Wanita Pengganti Idaman William - Bab 97 Cepat Atau Lambat Rahasianya Terbongkar

Bab 97 Cepat Atau Lambat Rahasianya Terbongkar


Saat malam sudah lebih larut, William juga kembali ke kamar. Jeanne merasakan ada pergerakan di luar pintu, ia tiduran di ranjang, pura-pura sudah tertidur.


William masuk kamar, melihat wanita yang terbaring di ranjang, kedua matanya ia pejamkan erat-erat, bulu matanya agak bergetar sedikit, sama sekali bukan kondisi tertidur pulas.


William tahu Jeanne pura-pura tidur, juga tidak membongkar kedoknya, malah memperhatikan Jeanne, hatinya lagi-lagi penasaran terhadap fakta yang wanita ini sembunyikan darinya.


Sebenarnya rahasia apa yang disembunyikan wanita ini, membuat ia ketakutan dan menghindar sampai seperti ini, William ikut naik ke ranjang dengan perasaan ketidakyakinan itu.


Sedangkan orang yang di ranjang, seiring dengan mendekatnya William, ia awalnya sangat tegang dulu, segera setelahnya baru rileks.


William menengok, tatapan kedua matanya terkunci pada wajah Jeanne. Tidak peduli rahasia apa yang Jeanne punya, cepat atau lambat pasti akan ketahuan!


Jeanne tidak tahu kalau sikap anehnya sudah tertanam dalam hati William.


Jeanne merem-merem dulu tak lama kemudian nafasnya stabil dan ia tertidur pulas.


Semalaman tentram tanpa ada masalah.


......


Keesokan harinya, kedua orang itu bangun di waktu yang hampir sama, setelah mandi, mereka turun untuk menyantap sarapan bersama.


mungkin saja karena semalam hampir ketahuan, pagi ini Jeanne terlihat diam tak seperti biasanya. William yang melihat langsungpun, tidak bicara apapun.


Malahan Jeanne merasa agak kaget dengan William yang jam segitu masih diam saja di rumah. Tapi Jeanne juga tidak banyak bertanya, setelah selesai makan ia bangkit berdiri dan bilang: “aku sudah selesai makan, aku ke kantor ya.”


Selesai bicara, Jeanne yang sudah mau pergi itu, malah dipanggil William.


“tunggu, sebentar lagi aku berangkat bersamamu.”


Mendengar hal itu, Jeanne mengernyitkan alisnya, namun ia juga tidak menolak.


Segera setelahnya mereka berdua naik mobil jalan ke arah kantor, Jeanne seperti sebelumnya turun di persimpangan. Jeanne berjalan kaki sampai ke perusahaan, tidak menyangka kalau baru saja ia masuk ke bagian desain, ia sudah langsung melihat Alexa.


Alexa tentu saja melihat Jeanne juga, kedua matanya menatap dingin, membuang nafas dingin dan menabrak sisi tubuh Jeanne saat melewatinya.


Melihat situasi itu, Jeanne juga tidak mempedulikan, mengurus dirinya sendiri saja lalu pergi ke meja kerja.


Dalam hatinya Jeanne tahu jelas, meski Alexa sudah meninggalkan rumah William, tapi ini hanya untuk sementara, cepat atau lambat Alexa pasti akan kembali.


Kepikiran hal itu, Jeanne mengurungkan pikiran dalam hatinya, fokus ke mengurus pekerjaannya.


Hari ini harinya pengumpulan pakaian yang sudah jadi, normalnya harusnya Jeanne mengumpulkan karyanya ke Alexa. Tapi pengalaman-pengalaman sebelumnya mengajari Jeanne, kalau kumpul ke Alexa, takutnya akan ada kecurangan atau sabotase. 


Wanita itu paling suka buat perhitungan dengan Jeanne, lebih tak rela lagi melepaskan segala kesempatan ia bisa menemukan kesalahan Jeanne.


Sedangkan ronde pertama hasil pakaian ini lebih dipentingkan oleh perusahaan, jadi Jeanne sama sekali tak boleh mengumpulkan hasil jadi pakaiannya ke Alexa. Berpikir seperti itu, Jeanne membawa 3 hasil jadi buatannya sendiri, pergi ke kantor manajer.


“manajer.” 

Jeanne mengetuk pintu dan masuk, Zoey agak terkejut melihatnya.


“desainer Jessy, apa ada masalah?” 


Mendengar itu, Jeanne tak menutupi maksud kedatangannya sendiri, kemudian memberikan hasil karyanya.


“bukan karena aku mau menilai orang semauku sendiri saja, aku rasa manajer juga harusnya tahu masalahku dengan kepala pengawas Alexa, jadi aku lebih baik mengumpulkan pakaian ini padamu, jaga-jaga daripada muncul kesalahan apa ditengahnya, mempengaruhi kemajuan perusahaan.” 


Zoey paham maksud yang tersirat, ia mengangguk dan tak menolak saat bertanya: “boleh, apa ada yang lainnya?”


“tidak ada.” 


Jeanne menggelengkan kepala, berbalik badan dan keluar dari kantornya. Pas saat Jeanne kembali ke meja kerjanya, ia menerima pemberitahuan meeting. Meeting kali ini, ada 2 poin penting terutama, satu itu pengumpulan hasil dari para desainer, satu lagi untuk mengumumkan rencana kerja selanjutnya.


Di ruang meeting, selain Jeanne, semua desainer lain mengumpulkan pakaian jadinya.


“desainer Jessy, mana pakaian jadimu?” 


Alexa terus memperhatikan Jeanne, menyadari kalau semua orang sudah mengumpulkan, hanya Jeanne saja yang belum, ia lantas menebak dan bertanya: “tidak mungkin kan kalau pakaian desainer Jessy belum selesai dibuat?”


Alexa menatap Jeanne kuat kuat, matanya dipenuhi dengan niat buruk. Karena kalau saja Jeanne menjawab sepatah katapun, ia bisa punya alasan lebih untuk membereskan wanita itu, juga bisa lebih menghapus kebanggaan Jeanne beberapa waktu ini.


Melihat sinar di mata Alexa, Jeanne menebak sendiri apa yang sedang Alexa pikirkan, berkata sambil tertawa kecil: “takutnya aku membuat kepala pengawas kecewa, hasil karyaku sudah jadi dari lama.”


“begitukah? Kalau begitu kenapa aku tidak melihat kamu mengumpulkannya, kenapa memangnya, tidak pantas untuk dilihat orang?” Alexa bertanya dan mendesak secara bertubi-tubi. 


Jeanne juga tak mempedulikannya, ia pura-pura terkejut dan berkata: “siapa bilang aku belum kumpulin, aku sudah kumpul ke manajer, apa jangan-jangan aku belum kasih tahu kamu?”


Mendengar kata-kata itu, wajah Alexa langsung jadi muram.

“Jessy, apa maksudmu ini?” 


Alasannya ya karena Jeanne yang melewatkan Alexa begitu saja, langsung menyerahkan pakaian jadinya ke manajer, bukannya itu sama saja seperti ia tidak memandang Alexa sebagai kepala pengawas.


“kepala pengawas marah untuk apa, aku tidak ada maksud apapun, aku takut kepala pengawas dalam sekejap saja menerima pakaian sebanyak itu, khawatir kepala pengawas salah dan pakaiannya jadi tertukar, atau ada kecelakaan kecil di bajunya apalah, mempengaruhi perusahaan......ditambah lagi, manajer juga ingin melihat pakaian yang aku desain, jadi aku sekalian saja kumpul ke manajer.”


Setelah selesai bicara Jeanne menatap Alexa dengan penuh arti. Alexa mana mungkin tidak mendengar arti yang tersirat dari kata-kata Jeanne, ini mah sama saja menuduh Alexa sembarang kalau ia akan melakukan kesalahan.


Warna wajah Alexa berubah-ubah saking marahnya, ia malah tidak bisa membalas.


“karena manajer yang meminta, kalau begitu masalah ini dianggap selesai saja, lain kali kalau ada masalah seperti ini, desainer Jessy sebaiknya memberitahu terlebih dahulu, supaya orang tidak salah paham!” Alexa menggertakkan giginya dan berkata sepatah demi sepatah kata.


Jeanne mengangkat bahunya, menunjukkan kalau ia paham. Melihat hal itu, Alexa kesal dan mengubah topik pembicaraan, membicarakan di kemudian hari perusahaan akan menyebarluaskan desain mereka.


“tentang promosi perusahaan kali ini, aku mendapat kabar kalau, perusahaan akan mengundang seorang wanita yang sangat terkenal, Sierra, sebagai juru bicara kita, aku harap semua orang yang duduk di sini tidak akan membuat kesalahan sekecilpun, mempengaruhi seluruh rencana perusahaan!”


Bicara sampai akhir, Alexa mengamati semua orang sekilas, tatapannya tertuju pada Jeanne. Tapi Jeanne malah tidak terlalu memperhatikan, ia sama saja dengan orang lain, terkejut dengan cara penjualan perusahaan ini, benar-benar sangat berkelas tinggi.


Harus tahu kalau Sierra bukan hanya seorang wanita yang sangat terkenal saja, ia bahkan juga seorang role model di antara kumpulan para wanita terkenal. Bukan hanya itu saja, ia juga editor majalah fashion terkenal yang top di dalam negeri, memimpin dunia fashion. Ditambah juga semua baju yang ia pernah pakai, selalu edisi terbatas, tidak sedikit artis terkenal yang berebutan. Bisa juga kita menyebut Sierra sebagai penggerak dunia fashion!


Menghadapi kerumunan orang yang terkejut, Alexa sudah bisa memperkirakan dari awal, ia menepuk tangannya tanda semua orang harus diam, memberitahu hal-hal penting lain, kemudian membubarkan mereka. Jeanne ikut bubar bersama dengan semua orang.


Awalnya Jeanne mengira kalau Alexa tidak akan membiarkannya begitu saja, akhirnya setelah setengah hari berlalu, tanpa disangka tak ada masalah yang muncul.


Hal ini malah membuat Jeanne merasa aneh, tapi ia juga tidak berpikir terlalu banyak. Sore hari, ia melihat tak ada masalah, langsung pergi meninggalkan kantor, supaya tidak bertemu dan bertengkar saja dengan Alexa di kantor.


Alexa malah tidak tahu kalau Jeanne sudah pergi. Pada saat itu Alexa pergi ke kantor Zoey, dengan alasan pengecekan kualitas, meminta Zoey untuk memberikan pakaian jadi Jeanne kepadanya.


Zoey juga tidak berpikir terlalu banyak, langsung mengeluarkan pakaian jadinya. Saat Zoey mengeluarkan 3 pakaian jadi hasil desain Jeanne, seperti merenggut nafas Alexa.......juga membuat Alexa sangat iri!

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu