Wanita Pengganti Idaman William - Bab 287 Dia Tidak Rela (1)

Saat Jeanne melihat panggilan telepon dari William, dia tidak merasa kaget.

Karena dia tidak menjawab panggilan telepon Moli, wanita itu pasti segera menghubungi William.

Dia menjawab panggilan telepon dari William dengan tenang, dia berkata sambil tersenyum : "William."

"Sekarang kamu ada di mana?"

William bertanya sambil mengerutkan alisnya.

"Aku sedang berada di rumah ayahku, tadi ayahku tiba-tiba mengirim orang untuk menjemputku."

Jeanne berbohong kepadanya, matanya malah memandang ibunya, tatapannya terlihat rumit.

Saat William mendengarnya, dia merasa sedikit terkejut.

"Moli menghubungimu, kenapa kamu tidak menerimanya?"

Dia bertanya sekali lagi.

Jeanne juga tidak merasa terkejut, dia menunduk dan tertawa serta berkata : "Tadi aku sedang membicarakan sesuatu dengan ayahku, baru saja aku mau meneleponnya kembali, kamu sudah meneleponku terlebih dahulu."

Setelah William mendengarnya, meskipun dia merasa sedikit terlalu kebetulan, tetapi tidak terjadi masalah apapun, karena itu dia hanya bisa menyerah dan berkata : "Kalau begitu aku akan menyuruhnya kesana untuk melindungimu."

Jeanne tentu saja tidak akan membiarkan Moli datang kemari, dia menolaknya dengan halus : "Tidak perlu, aku berada di tempat ayahku, tidak akan terjadi apapun kepadaku disini, selain itu jika Moli datang kemari dan berkata dia datang untuk melindungiku, aku khawatir ayahku akan berpikir yang tidak-tidak, jangan khawatir, aku akan segera pulang."

William mengira kalau Jeanne tidak ingin membuat Julian khawatir, lalu dia juga berpikir kalau Julian sangat menyayangi putrinya, jadi dia pasti akan menjaganya dengan baik, karena itu dia tidak bersikeras lagi.

"Baiklah, jangan pulang terlalu malam, hati-hati di jalan."

Setelah dia mengingatkan Jeanne, dia langsung mematikan teleponnya.

Setelah dia mematikan teleponnya, Jeanne menghela napas lega, hatinya terasa sangat berat.

Di satu sisi itu karena dia sudah berbohong terhadap William, di sisi yang lain karena dia sudah merasa lelah menjalani hari-hari yang seperti ini.

Dia sangat berharap waktu dapat berlalu dengan cepat, sehingga dia tidak perlu menderita seperti ini.

Jeanne hanya sebentar saja di rumah sakit, setelah itu dia pergi.

Dia kembali ke kediaman keluarga Sunarya, saat dia baru saja mau masuk ke dalam kamarnya yang baru, dia langsung bertemu dengan Moli yang sedang berdiri di ruang tamu.

Jelas sekali kalau wanita ini masih marah kepadanya karena hal yang tadi.

Sedangkan dia juga tidak berencana untuk ikut terkena sial, jadi dia berencana untuk naik ke atas dan berpura-pura tidak melihatnya.

Saat Moli melihat Jeanne melewatinya, bersikap seolah-olah tidak melihatnya, dia tidak bisa menahan amarahnya lagi.

"Jessy!"

Dia memanggil Jeanne dengan murka, kedua matanya memelototinya dengan penuh kemarahan.

Saat Jeanne mendengar dia memanggilnya, dia tahu kalau dia tidak menjelaskan sesuatu kepadanya, wanita ini tidak akan melepaskannya.

"Tadi pagi aku bukannya sengaja berbuat seperti itu, hanya saja kebetulan terjadi sesuatu, aku kira William juga sudah menjelaskannya kepadamu."

Dia menjelaskannya sambil tersenyum simpul, membuat makian yang ingin dikeluarkan oleh Moli tersangkut di tenggorokannya.

Karena tuan memang sudah pernah mengatakan semua hal ini kepadanya.

Untuk sesaat, dia benar-benar merasa sangat benci kepadanya, kepalan tangannya yang dikepalkan dengan sangat erat terlihat memutih.

"Apa yang nyonya muda katakan benar sekali, tuan memang sudah mengatakannya kepadaku."

Karena dia tidak mempunyai alasan untuk melampiaskan amarahnya, jadi dia hanya bisa menahan amarah di hatinya, tetapi dia tidak rela jika membiarkannya lepas begitu saja!

Jeanne juga dapat merasakannya, jadi dia hanya sedikit mengangkat alisnya, menanti perkataan dia selanjutnya.

Sedangkan Moli juga tidak mengecewakan penantian Jeanne, dia berkata dengan muram : "Aku berharap lain kali jika nyonya muda ingin pergi ke mana pun, lebih baik mengatakannya kepadaku terlebih dahulu, tidak apa-apa jika aku disalahkan oleh tuan, tetapi nyonya muda sudah membuat tuan khawatir!"

Setelah Jeanne mendengarnya, dia tersenyum : "Emm, aku mengerti."

Setelah mengucapkannya, dia berbalik dan masuk ke dalam kamar.

Cara bicaranya yang santai dan seolah-olah tanpa beban itu membuat amarah Moli meningkat sekali lagi, dia merasa dirinya diremehkan olehnya.

Dia menatap Jeanne dengan tajam, seolah-olah ingin melubanginya.

Jeanne tentu saja dapat merasakan tatapan matanya yang bagaikan ingin memakan orang itu di belakangnya, tetapi dia tidak mempedulikannya sama sekali.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu