Wanita Pengganti Idaman William - Bab 552 Aku Pulang

Beberapa menit kemudian, William bergegas pulang ke rumah keluarga Sunarya.

Dia masuk ke dalam ruang tamu rumah utama, kemudian dia menyadari kalau di dalam ruang tamu tidak hanya ada ibunya saja, kakek dan ayahnya juga berada di sana.

Dia melihat ke sekeliling ruangan, lalu tatapannya jatuh kepada Nyonya Thea, "Ma, mama mencariku?"

Nyonya Thea mengangguk dengan wajah yang muram lalu langsung berbicara terus terang kepada William : "Aku dengar kalau kamu menyuruh orang untuk mencari wanita yang berpura-pura menjadi Jessy itu, untuk apa, kamu ingin menjemputnya kembali?"

William mengerutkan keningnya, "Mama dengar dari siapa?"

"Kamu tidak usah mempedulikan aku tahu dari siapa, kamu beritahu saja apakah hal itu benar atau tidak!" Nyonya Thea berteriak marah.

William mengangguk dan berkata : "Memang benar."

"William!" Nyonya Thea benar-benar sangat marah, dia memelototi William dan memarahinya : "Apakah kamu lupa bagaimana wanita itu bersekutu dengan keluarga Gunarta untuk membohongimu? Tapi kamu ternyata malah masih ingin menjemputnya kembali, ramuan apa yang sebenarnya sudah diberikannya kepadamu, sehingga membuatmu menjadi seperti ini?"

Deric juga ikut memarahinya, "William, aku dan ibumu bisa tidak mempedulikan hal yang lainnya, namun tidak untuk hal ini, meskipun perkembangan keluarga Sunarya di tanganmu sekarang sangat baik, prospeknya juga cukup bagus, namun tetap tidak akan bisa bertahan jika terus menghadapi permasalahan seperti ini."

William merapatkan bibirnya dan tidak membantah perkataan orang tuanya, namun dia menatap kakek, "Kakek, apakah kakek juga sama seperti mereka?"

Kakek menatap balik William, dia terdiam sebentar lalu bertanya : "Bisakah kamu katakan kenapa kamu ingin mencarinya kembali?"

"Pa, apa maksud perkataan papa? Apakah papa menyetujui perbuatan William?"

Nyonya Thea memandang kakek dengan tatapan tidak puas, perkataan yang ambigu seperti itu terdengar seperti posisi kakek tidak cukup tegas.

"William bukanlah orang yang bodoh, dia melakukan hal ini, aku percaya dia pasti memiliki alasannya sendiri." Kakek memandang William dengan tatapan mata yang dalam.

Apa yang terjadi pada keluarga Sunarya kali ini membuatnya menyadari sebuah kenyataan yang mencengangkan.

Jangan mengira kalau pada awalnya keluarga Sunarya dijebak oleh keluarga Gunarta dan juga keluarga Taruno sampai tidak bisa berkutik, namun akhirnya merekalah yang tidak menyadari bahaya yang ada di belakang mereka, setiap tindakan yang mereka lakukan sudah diprediksikan oleh William.

Hal ini jugalah yang membuat kakek mengerti banyak hal.

Alasan mengapa William dapat mengetahui terlebih dahulu apa yang direncanakan oleh keluarga Gunarta dan keluarga Taruno, itu pasti karena dia dari awal sudah menyadari keanehan yang terjadi, orang yang begitu cerdas seperti ini, segala hal yang dia lakukan pasti ada tujuannya.

William melihat ekspresi kakek, dia langsung tahu kalau sebagian pemikirannya sudah bisa ditebak oleh kakeknya.

Dia juga tidak menyembunyikannya lagi, dia mengatakan alasannya mencari Jeanne, "Alasan aku mencari dirinya, aku rasa kakek sudah mengetahuinya sedikit, sebenarnya wanita itulah yang ingin dijodohkan oleh kakek denganku, yang kedua, wanita itu dapat meringankan penyakit fobia gelapku!"

"Omong kosong, bagaimana mungkin barang palsu itu adalah wanita yang ingin dinikahkan oleh kakek kepadamu!" Nyonya Thea mendengus dingin!

"Ma, hal ini cukup rumit untuk dijelaskan, saat itu kakek memilih Jessy selain karena kakek menyukainya, masih ada satu alasan lainnya, itu karena di luar ada rumor yang mengatakan kalau Jessy adalah bintang keberuntungan, sepertinya kakek berharap kalau Jessy yang dapat membawa keberuntungan ini bisa mengobati penyakitku, namun ternyata bintang keberuntungan yang sebenarnya adalah orang lain, tapi untungnya, akhirnya aku tetap tanpa disengaja bersama dengan bintang keberuntungan yang sebenarnya."

Nyonya Thea tercengang, dia benar-benar tidak tahu akan hal ini.

Kakek juga merasa sangat terkejut, "Kalau begitu, wanita yang bernama Jeanne itu benar-benar mempunyai efek terhadap kondisi penyakitmu."

William mengangguk, "Menurut pengamatanku dan juga Nathan, jika ada dia, maka aku bisa berjalan di kegelapan tanpa membutuhkan cahaya lampu sama sekali."

"Bagus, bagus sekali, kelihatannya aku tidak salah mencari orang!" kakek tidak dapat menahan dirinya untuk tidak tersenyum.

Selama ini, penyakit fobia gelap William adalah hal yang selalu dikhawatirkan olehnya, dia tidak menyangka kalau dia benar-benar bisa menemukan cara untuk menyembuhkannya secara tidak sengaja.

"Pa, meskipun dia dapat menyembuhkan William, tetap tidak boleh membiarkannya masuk kembali ke dalam keluarga Sunarya, papa jangan lupa apa yang sudah dilakukannya."

Saat Nyonya Thea melihat kalau kakek sudah mulai goyah, dia segera menyiramkan air dingin dengan perkataannya.

Kakek segera menarik senyumannya kembali, "Apakah kamu masih memiliki alasan yang lain selain hal ini?"

"Dia sedang hamil." William tidak dapat menahan dirinya untuk tidak tersenyum.

Wajah Kakek kembali terlihat gembira, biar bagaimanapun, di umurnya yang sudah setua ini, dari dulu dia sudah ingin menggendong seorang cucu.

"Anak itu benar-benar sedang hamil?"

William mengangguk, "Benar sekali, aku sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit dan memastikannya."

Nyonya Thea benar-benar sangat marah, "Siapa yang tahu jika wanita itu membuat kebohongan agar dapat kembali lagi kemari, William, jangan sampai kamu dibohongi lagi olehnya!"

Dia berkata sambil mengisyaratkan sesuatu kepada Deric lewat matanya.

Deric mengerti isyarat dari Nyonya Thea, dia juga ikut berkata : "Benar sekali, wanita itu sudah membantu keluarga Gunarta untuk mencelakaimu, karakternya tidak bisa dipercaya, selain itu meskipun dia benar-benar sedang hamil, kita bisa menyuruhnya untuk menggugurkan anak itu, setelah ibumu mencarikanmu istri yang baru, cepat atau lambat kamu akan memiliki anak."

William dapat melihat kalau orang tuanya benar-benar merasa keberatan terhadap Jeanne, namun dia dapat memakluminya, bahkan dirinya sendiri juga belum dapat sepenuhnya melupakan hal-hal yang sebelumnya sudah terjadi.

Akan tetapi dia tidak mampu jika harus melepaskan Jeanne.

Perlu diketahui, semakin dingin sikap seseorang, namun jika hatinya sudah mencintai seseorang, maka dia akan mencintai orang itu seumur hidupnya secara meluap-luap.

"Selain dia, aku rasa aku tidak akan mampu menerima wanita lain lagi seumur hidupku, aku tahu kalau kalian keberatan dengan apa yang sudah terjadi, aku sudah berpikir dengan baik, karena aku tidak mampu melepaskannya, maka aku akan menahannya di sisiku, biarkan dia menggunakan seumur hidupnya untuk menebus dosanya."

Nyonya Thea dan Deric dapat mendengar tekad William lewat perkataannya, mereka merasa sangat marah.

"Apa yang sebenarnya sudah dilakukan oleh wanita itu sehingga membuatmu berubah menjadi tidak dapat membedakan lagi yang mana yang benar dan yang salah."

William berdiri di tempat yang sama dan membiarkan kedua orang tuanya memarahinya, namun dia tetap tidak bersedia untuk berubah pikiran.

Saat Kakek melihat kedua orang yang tidak berhenti ribut itu, dia berkata dengan dingin, "Sudah cukup, ini adalah urusan pribadi William, karena anak itu mempunyai pengaruh yang sebesar ini terhadap William, maka biarkan William yang mengurusnya, jika kalian tidak ingin melihatnya, setelah anak itu kembali, suruh William untuk membawanya tinggal di luar."

"Pa, apakah papa menyetujui keinginan William?" Nyonya Thea tidak bisa mempercayainya.

"Jika aku tidak menyetujuinya, apakah kamu benar-benar ingin melihat William sendirian sampai tua, selain itu, jika ada anak itu yang mengawasi penyakit William, kelak aku tidak perlu khawatir lagi kemanapun dia pergi!"

Nyonya Thea tidak bisa membantahnya lagi, hatinya merasa sangat benci terhadap Jeanne, namun dia tetap tidak bisa mempengaruhi hasil dari kembalinya Jeanne.

Tiga hari kemudian, Jeanne kembali ke ibukota dengan gelisah.

Saat dia baru saja turun dari pesawat, dia sudah dijemput oleh orang-orang William.

Namun dia tidak kembali ke rumah keluarga Sunarya, melainkan diantar ke rumah William yang lain.

Saat Moli melihat Jeanne, dia sangat ingin segera merobeknya menjadi serpihan-serpihan, namun saat dia teringat dengan tuan yang ada di dalam kamar, dia menahan dirinya dengan sekuat tenaganya.

"Tuan ada di ruang baca, ikut denganku!"

Jeanne mengikuti Moli dengan gugup, dia berpikir apa yang harus dikatakannya nanti saat bertemu dengannya, bagaimana cara menjelaskan kepada William mengenai hal yang sudah terjadi.

Namun sayangnya, dia sudah berpikir banyak hal, namun saat dia bertemu dengan orang aslinya, dia tidak mampu mengatakan apapun juga.

Dia menatap wajah William yang tampan dengan tatapan rindu yang mendalam, kerinduan yang selama ini terus ditekan di dalam hatinya yang terdalam akhirnya meledak pada saat ini.

Dari begitu banyaknya perkataan yang ingin dikatakannya, pada saat ini semuanya melebur menjadi satu kalimat, "Aku pulang."

_____________________________________________________________________________________

'mereka yang saling tulus mencintai, pada akhirnya akan dipertemukan, dan tidak akan bisa dipisahkan'

penulis merekomendasikan buku "Cinta Dari CEO Yang Kasar"

___________________________________________________________________________________

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu