Wanita Pengganti Idaman William - Bab 466 Dua Pilihan yang Sulit

Hati William senang karena penyampaian Jeanne yang terbuka itu, tertawa dengan suara rendah: “aku tahu, aku akan secepat mungkin menyelesaikan urusan dan pulang.”

“Kalau begitu aku tunggu kamu pulang.”

Mereka berdua telepon sebentar, Jeanne baru tidak rela menutup telepon, terasa berat dan tidak tenang dalam hati juga semuanya hilang.

Di saat yang sama, Kediaman Gunarta.

Jessy dan Julian duduk berhadap-hadapan.

“Perjalanan bisnis William sudah selama ini, kelihatannya di luar negeri sana muncul masalah yang menjerat dia, sekarang kita bisa mengambil kesempatan saat dia tidak ada, kembali mencari cara membiarkan Yansen masuk ke pasar domestik.”

Julian mengernyitkan alis, “William meskipun tidak ada, tapi sebelumnya dia sudah membuat rencana, kita mau menerobosnya juga tidak begitu mudah.”

Jessy juga terpikir perintah larangan William itu, menyipitkan matanya dengan bahaya, “tidak mudah juga bukan berarti tidak bisa, aku tidak percaya ada uang di depan mata, kita diam saja.”

“Kamu sudah ada ide?”

Julian dengan terkejut melihat Jessy.

Jessy sedikit mengangkat ujung bibirnya, “ada samar-samar sebuah ide, tapi waktu pelaksanaannya, masih perlu diobservasi lagi.”

“Baik, perlu ayah melakukan apa, kamu tinggal bilang saja.”

“Ayah bantu aku menyatukan keluarga pengusaha top di ibukota, aku perlu informasi detil mereka untuk langkah selanjutnya.”

Julian tidak merasa keberatan, segera menyuruh orang membereskan.

Beberapa hari ini, di ibukota memang ada sejenis ketenangan seperti sebelum badai datang.

Jeanne di kediaman William juga menunggu dengan tidak tenang.

Karena sejak terakhir kali dengan William berhubungan, beberapa hari setelahnya, Jeanne menyadari kalau dirinya sendiri tidak bisa menghubungi William lagi.

Jeanne menggabungkan masalah yang terjadi di perjalanan bisnis sebelumnya, sangat khawatir William kenapa-napa.

Hari ini akhirnya Jeanne tidak bisa menunggu lagi, memanggil Moli bertanya, “apa kamu tahu William di bagian mananya negara G?”

“Kamu bertanya ini untuk apa?”

Moli menimbang dan memperhatikan Jeanne, seperti sedang menebak maksud Jeanne.

“William sudah selama ini belum pulang, aku sangat khawatir, mau kesana dan melihat, mungkin saja juga bisa membantu.”

Moli menertawakan mengejek, “kamu membantu?”

“Aku kenapa?”

Jeanne melihat Moli tidak yakin dengannya.

“Kenapa? Apa kamu bisa baca laporan? Tahu tidak tuan bertemu masalah apa?”

“……”

Jeanne kehabisan kata-kata ditanyanya.

Moli tertawa dingin, “kamu apa-apa tidak tahu, berdasarkan emosi sesaat langsung pergi cari tuan, untuk tuan itu sama sekali tidak membantunya, malah menyusahkan dia, menghambatnya!”

Jeanne diserang Moli sampai telinganya seakan turun dari kepala.

Apa yang Moli bilang itu benar, Jeanne tidak bisa membantu apapun, pergi ke sana, keberadaan Jeanne hanya memperlambat, bahkan masih perlu William memecah konsentrasi dan memperhatikan Jeanne.

“Lupakan, aku mending tunggu William di rumah saja.”

Jeanne bergumam sendiri dengan kecewa.

Moli tertawa mencemooh, tidak menggubris Jeanne lagi berbalik badan dan pergi.

2 hari berlalu lagi, Jeanne selalu menunggu dengan tidak tenang.

Sampai hari ketiga, Jeanne sedang membuat naskah desain, Julian datang mencari Jeanne lagi.

Jeanne terhadap Kediaman Gunarta yang tidak selesai-selesai sudah kesal maksimal, tapi justru tidak mampu menolak, hanya bisa meninggalkan Moli lagi dan kemudian pergi ke kediaman Julian.

Di kediamannya, Jessy sudah menunggu di ruang tamu.

“Aku mau kamu kasih Bernard dokumen ini, suruh mereka setuju bekerja sama dengan kita.”

Jessy melempar dokumen ke arah Jeanne, Jeanne refleks menerima, menunduk melihat dan memeriksa.

“Aku tidak mau melakukan hal ini!”

Jeanne hanya membaca beberapa baris kata, langsung muram dan menolak.

Dokumen ini sama persis dengan yang sebelumnya Jessy menyuruh Jeanne untuk memberikan poada William, kerja sama dengan Yansen.

Terlihat jelas Jessy merasa tidak ada harapan kerja sama dengan perusahaan Sunarya, berencana mencari lainnya.

“Tidak mau lakukan? Jeanne apa kamu sudah lupa apa identitasmu? Masalah ini kamu tidak punya hak untuk menolak!”

“Kamu sebaiknya paham jelas, aku sudah menyuruh orang mendatangkan dokter otak dari luar negeri yang paling hebat, kalau sikap kamu seperti ini, kalau begitu juga tidak perlu menyembuhkan ibumu, kamu jangan lupa pada awalnya kamu berjanji akan mendengar dan patuh pada seluruh rencana kami, kami baru bekerja sama denganmu.”

Sekalinya Julian mengatakan ini, Jeanne sepenuhnya terdiam.

“Kamu sungguh mencarikan dokter otak untuk menyembuhkan ibuku?”

Jeanne tidak berani percaya dan melihat Julian.

“Tentu saja, kamu harus mempertimbangkan baik-baik, harus bagaimana memilih.”

Hati nurani Jeanne seketika bergumul.

Di satu sisi ada orang yang Jeanne cintai, di satu sisi ada keluarganya.

Pada akhirnya hati nurani Jeanne meminta maaf pada William.

Siapapun juga tidak lebih penting dari ibu Jeanne.

“Aku mau ke rumah sakit, kalau benar seperti yang kalian bilang, aku akan pergi mencari Bernard, mencari cara supaya dia setuju.”

“Boleh, nanti aku suruh orang antar kamu ke rumah sakit.”

Julian selesai bicara, menyingkir ke samping dan memberikan waktu pada Jessy, membicarakan detil kerja sama.

“Asalkan keluarga Bernard setuju kerja sama, beritahu mereka, kita Yansen Group bisa bantu mereka memperluas pasar ke luar negeri……”

Jessy dengan detil menyerahkan detil kontrak, membuat Jeanne tidak berhenti curiga dalam hati mendengarnya.

Apakah Jessy setengah tahun ini di luar negeri hanya demi perusahaan ini?

1 jam kemudian, Jeanne pergi ke rumah sakit.

Masih kamar pasien yang sama, Jeanne membuka pintu dan masuk, langsung melihat di atas ranjang pasien ibunya seperti dulu tertidur, pipinya yang kurus terlihat agak lebih hidup dari sebelumnya, Jeanne tahu penyembuhannya lumayan. “ma, aku datang menjengukmu.”

Jeanne berjalan dengan pelan ke sisi Lana, merapihkannya sedikit.

Julian berdiri di luar pintu, wajahnya tidak berekspresi.

Pada saat ini juga, seorang dokter asing berjalan mendekat, Julian menunjuk dia dan memperkenalkan: “ini dokter baru yang bertanggung jawab atas ibumu, ada pertanyaan apa kamu boleh bertanya padanya.”

Jeanne memperhatikan dengan cermat, Jeannebertanya dengan perhatian, “tidak tahu ibuku sekarang seperti apa situasinya, kapan bisa siuman?”

“Pasien sekarang situasi sudah sangat membaik, kalau mau pasien siuman, harus memperbesar tingkat pengobatan, aku sudah mengurus program pengobatan baru di sini, asalkan Pasien ada keinginan tinggi untuk ingin terus hidup, ada kemungkinan 70 persen bisa siuman.”

Sekalinya dokter mengatakan ini, Jeanne tertegun.

Tapi tidak menunggu Jeanne bertanya detil tentang program pengobatannya, Julian langsung menyuruh dokter pergi.

“Kamu sedang apa?”

“Waktu jenguk sudah habis, kamu harus pulang.”

Julian dengan dingin melihat Jeanne sekilas, berbalik badan dan pergi.

Jeanne tidak mau pergi, tapi pintu kamar pasien di belakang sudah perlahan tertutup

Pintu ini perlu otoritas tertentu baru boleh dibuka.

Jeanne dengan tidak rela melihat ibunya lagi, baru ikut Julian melangkah pergi.

Di jalan pulang, Julian melihat raut wajah Jeanne khawatir, berkata dengan berkuasa: “kamu tenang, asalkan kamu mendengar dengan patuh, kerjakan dengan baik rencana Jessy, sebelum kamu pergi, aku akan menyuruh orang berusaha sebisa mungkin menyembuhkan ibumu.”

Bola mata Jeanne menatap dia dengan cahaya redup, berbicara dengan menekankan setiap kata: “kamu sebaiknya ingat yang kamu katakan.”

Tidak sampai 10 menit, sampai ke kediaman William.

Jeanne turun dari mobil berwajah dingin, berjalan ke arah kediaman baru.

Kembali ke kamar, Jeanne rebahan di ranjang, agak lelah, mau tidak mau memikirkan bagaimana Jeanne harus membicarakan pada Bernard soal kerja sama.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu