Wanita Pengganti Idaman William - Bab 264 Tidak Ada Yang Lebih Pantas （2）

Saat mereka berjalan sambil cerita, tidak peduli dari penciptaan, atau managemen, bisa dikatakan Jeanne mendapat banyak ilmu baru.

“Serasa pergi keluar negeri juga tidak rugi, dan ini hampir sama dengan kursusku bulan lalu.”

Setengah harian, Jeanne tidak tahan untuk tidak menghela nafas.

Santos melihatnya, dan tersenyum: “Bukankah ini sama dengan pepatah kalian di negara Z, ***belajarlah hingga ke negeri China”

***(Santos mengatakan dalam bahasa China)

Jeanne membuka matanya，menatap Santos dengan cemas, seolah tidak menyangka dia bisa mengatakan begitu.

“Santos, kulihat sekarang kamu semakin lama semakin fasih bicara bahasa Mandarin.”

Dia menggodanya, lalu mereka berdua berbicara lagi, hingga tiba waktunya untuk bersiap-siap.

Santos membawa Jeanne ke kantor, dan secara pribadi merapikan penampilannya

Dia menyuruh asistennya pergi ke kantor mengambil gaun merah.

Bisa dikatakan, begitu gaun itu keluar, membuat Jeanne kagum.

Tanpa Santos mengatakan dia juga tahu, ini bisa dikatakan perpaduan antara kebudayaan China dan Barat, dan warna pakaian gaun ini sendiri juga mendobrak warna gaun yang sering dipakai, tapi dia malah dengan berani menggunakan warna merah.

Berwarna cerah tapi tidak vulgar, tentu saja, lebih menggoda.

“Ini desain gaun terbaruku, kamu coba sana.”

Santos tidak melihat tatapan menakjubkan di mata Jeanne, saat baju di bawa keluar, sudah menyuruhnya mencobanya.

“Boleh kucoba?”

Jeanne baru sadar kembali, dari tatapan matanya dia ingin mencobanya, tapi takut diri sendiri tidak bisa menunjukkan kekuatan dari baju ini.

“Tentu saja, aku merasa, selain kamu, seharusnya tidak ada orang yang lebih pantas.”

Santos memujinya. Bahkan, dia tidak mengatakan gaun itu terinspirasi dari desain retro yang dia lihat sebelumnya.

Jeanne tidak tahu, tapi setelah mendapatkan pengakuannya, tanpa segan, mengambil gaun itu dan pergi ke ruang ganti.

Setelah beberapa saat, pintu ruang ganti terbuka, dan Jeanne keluar dengan rok di tangan.

Tiba-tiba, seluruh ruang ganti terdengar suara menyesakkan, dan mata semua orang terbbuka lebar keheranan.

Kulit seputih salju Jeanne semakin bersinar di bawah pakaian merahnya, dan pinggangnya yang ramping.

Pola bordir benang sutra emas dan perak pada gaun itu seindah bunga mekar saat dia berjalan.

Terutama ketika dia berdiri diam, kalau bukan karena latar belakang kantor modern, sangat mudah membuat orang menganggap dia wanita bangsawan dari akhir abad ini.

“Tidak salah, bahkan gaun ini juga cocok untukmu.”

Santos tersadar kembali, dan memandang Jeanne dengan menawan.

Ketika dia berbicara, tidak sedikit suara pujian yang muncul di sekitarnya.

Jeanne malu dengan pujian mereka, tapi harus diakui, gaun ini, tidak peduli ukuran atau modelnya, sangat cocok untuknya.

Dia menatap dirinya di cermin, tidak tahu kenapa, tiba-tiba mengingat William.

Dia meminta Santos untuk mengambil foto dirinya, lalu mengirimkan foto itu untuk William.

Saat itu, William lembur di perusahaan, mendengar suara HP-nya berdering, melihat pesan dari Jeanne, dia tidak bisa menahan untuk tidak menyeringai.

Saat dia membuka pesannya, isi pesannya memberinya dorongan semangat.

Tangannya memegang HP melihat foto Jeanne yang baru saja dikirim, gaun merah mawar body fit, tidak hanya membuat kulitnya terlihat sempurna, aura yang dipancarkan di sekitarnya membuatnya lebih mirip seperti ratu, dan membuatnya lebih luar biasa.

William melihatnya, bahkan dirinya sendiri tidak menyadari, tatapan matanya penuh dengan kelembutan.

Dia menyimpannya tanpa sadar, lalu menutup WeChat.

Tapi saat dia melihat HP nya seperti layout default, benaknya tanpa sadar melihat background HP-nya, dan merasa ada sesuatu yang kurang.

Dia mengerutkan alisnya, sampai dia mengatur foto Jeanne menjadi background HP nya, dia baru merasa puas.