Wanita Pengganti Idaman William - Bab 338 Semuanya Sampah

Jeanne mendengarnya berkata seperti itu, meskipun hatinya merasa bersalah, namun ia merasa lega bahkan merasa manis.

William sama sekali tidak menyalahkannya.

Setelah mereka diam di hotel sesaat, Hans kembali.

Dia sudah membelikan dua lembar tiket pesawat untuk kembali ke ibukota.

Siangnya, mereka semua berangkat ke bandara.

Sierra mendapat kabar ini, ia segera mengejar ke bandara.

“William!”

William agak heran melihat Sierra.

“Sierra, kenapa kamu datang?”

Sierra tersenyum sambil berkata : “Kamu sudah mau pergi, aku sebagai teman baikmu tentu saja harus mengantarmu.”

Dia berkata sambil menyuruh asistennya datang dan memberikan dua kotak bingkisan untuk mereka.

“Ini bingkisan untuk bibi, paman juga kakek, setelah kembali, sampaikan salamku untuk mereka.”

William melihat bingkisan itu tidak menolak sama sekali.

Malah Jeanne menatap bingkisan itu dengan tatapan penuh curiga.

Namun dia juga tidak ingin berpikir terlalu banyak, setelah mereka berpamitan, Jeanne mengangguk ringan pada Sierra untuk berpamitan, lalu ikut William naik pesawat untuk kembali ke Ibukota.

Ketika mereka tiba di Ibukota sudah sore.

Supir keluarga Sunarya sudah menunggu diluar sejak tadi, setelah keduanya naik mobil, supir langsung mengantar mereka kerumah mereka.

Setelah keduanya kembali ke rumah, langsung masuk kamar dan berencana bersih-bersih lalu istirahat sebenar.

Dalam waktu sekejap suasana kamar menjadi begitu sunyi, mereka melakukan kegiatan mereka masing-masing.

Jeanne merapikan koper, tiba-tiba melihat USB di dalam tas yang ia lempar asal dipinggir, ia tercengang, mengingat ini barang apa.

“William, hampir saja lupa, ini untukmu.”

Dia sambil menyesali dirinya yang pelupa sambil menyerahkan barang itu pada William.

William melihat barang yang tiba-tiba muncul dihadapannya, dalam waktu sekejap tidak merespon dan bertanya : “Apa ini?”

Jeanne menjelaskan, “Ini adalah barang yang mereka cari, aku hampir saja lupa.”

William mendengar ucapannya, tiba-tiba paham.

Ternyata barang yang dicari adalah ini.”

Dia berkata sambil mengambil USB nya dan melihatnya.

Malah Jeanne merasa tidak enak karena ucapan William.

“Maaf, ketika barang ini ada padaku, aku juga tidak tahu barang ini datang dari mana, aku juga tidak memikirkannya dan asal menyimpannya, siapa sangka malah membuat masalah sebesar ini.”

Tentu saja William tidak melewatkan kekesalan diwajahnya, ia berkata sambil menenangkannya : “Tidak apa, seharusnya mereka tidak percaya kalau barang ini jatuh di tempatmu.”

William mengatakan tebakannya, lalu seperti mendapatkan sebuah ide, ia lalu menyimpan USB itu sambil berbisik : “Demi keamananmu, kelak barang ini biar aku yang menyimpannya.”

Jeanne mengkerutkan alis, ada rasa khawatir yang terlihat jelas diwajahnya.

“Tidak mengembalikan pada mereka? Bagaimana jika mereka tiba-tiba membuat masalah lagi?”

William tertawa kecil sambil menjelaskan : “Meskipun dikembalikan pada mereka, mereka juga tidak akan melepaskan kita dengan mudah.”

Mendengar ucapan ini, ekspresi wajah Jeanne agak berubah, tatapannya penuh dengan kebingungan.

“Kenapa?”

William tahu apa yang ia maksud, ia menariknya lalu menjelaskan semua detail kejadian yang tersambung dalam masalah ini.

“Dalam barang ini ada dokumen perusahaan yang sangat penting, untuk mengantisipasi bocornya rahasia, mereka akan menghabisi semua orang yang mengetahui hal ini.”

Jeanne mendengar ini, wajahnya langsung menjadi pucat pasi.

William bisa merasakan ketakutannya, ia segera menenangkan : “Tidak perlu khawatir, jika mereka ingin bergerak, harus lihat dulu aku mengijinkan atau tidak.”

“Tapi……..”

Jeanne tetap merasa tidak tenang, mengingat penculikan beberapa kali ini, juga William yang dua kali terluka.

Namun Jeanne belum menyelesaikan ucapannya, William sudah merangkulnya dan menenangkannya : “Tidak akan ada apa-apa, percayalah padaku!”

Jeanne melihat tatapannya yang percaya diri, meskipun ada rasa khawatir, namun langsung berhasil ditenangkan.

“Baiklah, kalau begitu kamu sendiri harus memperhatikan keselamatanmu.”

Jeanne menganggukkan kepala menyetujui.

Lalu William mengambil USB dan keluar mengurus urusannya, satu jam kemudian ia kembali dengan wajah lelah.

Jeanne melihatnya seperti ini merasa sangat tidak tega.

“Sudah malam, istirahatlah dulu, luka ditubuhmu belum sembuh.”

William juga tidak menolak, karena sekarang dia juga mulai merasakan sakit dari bekas lukanya.

Jeanne membantunya membuka baju, ketika melihat bekas lukanya mulai memerah, ia khawatir infeksi, ia memakaikan obat dan membiarkan William istirahat.

Tentu saja William menurutinya.

Dia tengkurap tanpa mengenakan atasan, membiarkan Jeanne memakaikan obat.

Namun ketika tangannya menyentuh pundaknya, tubuh William agak meringkuk, lalu perlahan merenggang.

Seiring sentuhan Jeanne yang semakin lama, nafas William perlahan menjadi tidak beraturan.

Dia tidak menyangka pengaruh Jeanne begitu besar untuknya.

Jeanne tidak menyadari perubahan di tubuhnya, setelah memakaikan obat, ia berencana bangun.

Siapa tahu begitu ia bangun, tangannya ditahan seseorang, lalu dunia terasa seperti berputar.

Ketika dia menyadarinya, ia sudah berbaring dibawah tubuh William.

Dia mencengkram lengan William dengan kuat dan tatapannya masuk kedalam mata William yang penuh cinta.

Belum sempat membuka mulut, kecupan William perlahan membanjirinya.

Dia tidak melawan, menghilangkan rasa takut menyentuh luka William, ia mulai merasa rileks.

Entah karena akhir-akhir ini tidak seintim ini atau bagaimana, malam ini William terasa begitu sadis.

Mereka bergulat semalaman, sampai pagi baru melepaskan Jeanne.

Dan Jeanne sudah tidak punya tenaga untuk bangun dan membersihkan diri, ia langsung tidur dengan keadaan seperti itu.

……

Dua hari berikutnya, kehidupan mereka kembali tenang seperti biasanya.

Namun berbanding terbalik dengan hidup mereka yang tenang, pihak Musa malah tidak hentinya mendapat masalah.

Masalah operasional perusahaan yang dihentikan untuk sementara belum selesai, tangan kanannya sudah membawakan satu kabar buruk lagi untuknya.

“Bos! Tempat penelitian obat di Negara I entah kenapa bisa kemasukkan wartawan dan memberitakan masalah obat terlarang yang kita produksi, dan dunia luar sekarang sedang membicarakan kita, saham kantor pusat juga terpengaruh oleh hal ini, selama dua hari berturut-turut sahamnya jatuh, orang atas sudah mengutus tim penyelidik untuk menyelidiki kita, takutnya kali ini perlu anda yang pulang untuk menenangkan suasana.”

Musa mendengar kabar ini, wajahnya yang terlihat menakutkan menjadi labih menyeramkan lagi.

“Bagaimana bisa ada wartawan menyelinap? Apakah security di sana sampah semuanya?”

Tangan kanannya terkejut, ia menjawab dengan jujur : “Bawahan kita sudah memeriksanya, ada orang yang diam-diam membantu wartawan itu.”

Dia berkata sambil mengamati ekspresi Musa dengan hati-hati, lalu melanjutkan : “Berdasarkan deskripsi wartawan itu, kemungkinan yang membantunya adalah William, ada lagi, masalah ini menyangkut kepentingan bersama, Ketua meminta kita untuk segera menyelesaikannya, aku khawatir si tua di kantor pusat akan mencari kesempatan untuk menjatuhkanmu dari posisimu.”

Musa mendengar ini, meliriknya dingin.

Tentu saja dia tahu masalah ini sangat penting bahkan bisa mempengaruhi kedudukannya.

Dirinya yang menempati posisi ini sudah membuat banyak orang tidak suka padanya, sekarang muncul masalah seperti seperti ini, pasti ada banyak orang ingin mencari kesalahannya.

Tentu saja yang membuatnya lebih terkejut adalah dirinya tidak menyangka kalau William memiliki kemampuan sehebat itu.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu