Wanita Pengganti Idaman William - Bab 494 Sengaja Mempersulit Dia

Pria itu mengatakan semua informasi yang dia temukan, "Tetapi beberapa bulan yang lalu, ibu Jeanne dirawat di rumah sakit. Kemudian, Jeanne menghilang. Pada saat yang sama, temperamen Jessy banyak berubah di keluarga Sunarya."

"Maksudmu Jeanne menggantikan Jessy yang aslinya di keluarga Sunarya?"

Willy menggosok dagunya dengan wajah bingung, dan tiba-tiba matanya melintas sebuah jawaban.

"Seharusnya begitu, kalau tidak, seseorang tidak dapat begitu saja mengubah karakternya tanpa alasan, dan aku telah memeriksa informasi rumah ini, yang disewa oleh ibu dan anak perempuannya yang bernama Jeanne."

Willy menyipitkan mata dan terlintas cahaya di matanya. "Karena itu, kamu harus mencari tahu apa yang terjadi di dalam keluarga Sunarya."

Pria itu terpaku, di matanya terlihat bingung, tetapi tetap saja harus mengangguk.

.................

Keluarga Sunarya, ketika Jeanne sampai ke ruang tamu, melihat William duduk di ruang tamu sambil membaca koran.

Ketika William mendengar suara gerakan pintu, dia melihat Jeanne yang barusan kembali. Ekspresinya yang tadinya dingin dan keras tiba-tiba melembut.

"Sudah pulang? Mengapa kamu pulang begitu telat hari ini? Apakah kerjaan di kantor sangat sibuk baru-baru ini?"

Jeanne tertegun. Dia menggelengkan kepalanya dengan rasa bersalah. "Aku tidak terlalu sibuk. Aku hanya lagi ada mood hari ini. Aku pergi berbelanja di mal."

William tidak terlalu memikirkan penjelasannya. Dia hanya mengangguk.

"Kamu sudah makan malam?"

"Belum, kamu sudah makan?"

"Belum, aku menunggumu."

Setelah itu, William bangkit dan membawa Jeanne ke ruang makan.

Jeanne menatap punggungnya yang tinggi dan lurus, dan tangan mereka yang bergandengan. Jeanne merasa hangat dalam hatinya.

Dibandingkan dengan kebahagiaannya Jeanne, Moli malah sangat iri dan hampir kehilangan akal sehatnya.

Dia menatap Jeanne untuk waktu yang lama, lalu berbalik dengan mengepalkan tangannya, berniat menyembunyikan kemarahannya supaya tidak terlihat Jeanne.

...................

Hari berikutnya, Jeanne dan William bangun bersama.

Tepat saat mereka turun untuk sarapan, pengurus rumah tangga datang.

"Tuan muda, nyonya muda, nyonya Thea minta kalian datang ke rumah utama dan ada sesuatu yang mau didiskusikan."

William sedikit mengernyit. "Apakah Nyonya Thea ada mengatakan tentang apa?"

Pengurus rumah tangga menggelengkan kepalanya. "Nyonya Thea tidak mengatakan apa-apa, hanya minta tuan dan nyonya muda datang secepat mungkin."

"Oh, begitu."

Setelah itu, William membawa Jeanne ke rumah utama.

Di perjalanan, Jeanne hanya diam sepanjang waktu, dan matanya terlihat gelisah.

Melihat ini, William tiba-tiba mengulurkan tangannya dan memegang tangan Jeanne. Dia menghiburnya dan berkata, "jangan khawatir, ada aku bersamamu."

Jeanne tertegun dan segera mengerti maksud William. Dia merasa hangat.

"Ya!"

Jeanne mengangguk dengan keras. Jantungnya yang gelisah berhenti dalam sekejap.

Setelah beberapa saat, rumah utama tiba.

Nyonya Thea melihat mereka tiba dan wajahnya menjadi gelap dalam sekejap.

"William, jadi begini sikapmu terhadap ibu?"

Nyonya Thea pikir bahwa William tidak mungkin tinggal bersama wanita ini lagi karena terjadi skandal memalukan itu. Tanpa diduga, hanya berselang berapa lama, mereka sudah berbaikan lagi!

Pada saat itu, matanya Nyonya Thea menatap tajam seperti pisau dan menusuk kearah Jeanne.

Nyonya Thea ingin sekali mencabik muka Jeanne yang mempesona putranya.

Tubuh Jeanne terlihat menggigil dan tanpa sadar dia mendekat ke William.

William melihat situasi dan mengelus Jeanne supaya lebih tenang dan nyaman.

Kemudian William melangkah maju untuk menghalangi pandangan Jeanne dan menjelaskan, "Ma, apa yang terjadi sebelumnya adalah kesalahpahaman, anak buahku yang membuat kesalahan."

Setelah itu, William duduk di ruang makan bersama Jeanne.

Nyonya Thea melihat William begitu membela dan menyayangi Jeanne. Dia sangat marah sehingga paru-parunya terasa mau meledak.

Wanita ini pasti telah menggunakan guna-guna (sihir/dukun) pada putranya, buktinya William sampai tidak peduli dengan skandal memalukan seperti itu!

"Ya sudah, karena William mengatakan itu adalah kesalahpahaman, mari kita lupakan."

Deric, ayahnya William, melihat nyonya Thea sepertinya sudah mau meledak dan menenangkan suasana tepat waktu.

Pada saat ini, Nyonya Thea berdebat dengan William, tapi William sekarang sangat jelas lebih condong ke Jeanne.

Nyonya Thea merasa tidak puas, tetapi dia tidak bisa menentang kata-kata suaminya. Dengan dingin berkata: "karena ini salah paham, aku bisa mengabaikan masalahnya kali ini, tapi aku tidak akan toleransi lagi kalau terulang kembali, tidak boleh ada pembelaan lagi, dia harus pergi dari sini!"

"Itu sudah pasti!"

William tidak bisa menyangkal kata ibunya. Dia menatap mata Jeanne dalam-dalam.

Jeanne terlihat tidak nyaman dan hanya menunduk.

Jeanne tahu dalam hatinya bahwa nyonya Thea tidak akan membiarkannya tinggal di rumah keluarga Sunarya. Ini hanya untuk mencegah kemungkinan bahwa William akan melindunginya lagi kelak.

Singkatnya, Jeanne tidak bisa tinggal lama. Selama periode ini, dia harus berhati-hati. Dia tidak boleh menyebabkan masalah yang harus ditanggung William.

Adapun nanti... kalau Jeanne telah pergi dan tidak lagi khawatir tentang ini lagi.

Suasana ruang makan hening untuk sementara waktu, dan semuanya makan makanan dengan tenang, hanya kadang-kadang ada suara alat makan yang terdengar saja.

Setelah makan, William membersihkan sudut mulutnya dengan elegan dan bertanya, "Apakah mama masih ada yang perlu dibahas? Jika tidak ada hal lain, aku harus pergi ke perusahaan, soalnya akan ada rapat sebentar lagi. "

Nyonya Thea mengangkat kelopak matanya dan tidak menanggapi. Sepertinya dia masih tidak puas atas apa yang terjadi barusan.

Deric dengan nada tidak berdaya dan mengatakan, "yah, begini, beberapa hari lagi adalah ulang tahun kakekmu yang ke-80. Ibumu dan aku ingin kita merayakannya secara besar-besaran nanti untuk kakekmu."

William mengangguk. "Aku mengerti. Kalau begitu aku akan update terus perkembangannya nanti."

"Kamu tidak hanya harus meluangkan waktumu, tetapi kamu juga harus membantu mengurusnya, Pesta ulang tahun kali ini jangan sampai ada yang salah!"

"Aku mengerti. Aku akan minta orang bantu mengurusnya."

William sepertinya terpikir sesuatu, seakan terpikir sebuah ide dan menatap Jessy: "Jessy, kamu tinggal di rumah untuk membantu ibu, kerjaan di kantor, aku akan minta Zoey yang bantu handle dulu."

Jeanne tidak ingin bekerja sama dengan Nyonya Thea. Dia takut pada wanita ini. Jeanne tidak tahu kapan Nyonya Thea akan menjebaknya.

Tapi Jeanne tidak bisa menolak William. Akhirnya, Jeanne hanya bisa tersenyum dan berkata, "Oke, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membantu."

Nyonya Thea mengerutkan kening dan menatap Jeanne dengan pandangan aneh. "kalau hanya ngomong semua orang juga bisa, tapi biasanya yang pintar ngomong saja pada akhirnya tidak bisa melakukan apa-apa."

"………....."

Jeanne hanya menatap William tanpa bicara kata-kata.

William merasa sakit kepala. "Ma, selama mama tidak menyalahkan Jessy tanpa alasan yang jelas, Jessy tidak akan menyinggung atau melanggar perintah mama."

Nyonya Thea marah dan menatap William dengan tajam. "Maksudmu aku membuat masalah dan sengaja membuatnya malu?"

"Ma, bukan itu maksudku ..."

William tahu bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang salah. Sebelum dia bisa memperbaikinya, dia sudah diinterupsi oleh ibunya.

"Aku sudah berpikir itu yang kamu maksud."

William dalam keadaan serba salah, tidak tahu harus menjelaskan apa.

Jeanne tidak tahan melihat William dimarahi oleh ibunya dan mencoba membela, "Ma, William benar-benar tidak bermaksud seperti itu, mama salah paham. Mengenai pesta, selama aku bisa melakukannya, aku akan membantu sebaik mungkin, mama tenang saja. "

Nyonya Thea mencibir dan berkata, "Aku harus tenang? Aku khawatirnya aku terlalu percaya dan tertipu kata-katamu lalu kamu mengulangi perbuatanmu yang memalukan itu."

Jeanne tahu bahwa Nyonya Thea mengungkit kejadian di pesta ulang tahun Alexa, tapi Jeanne tidak bisa mengatakan apapun, hanya bisa menahan pahit.

Wajah William langsung berubah menjadi dingin.

Suhu di ruang makan langsung turun beberapa derajat.

"Ya sudahlah, ribut apa sih? Masih ada yang perlu dibahas apa tidak?"

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu