Wanita Pengganti Idaman William - Bab 329 Tahu Diri

William melihat rekamannya, wajahnya dingin sampai bisa membekukan semuanya.

Hans melihat aura menakutkan yang terpancar dari tubuhnya ketakutan sampai gemetar, namun ia tetap nekad bertanya.

“Presdir, perlukah kita mengutus orang untuk menolong nyonya?”

William kembali dari lamunannya, meliriknya dengan dingin dan mulai membuat rencana.

“Segera utus orang untuk memeriksa kemana perginya mobil ini, dan disaat bersamaan minta semua bawahan kita berkumpul disini!”

Hans tidak berani menunda-nunda dan langsung pergi mengurusnya.

Dan disaat bersama, Jeanne yang ditangkap, tadinya pingsan, namun tidak sampai 10 menit kesadarannya perlahan kembali.

Kesadarannya belum sepenuhnya kembali, dan kejadian sebelum dia pingsan satu per satu muncul didalam otaknya bagaikan film yang diputarkan, membuat ekspresinya langsung berubah, dia segera bangkit duduk dan memberontak ingin turun dari mobil.

Dan gerakannya sama sekali tidak secepat pria hitam disampingnya, bahkan pria hitam itu menekannya di stir mobil tanpa belas kasihan.

“Sakit…..”

Karena mobil ini sudah dimodifikasi, sebagian mobil van ini dibuat kosong.

Jeanne kesakitan sampai meronta-ronta, dan akhirnya meringkuk disudutan.

Dia menatap pria besar didepannya, lalu bertanya : “Siapa kalian? Kenapa menangkapku?”

Setelah ucapan ini dikatakan, pria itu hanya meliriknya tanpa menggubrisnya.

Jeanne tidak rela, terutama melihat beberapa pria besar didepannya mulai memejamkan mata untuk istirahat, ia mulai berusaha mendekati pintu mobil dengan mengumpulkan keberanian.

Namun belum sempat mendekat, kerahnya sudah ditarik oleh seseorang.

“Nona, jika tidak ingin merasakan sakit, sebaiknya kamu menurutlah.”

Jeanne mendengar suara dingin dari belakangnya.

Jeanne melihat jaraknya dari pintu sudah sangat dekat, ia mulai memberontak : “Brengsek, lepaskan, aku mau turun!”

Dia memukul dan menendang, berusaha melepaskan diri, namun ia tidak tahu kalau gerakannya ini hanya memancing amarah pria asing itu saja.

“Cari mati, diam!”

Pria itu membentak dengan dalam, disaat bersamaan mengeluarkan sebatang pistol dan ditodongkan kearah pelipis Jeanne.

Jeanne merasakan sentuhan dingin, seketika membatu disana.

Terutama ketika ia tahu barang apa itu, sekujur tubuhnya mulai gemetar.

Tatapannya dipenuhi ketakutan, dan dia tidak berani ribut lagi.

Pria ini melihat sikapnya, menyimpan kembali senjatanya dengan wajah puas, lalu melepaskannya.

Jeanne terbebaskan, segera kembali meringkuk di pojokan.

Entah sudah berapa lama berlalu, akhirnya mobil berhenti.

“Turun!”

Pria asing itu turun terlebih dahulu, lalu memelototi Jeanne dengan kejam.

Jeanne turun dari mobil dengan terpaksa, ia dibawa mereka ke sebuah villa.

Dia refleks mengamati sekitarnya, seolah mencari celah untuk bisa kabur, namun sekeliling villa ini dipenuhi oleh pria berbadan besar dan berotot kekar.

Apa daya, ia hanya bisa mengurungkan niatnya untuk kabur dan mengikuti pria besar didepannya masuk kedalam villa.

“Bos, orangnya sudah tertangkap.”

Mereka baru saja masuk ruang tamu, ia sudah bisa melihat seorang pria asing yang terlihat jahat duduk diatas sofa.

Dan orang ini adalah Musa.

Dia mengamati Jeanne dari atas sampai bawah.

Melihat wajah ovalnya yang kecil, dipadukan dengan pakaian kerjanya hari ini, dibawah aura profesionalnya ada keanggunan yang terpancar, stylenya sungguh berbeda dengan wanita yang waktu itu ia tangkap, dan ini juga orang tepat yang sulit untuk didapatkan.

Membuatnya menghela nafas sambil mengeluh, William ini benar-benar beruntung.

Dan ketika ia mengamati Jeanne, Jeanne juga mengamatinya.

Jeanne bisa merasakan aura bahaya yang terpancar dari pria ini, dan wajah tampannya terlihat gagah sampai tidak seperti seorang lelaki biasa, ditambah ketegasannya, membuat semua orang yang melihatnya tanpa sadar berdiri tegak, seolah dia adalah seekor ular berbisa yang siap untuk mematuk orang.

“Siapa kamu? Untuk apa kamu menangkapku?”

Dia menahan rasa takutnya dan menatap pria itu sambil bertanya.

Musa melihat ekspresi tegangnya, senyum diwajahnya mengembang, “Nona Jessy tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun padamu, aku hanya ingin meminjam sesuatu pada Nona Jessy, aku jamin aku tidak akan menyentuhmu walaupun sehelai rambut, dan aku juga akan melepaskanmu.”

Mendengar ucapan ini, Jeanne terkejut, ada perasaan waswas yang mendera.

Sebelumnya ketika ia ditangkap orang, dia sudah mengira orang-orang ini mengincar William, hanya saja dia tidak menyangka setelah beberapa kali gagal, mereka masih juga tidak menyerah, bahkan menangkapnya untuk mengancam William.

Seketika ia panik dan kesal.

Kalau tahu begini, ia pasti akan ikut Moli masuk ke toilet sehingga tidak akan ditangkap oleh orang dan menyusahkan William.

Musa tidak memperdulikan dirinya yang terdiam, ia melambaikan tangan memberi isyarat pada bawahannya untuk membawa Jeanne turun.

Jeanne tahu dia tidak akan bisa kabur, ia juga tidak memberontak.

Setelah Jeanne pergi, Musa mengangkat ponsel dan menghubungi sebuah nomor.

……

Kamar president suite hotel.

Tadinya William menunggu kabar dari Hans, namun nomor yang menghubunginya sekarang adalah nomor asing.

Dia berpikir sejenak, memikirkan berbagai kemungkinan, wajahnya langsung menjadi serius ketika mengangkat teleponnya.

Namun ia tidak langsung membuka mulutnya, melainkan menunggu lawannya membuka mulut.

Musa merasakan keheningan dari balik telepon, tentu saja bisa menerka apa yang William pikirkan, ia menyapa dengan suara santai.

“Tuan William, apakah kamu ingin tahu kabar istrimu?”

Mendengar ini, ekspresi wajah William buruk semaksimal-maksimalnya.

“Siapa kamu sebenarnya?”

Musa tersenyum kecil, berkata dengan nakal : “Tuan William sudah pernah bertarung denganku beberapa kali kenapa masih bertanya padaku? Aku tidak yakin Tuan William belum bisa menemukan siapa aku.”

William dibuat sangat emosi oleh nada bicaranya yang begitu santai.

“Apa yang kamu inginkan?”

Dia menggenggam erat ponsel ditangannya sambil bertanya dengan tegas.

Musa mengangkat alis, tersenyum : “Tentu saja aku menginginkan barang yang ada pada anda, aku rasa anda tahu persis apa yang aku maksud.”

Ketika dia mengatakannya, senyum tipis disudut bibirnya seketika hilang, “Tuan William sebaiknya mempertimbangkan dengan seksama, atau aku tidak bisa menjamin aku tidak akan melakukan sesuatu pada istri anda.”

William mendengar ancaman ini, wajahnya langsung menjadi serius.

Meskipun orang ini mengincar Jessy, namun ia tidak tahu kalau barang itu ada pada Jessy, melainkan menyangka barangnya ada pada William.

Mengingat hal ini, ia merasa sedikit lega, paling tidak dengan begitu keamanan Jessy masih bisa terjamin.

Namun dengan cepat rasa leganya hilang.

Meskipun ia tahu kemungkinan barangnya ada pada Jeanne, namun Jeanne tidak tahu, kalau sampai Jeanne membocorkannya, maka ia akan dalam bahaya.

Dia memejamkan mata berpikir dengan keras.

Musa juga tidak mendesaknya.

Setelah satu menit, William memutuskan, ia berkata dengan tegas : “Baiklah, USB itu bisa kuserahkan dengan utuh padamu, namun aku mau dia selamat tanpa ada yang terluka sedikitpun!”

Dia sengaja mempertegas kata USB, agar Musa mengira barangnya ada padanya.

Dan Musa mendengar ia mengatakan barang yang ia mau dengan tepat, keyakinannya semakin kuat.

“Kamu cukup tahu diri.”

Dia tersenyum dingin sambil mengatakan lokasi barter.

“Kalau begitu besok siang, kita bertemu di paviliun gunung Sinar Emas.”

Mendengar ini, William menyetujui tanpa berkomentar.

Ketika ia hampir mematikan telepon, terdengar lagi peringatan dari Musa.

“Ingat, hanya boleh kamu yang datang seorang diri, jika sampai aku melihat orang kedua, jangan salahkan jika aku tidak sungkan lagi!”

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu