin dia tidak bisa menebak bahwa Jeanne pasti sangat menderita untuk menyembuhkannya?

Lana memandang Jeanne dengan tatapan bersalah, dia ingin menyentuh Jeanne, tetapi dia tidak berani menggerakkan tangannya, dia takut akan membangunkan Jeanne.

Namun, dia tidak tahu, karena tahu bahwa dia akan bangun hari ini, Jeanne tidak dapat tidur dengan nyenyak, hanya dengan sedikit gerakan sudah dapat membangunkannya.

Dalam mimpi, Jeanne merasakan sebuah pandangan tersembunyi sedang mengawasi dirinya, dia mendengus dan membuka matanya, berencana ingin menggerakan tubuhnya yang agak tegang, tetapi seluruh tubuhnya tertegun di tempat semula.

“Mama!”

Jeanne menatap ibu yang lama tidak sadarkan diri di depannya dengan tatapan tidak berani percaya.

Beberapa detik kemudian, dia baru kembali sadar dan memeluk Lana dengan penuh kegembiraan: “Bagus sekali, akhirnya kamu bangun.”

Dia memeluk erat pada tubuh Lana yang kurus, air matanya terus mengalir dari matanya.

“Maaf, ini kesalahan Ibu, telah membuatmu khawatir.”

Lana juga memeluk Jeanne dengan mata berlinang, dan wajah penuh bersalah.

Jeanne menggeleng kepalanya, pada saat ini dia tidak dapat mengatakan apapun karena kegembiraannya.

Untuk waktu yang lama, Jeanne dan Lana akhirnya perlahan-lahan menjadi tenang.

“Jeanne, bagaimana kabarmu selama ini? Apakah kamu menunda belajar? Dan bagaimana kamu mendapatkan uang untuk merawat penyakitku? Apakah kamu......”

“Bukan!”

Jeanne tahu apa yang ingin ditanyakan oleh Lana, dia langsung menggelengkan kepala menyangkalnya.

Dia tidak ingin memberitahu Ibunya tentang perjanjian diantara dia dan Julian.

Kalau tidak, menurut pemahamannya terhadap ibunya, ibunya akan selalu menyalahkan dirinya, dan ini tidak bagus untuk pemulihan tubuhnya.

“Ma, kamu jangan khawatir, aku tidak pergi mencari keluarga Julian. Biaya perawatanmu aku dapatkan dari penjualan desain secara online dan kerja sampingan di luar ketika waktu luang. Sekarang aku adalah seorang desainer yang lumayan terkenal di masyarakat.”

Jeanne mengeluarkan ponsel dan menunjukkan forum desainer luar negeri kepada Lana, dan mengatakan beberapa hal dalam hidupnya.

Lana telah menghilangkan keraguan, tetapi perasaan bersalah terhadap Jeanne tak terkendali.

Dia dengan tertekan memegang erat pergelangan tangan Jeanne dan berkata dengan berlinang air mata, “Jeanne, telah menyusahkanmu.”

Jeanne menggeleng kepala dan tersenyum berkata, “Tidak susah sama sekali, selama ibu bisa bangun, apapun tidak susah.”

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu