Wanita Pengganti Idaman William - Bab 101 Tidak Signifikan

Bab 101 Tidak Signifikan


Alexa membicarakan soal perlindungan William pada Jeanne, dengan raut wajah sedih berkata: “ sekarang ada kak William yang mendukungnya, takutnya siapapun sudah tidak bisa menggesernya dari posisi nyonya rumah itu.” 


Marina tertawa dingin.


“hanya karena ia itu Jessy, ia cocok jadi nyonya rumah keluargaku? Ia kan hanya pura-pura baik saja di depan William”


Saat berbicara, Marina seperti kepikiran sesuatu, ia berkata dengan niat buruk: “aku ingat dulu Jessy suka sekali pergi ke klub malam, sering berkeliaran lah di tempat semacam itu, sekarang ia takut saja di bawah pengawasan William, tidak tahu betapa inginnya ia pergi, nanti aku cari cara untuk membawanya kesana, pasti sifat aslinya keluar!”

Mendengar kata-kata Marina tersebut, mata Alexa berbinar.


Belum juga Alexa membuka mulutnya dan bicara, ia mendengar Marina yang lanjut bicara: “nanti pada saatnya panggil orang-orang itu yang dulu sering main bersamanya, tiba-tiba bawa seorang saja, pasti bisa membuat Jessy mati kutu!” 


“tapi kalau seperti itu bukannya bisa ketahuan kak William, pada saat itu tante Marina juga ikut terseret.” Alexa menyetujui cara tante Marina dalam hati, tapi di luarnya ia tetap harus pura-pura perhatian.


“tenang saja, aku tidak akan membiarkan William sampai tahu kalau aku terlibat, anggap saja ketahuan, aku limpahkan saja kesalahannya pada Jessy si wanita murahan itu, lagipula masa lalu kelamnya ada begitu banyak, aku tak percaya kalau William tidak akan percaya.” 


Melihat Marina yang sudah memikirkan matang-matang sampai jalan akhirnya, Alexa buru-buru memuji: “Marina baik sekali ya, khawatir untuk masalahku sampai seperti ini.”


Marina tidak setuju dan berkata: “apalah artinya ini, kamu itu teman baikku, juga menantu kakakku yang aku setujui, kalau aku tidak membantumu, siapa lagi yang aku bantu?”


......


Di kediaman baru, Jeanne tidak tahu kalau Marina sudah berencana melakukan sesuatu padanya.


Saat itu Jeanne sedang diberi perintah oleh William: “dua hari ini, kamu istirahat baik-baik saja di rumah, lusa nanti Sierra akan pergi ke kantor untuk syuting, setelah diskusi, contoh desain kamu juga akan jadi salah satu yang utama, pada saatnya nanti kamu perlu turun tangan dan mencocokkan sendiri.” 


“aku tahu, aku akan istirahat baik-baik, aku jamin tidak akan menghambat urusan kantor.” Jeanne sulit menutupi senyuman yang ada di wajahnya, berkata meyakinkan. Lagian pencapaian terbesar desainer manapun itu mendapat pengakuan dari hasil karyanya sendiri.


William juga paham, melihat senyuman Jeanne yang memikat dan cantik di wajahnya itu, ia tidak bisa menahan diri menundukkan kepalanya dan mencium kening Jeanne: “kalau begitu kamu istirahat ya sekarang, aku urus kerjaan dulu di ruang belajar.” selesai bicara, William bangkit berdiri dan pergi, meninggalkan Jeanne seorang diri duduk bengong di ranjang.


Sentuhan halus dan hangat di keningnya itu seperti spesial, membuat Jeanne tak bisa menahan diri mengulurkan tangan dan merabanya.


Detakan jantung Jeanne lebih tidak bisa dikontrol lagi, sudah seperti ada batu yang terlempar ke dalam air, reaksinya berlanjut-lanjut terus tanpa henti. Setelah waktu yang cukup lama berlalu, Jeanne baru perlahan kembali sadar. 


Jeanne menepuk-nepuk sendiri pipinya yang sudah panas dan berkata: “Jeanne, kamu lagi mikir apa sih, jangan lupa identitasmu!”


Tidak tahu juga peringatannya kali ini ada gunanya atau tidak, hati Jeanne yang awalnya terasa tak karuan itu perlahan kembali normal. Jeanne kemudian berencana untuk mencari beberapa hal lainnya yang bisa mengalihkan perhatiannya.


Segera setelahnya Jeanne melihat desain yang belum ia selesaikan di meja, ia bangkit berdiri mengambilnya dan lanjut membuat desainnya.


Sebenarnya sekarang Jeanne masih agak pusing, karena itu ia menggambar sebentar, menunggu suasana hatinya kembali tenang, kemudian ia tidak memaksakan diri lagi, meminum obatnya dan tiduran. Lagian di dalam hati Jeanne masih kepikiran masalah lusa nanti.


2 hari kemudian, flu Jeanne sudah sembuh total. Kebetulan hari itu juga hari dimana Sierra pergi ke kantor dan syuting.


“tunggu aku kita pergi ke kantor bareng saja.” pada saat mereka berdua makan, William berinisiatif duluan bilang mau pergi ke kantor bersama Jeanne.


“oke!” Jeanne menganggukkan kepalanya. Belum lama kemudian, mereka berdua menyantap habis makanan, kemudian berangkat ke kantor.


Jeanne seperti biasa turun di persimpangan jalan. Saat sampai di kantor, dan setelah bertanya ke karyawan, Jeanne naik lift dan pergi ke tempat syutingnya.


Tempat syuting tersebut terletak di gedung lantai 10, sangat luas, di dalamnya ada banyak latar belakang pemandangan yang modelnya berbeda-beda. Kebarat-baratan, antik, rumah. Memang kan perusahaan pakaiannya termasuk perusahaan keluarga William, fasilitas yang diperlukan, semuanya lengkap. Semuanya itu juga keperluan yang harus dipunyai pakaian bermerek.


Saat Jeanne memasuki tempat syuting, di dalamnya sudah sibuk semua orang di dalam sudah sibuk. Orang harus menyiapkan latar, mengurus perlengkapan bolak balik memeriksa dan memastikan.


Sierra juga sedang dandan, ia dikelilingi sekerumun orang. Ada asistennya, kepala manajer perusahaan Zoey, juga ada Alexa sampai-sampai Albert dan para desainer pakaian lainnya.


Bahkan William saja ada. Ia duduk di sebelah, tidak tahu sedang bicara apa dengan ekspresi yang lembut. Sierra juga merespon sambil tersenyum. Mereka berdua berinteraksi secara akrab. Jeanne malah tidak kaget, tapi hal itu malah membuat Alexa mengepalkan tangannya erat-erat saking cemburu.


Alexa sudah bertahun-tahun hidup di rumah William, tidak mampu akrab sampai ke tahap itu dengan kak William. Di rumah William, kak William selalu terus terang, selalu dingin sampai membuat orang takut.


Tapi wanita di hadapannya sekarang ini, tak disangka dapat membuat kak William lebih terbuka kepadanya, bicara dengan nada yang lebih ramah. Alexa sudah kalah dari Jessy wanita murahan itu, masa iya sih ia kalah lagi dari wanita yang tidak tahu muncul dari mana itu juga?


Alexa tidak rela sampai teriak seperti itu di dalam hatinya, William dan Sierra tentu tidak memperhatikannya. Topik pembicaraan mereka berdua sampai ke syuting kali ini.


William mengingatkan kembali dan berkata: “nanti saat syuting, kamu sebisa mungkin tonjolkan sisi baik dari perusahaan ya.”


Mendengar jata-kata itu, Sierra yang kebetulan sudah selesai dandan, membuka matanya, sedang bersiap mengangguk dan mengiyakan, tidak menyangka kalau yang terlihat malah Jeanne. 


Sierra mengingat kembali dan memikirkan kata-kata William barusan, matanya berputar, ia berkata sambil tersenyum: “maksud kamu itu desain seluruh perusahaan, atau dia.......”


William melihat mengikuti pandangan Sierra, tentu ia juga melihat Jeanne, jadi paham maksud dari kata-katanya tadi. William meraba bibirnya, berkata dengan suara berat: “semua orang, di sini, pekerjaan itu yang utama.” 


Karena mendapat jawaban yang di luar dugaannya, Sierra sedikit mengangkat alisnya, senyuman di wajahnya juga semakin terlihat cemerlang.


“begitu ya, kalau kamu janji traktir aku makan nanti malam, aku juga janji padamu.”


William tanpa berpikir langsung menjawab: “nanti malam perusahaan akan mengadakan pesta makan, aku juga akan pergi.”


Mata Sierra mentapa William dalam-dalam kemudian berkata: “pesta makan? Ya boleh juga, pesta makan saja.” 


Selesai berbicara, Sierra keluar dari ruangan rias, berencana mulai syuting. Seiring dengan kemunculan Sierra, terdengar banyak sekali suara engapan nafas muncul di tempat syutingnya. 


Sebelumnya sudah dibilang kalau Sierra itu wanita terkenal nomor satu, kecantikannya juga tidak kalah saing, dan yang paling penting itu aura di sekitar tubuhnya. Saat itu Sierra mengenakan baju desain utama perusahaan, cantik namun dingin seperti mengancam, langsung menarik pandangan orang, membuat orang-orang tidak bisa memalingkan tatapan mereka.


Terutama saat Sierra tampil di hadapan kamera, rasa fotogeniknya semakin menunjukkan dengan sempurna sisi bagus dari pakaiannya, ingin sekali orang memakai baju itu sendiri. Terlebih lagi ekspresinya, ia mampu mengubah modenya kapanpun ia mau.


Dingin, manis, manja. 


Melihatnya, Jeanne terus mengagumi, juga terus memuji-muji di dalam hatinya.


Alexa malah semakin cemburu sampai menggila dan ia merasakan kerumitan yang sulit dibicarakan. Karena Alexa menyadari kalau identitas yang sangat ia banggakan itu, dipakai oleh Sierra, jadi terlihat tidak signifikan.


Meskipun begitu, ia juga tetap tidak rela. Alexa melihat William yang terus memperhatikan tempat syuting dari luar, matanya terlihat berbinar, ia mendekat dan pura-pura memuji: “kak William, memang kakak hebat ya bisa kepikiran, meminta nona Sierra jadi juru bicara, aku rasa dengan nona Sierra sebagai juru bicaranya, pasti reaksi promosi pakaian kita kali ini akan sangat bagus.”

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu