Wanita Pengganti Idaman William - Bab 172 Menjadi Wanita Milikmu.

Bab 172 Menjadi Wanita Milikmu.

Nyonya Thea selesai berkata, langsung memanggil orang masuk untuk bersiap-siap.

Pada malam itu, ketika William pulang, Bibi Wang datang tepat pada waktunya.

“Tuan muda, nyonya minta anda untuk makan malam di rumah utama malam ini.”

William tidak banyak pikir, dia mengangguk.

Setelah mandi, dia berjalan menuju rumah utama.

Ketika dia berjalan ke ruang tamu, dia menemukan bahwa ruang tamu bukan hanya nyonya Thea seorang, tetapi juga ada Alexa.

Dia mengerutkan alisnya, seperti sudah mengerti maksud nyonya Thea memanggilnya datang.

Dia ingin membalikkan badan dan pergi, tetapi karena nyonya Thea, dia hanya bisa tinggal, kalau tidak berarti sedang memalukan ibunya.

Alexa tidak mengetahui rasa tidak sabar di hatinya, melihat tubuhnya yang besar tinggi, matanya penuh cinta.

Terutama terpikir hal yang akan terjadi nanti, semakin tidak dapat menutupi rasa malu di dalam hatinya dan debaran jantung yang cepat.

“Kak William.”

Dia memanggilnya dengan malu, wajahnya yang putih menjadi merah, terlihat mempesona.

Tetapi William sama sekali tidak melihatnya.

Dia melihat sekeliling, tidak terlihat Jeanne dan dia bertanya: “Ma, kamu tidak memanggil Jessy datang kesini?”

Alexa mendengar ini, senyuman di wajahnya tiba-tiba menjadi kaku, matanya tiba-tiba dipenuhi rasa iri.

Nyonya Thea juga merasa tidak puas, tetapi dia tidak menunjukkannya. Dia tersenyum dan berkata: “Sudah, tetapi dia masih memiliki pekerjaan yang belum diselesaikan di perusahaannya, katanya dia tidak akan kembali.”

William mengerutkan kening, mengeluarkan ponsel dan menelepon Jeanne.

“Kamu masih berada di perusahaan?”

Jeanne tertegun, dan menjawab: “Ya, Hari ini Santos sudah kembali pulang, memberiku informasi tentang merek baru. Aku perlu menyusunnya dan kembali agak malam.”

William mendengar ini, tidak berkata apapun lagi, dia menyuruhnya pulang harus berhati-hati, langsung menutup telepon.

Namun nyonya Thea sangat tidak senang dengan kelakuannya.

“Kan, sudah kubilang dia lagi lembur, Apakah kamu takut bahwa aku akan berbohong padamu?”

Dia dengan tidak puas menatap pada William.

William tahu bahwa dirimya terlalu banyak berpikir, dan tersenyum tanpa daya.

“Bukannya bilang ingin makan malam? Ayo.”

Dia mengalihkan topik pembicaraan dan berjalan mengarah ke ruang makan.

Nyonya Thea mendengus dan mengikuti, dan tidak melupakan Alexa.

“Alexa, ayo cepat, duduk bersama William, kita sudah lama tidak berkumpul seperti ini.”

Dia berkata dan memberi isyarat kepada Alexa untuk duduk di sebelah William.

Alexa tidak menolak, dan berjalan ke arah William.

William meliriknya, dikarenakan ibunya duduk di depan, barulah dia tidak menghentikannya.

Disaat makan, Alexa sepertinya telah melupakan ketidaknyamanan di perusahaan sebelumnya, dan penuh dengan ketekunan terhadap William.

Menambah lauk, dia mencari topik untuk bisa ngobrol.

William dari awal hingga akhir hanya berekspresi polos. Jika bukan karena Nyonya Thea, dia benar-benar ingin pergi.

Tidak tahu berapa lama terlewati, makan malam ini akhirnya selesai.

Kesabaran William sepertinya sudah capai batasnya.

Dia dengan tidak sabar mengatakan ingin pergi.

“Ma, di perusahaan masih ada urusan, aku harus pergi dulu.”

Nyonya Thea menatap pada wajahnya yang dingin, matanya bersinar, dan tersenyum dan berkata: “Yah, jangan terlalu sibuk, ingatlah untuk beristirahat lebih awal.”

Alexa juga mengucapkan selamat tinggal dengan sopan.

“Kak William, sampai jumpa.”

William melihatnya, tetapi dia tidak tahu mengapa ada perasaan aneh di hatinya.

Jika itu diubah ke masa lalu, ibunya pasti akan membiarkannya untuk tinggal bersamanya saat ini. Tetapi hari ini, malah membiarkannya pergi dengan begitu cepat.

Dia tidak mengerti, dan tidak ingin memikirkan juga, membalikkan badan dan pergi.

Setelah kembali ke ruang belajar, ketika dia sedang bersiap-siap ingin bekerja, tiba-tiba dia terasa kepalanya sedikit berat.

Dan terasa kelopak matanya bagai sedang berkelahi, ingin tidur, dia menggelengkan kepala, tetapi tetap saja tidak dapat menghilangkan rasa kantuk.

Dia memikirkan beberapa lama ini memang kurang tidur, selalu sibuk, dia tidak banyak berpikir, membalikkan badannya kembali ke kamar untuk beristirahat.

Hanya sebentar, dia terbaring di ranjang dan tertidur lelap.

Disaat ketika dia belum lama tidur, ketukan pintu berbunyi.

“Kak William.”

Alexa mengetuk pintu di luar dengan sepiring buah.

Dia beralasan mengantarkan buah-buahan baru diizinkan masuk oleh pengurus rumah, dia tidak boleh terlalu lama berada di luar kamar.

Berpikir seperti ini, dia mengetuk pintu lagi, lalu sama juga tidak mendapatkan respon dari dalam ruangan, dan dia menebak bahwa efek obat telah berjalan, dan dia dengan berani membuka pintu dan berjalan masuk.

Benar saja, William tiba-tiba merasa ngantuk, bukan karena lelah tetapi karena diberi obat oleh nyonya Thea, membuatnya kehilangan kesadaran, untuk mempermudah tindakan selanjutnya yang akan dilakukan Alexa.

Alexa setelah memasuki kamar, melihat William yang sedang tidur lelap, jantung berdebar kencang seperti suara drum, “dong dong” terus berdebar.

“Kak William.”

Dia meletakkan piring buah-buahan di tangannya, dia pelan-pelan mendekati.

William di ranjang yang kurang sadar mendengar suara, tetapi dia tidak tahu suara apa itu.

Dia ingin membuka matanya, tetapi kelopak matanya terasa berat, bagaimanapun tidak dapat membukanya hanya terlihat bayangan yang samar.

Dia menyangka Jeanne kembali pulang, mendengus lembut, langsung tertidur lagi.

Siapa sangka orang yang masuk bukanlah Jeanne tetapi Alexa.

Alexa mendapat respon dari William, bagai mendapat izin darinya, langsung melangkah besar mendekati ranjang, berdiri melihat pria tampan yang baring di ranjang, matanya penuh dengan rasa cinta.

“Kak William, setelah malam ini aku akan menjadi wanita milikmu.”

Dia selesai berkata, terpikir hal selanjutnya yang akan terjadi, dia menjadi malu dan gugup.

Tetapi lebih banyak perasaan tidak sabar.

“Kak William, bangunlah.”

Tubuhnya yang sedikit bergetar, berbaring ke bawah sambil berbisik pada telinga William, sambil menggulurkan tangannya membuka kancing di tubuhnya, mencoba membangunkan dia, untuk melakukan hal tidak senonoh dengannya.

Lagipula dia melihat William yang baru saja meminum obat herbal, masih dalam kondisi kurang sadar, akan mudah salah mengenal orang.

Dan dia justru bermaksud agar William akan menidurinya dalam situasi salah mengenal orang.

Boleh dikatakan bahwa rencananya sangat bagus, tetapi kenyataan selalu sangat kejam.

William sama sekali tidak ada reaksi terhadap berbagai jenis gangguannya, malah tertidur lelap.

Alexa duduk di ujung ranjang dan menatapnya dengan tidak percaya, dan hatinya penuh keengganan.

Dia sangat kesal bahwa semuanya berjalan sesuai rencana tetapi malah menjadi begitu!

“Kak William, William Sunarya!”

Dia meningkatkan volume suaranya, memanggil dengan keras.

Namun orang yang berbaring di ranjang sama sekali tidak memiliki reaksi, tertidur seperti orang mati.

Dia menggertakkan giginya memelototi, dia marah hingga matanya memerah, seluruh tubuhnya bergemetar.

Mengapa jadi begini? Apakah dia ditakdirkan akan gagal lagi?

Tidak, dia tidak mengizinkan!

Dia melihat pada William yang tertidur tak terbangunkan, hatinya sekali lagi menimbulkan suatu rencana.

Kalau benar tidak bisa melakukan yang sebenarnya, dia akan memalsukan.

Bagaimanapun, dia tidak akan melepaskan kesempatan ini!

Memikir begini, dia terlihat ada pisau alis di meja rias dan dia segera turun dari tempat tidur dan berjalan kesana , lalu dia memotong dibagian jarinya.

Dia melihat pada darah segarnya, dengan penuh kelicikan dia kembali ke samping tempat tidur.

Dia menodai sarung kasur dengan darahnya.

Pada waktu yang bersamaan, dia melepaskan seluruh pakaian di tubuhnya, masuk ke dalam selimut.

Dia berbaring di samping William, mendengarkan nafasnya, jantungnya berdebar kencang.

Ini adalah pertama kali dia begitu dekat dengannya.

Dia berinisiatif berbaring di lengan William, dan menemukan gaya tidur yang nyaman, sudut mulutnya terangkat dengan bangga.

Dia ingin tahu ketika Jessy kembali dan melihat adegan ini, ekspresinya akan betapa indah!

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu