Wanita Pengganti Idaman William - Bab 401 Cepat Atau Lambat Akan Kena Batunya

Wilson melihat wajahnya yang serius, tatapannya penuh rasa tidak senang, namun dengan cepat langsung ia simpan ekspresinya, mulai membicarakan maksud kedatangannya.

“Oh ya, pihak Podolski sudah memberi kabar, ia lanjut menjalankan rencana yang kita rencanakan, dengan cepat kita sudah bisa membereskan Group sunarya, senang?”

Sierra meliriknya singkat, meskipun tidak ada ucapan, namun dari alisnya yang mengangkat bisa terlihat perubahan ekspresinya.

Wilson tentu bisa melihatnya juga, ekspresinya terlihat buruk, namun tidak mengatakan apapun pada Sierra.

Bagaimanapun ia begitu mengagumi wanita ini, juga tahu apa yang ia pikirkan.

Namun sekarang membiarkannya memikirkan pria lain, namun bisa dipastikan setelah bertunangan, semua ini tidak akan bisa dibiarkan.

……

Beberapa hari berikutnya, William tetap sangat sibuk.

Jeanne juga tahu, kadang mengambil kesempatan setelah pulang kerja, saat di kantor William tidak ada orang, mengantarkan makanan untuk William.

Meskipun Nyonya Thea melihat William begitu lelah karena Jeanne, namun melihat Jeanne yang begitu tulus merawat William, ia pun tidak berani terlalu mencari masalah.

Hari itu, William sedang menyelesaikan pekerjaan di kantor, ponsel disampingnya berdering.

“Mogan, ada apa?”

“Kak, daftar nama penjahat yang waktu itu kita serahkan ke bagian investigasi kriminal, kelihatannya pihak kepolisian sudah mulai bergerak, akhir-akhir ini beberapa organisasi diluar negeri diperiksa, orang yang menjadi kepalanya juga banyak yang sudah tertangkap.”

Mogan melaporkan situasi terkini, William hanya mendengarkan dengan serius.

“Maksudmu ada yang lolos dari sweeping mereka?”

Dia kurang lebih bisa menebak tujuan Mogan menelepon, bertanya dengan nada serius.

“Benar, orang yang kabur tidak sedikit, orang-orang ini pasti sedang dalam pengejaran, aku khawatir mereka akan memeriksa sampai ke kamu, lalu melampiaskan semua kemarahan padamu.”

William mengkerutkan alis, “Aku tahu, aku akan meminta Moli memperhatikannya, pihak kamu lanjut perhatikan gerakan organisasi-organisasi itu, ada informasi apa langsung kabari aku.”

Mogan mengangguk menunjukkan setuju.

Ketika ia akan memutus sambungan telepon, William sepertinya teringat sesuatu, ia berkata dengan dingin : “Ohya, pihakmu tolong perintahkan, minta orangmu membuat pihak investigasi kriminal memperhatikan Keluarga Munica.”

Setelah Mogan mengiyakan langsung mematikan telepon.

William meletakkan ponsel, mengangkat tangan memijat alisnya yang sakit.

Dia punya firasat kalau ini tekanan dari Keluarga Munica, pertarungan antar dua keluarga seperti ini tidak akan berakhir dengan mudah.

Kecuali Keluarga Munica berhenti terlebih dahulu, namun dia yakin ini tidak mungkin terjadi.

Dilihat dari seluruh kejadian yang terjadi akhir-akhir ini, dia bisa menebak apa yang dipikirkan Sierra, apa yang tidak bisa ia dapatkan maka akan dihancurkan, atau memaksanya hingga ke jalan buntu sampai kembali memohonnya.

Sayangnya, ini semua tidak mungkin ia lakukan.

Setelah dia berpikir sejenak, ia kembali fokus kepekerjaannya.

Disaat bersamaan, Perusahaan Julian.

Julian melihat komentar juga berita yang beterbangan di internet, tatapannya penuh dengan rasa kesal pada Jeanne.

Sampah tetap sampah, jelas-jelas kartu yang begitu baik malah dimainkan olehnya sampai kacau seperti ini.

Untungnya posisi Jessy tidak terpengaruh olehnya, kalau tidak dia tidak akan melepaskannya dengan semudah itu.

Dia mengalihkan seluruh konsentrasinya ke perusahaan Podolski ini.

Sekarang karena keluarga Munica dan Keluarga Sunarya sedang perang, harga saham perusahaan ini sudah naik dari 150.000 sampai 200.000, bahkan masih punya kemungkinan terus naik, membuatnya tergiur.

Dia bisa melihat peperangan antar kedua keluarga ini tidak akan berakhir dalam waktu singkat.

Jika dia membeli sahamnya, dia bisa mendapatkan keuntungan dari peperangan ini.

Setelah dipikir-pikir, ia memanggil sekretarisnya masuk, “Tarik uang dari rekening pribadiku untuk membeli saham ini.”

Sekretaris mengangguk, berbalik lalu langsung pergi mengerjakannya.

Dan ketika dia sedang memprosesnya, diwaktu bersamaan pihak Hans juga menerima informasi.

Dia segera melapor kepada William.

“Presdir, keluarga Julian juga ikut membeli saham Podolski dengan gila-gilaan, apakah kita perlu mengingatkannya?”

William mengkerutkan alis, tatapannya penuh tatapan dingin.

Bisa dikatakan kejadian yang terjadi akhir-akhir ini membuatnya lupa pada ayah mertuanya ini.

Setelah berpikir sejenak, ia menggeleng, “Tidak perlu, kondisi sekarang harus menjaga rahasia agar rencana kita tidak bocor.”

Hans ragu, “Tapi jika Nyonya muda mengetahuinya nanti, apakah tidak apa-apa?”

Tentu saja William bisa mendengar niat Hans yang ingin melindunginya, ia mengangkat alis sambil berkata dengan tersenyum : “Sungguh tidak menyangka sedikit umpan saja sudah bisa membeli hatimu.”

Hans tercengang, tidak mengerti apa yang presdirnya katakan?

Biasanya hubungan mereka berdua sangat baik, jangan-jangan presdirnya kali ini sedang bergurau dengannya?

Apakah nyonya muda masih hanya menuruti perintah keluarganya saja?

Ketika dia sedang berpikir yang tidak-tidak, hatinya tanpa sadar merasa simpati pada Jeanne, bahkan sedikit tidak senang pada William.

Bagaimanapun dia juga melihat langsung bagaimana Nyonya muda mengurus dan menjaga Presdirnya, semua ini ia lihat dengan sangat jelas.

William juga merasakan keanehannya, ia cukup memutar otaknya saja sudah bisa menebak apa yang asistennya pikirkan, seketika speechless.

“Simpan pikiranmu yang ngelantur, Jessy ya Jessy, Julian ya Julian, Jessy sudah masuk keluarga Sunarya jadi sudah tidak ada hubungannya dengan Keluarga Julian lagi.”

Apa yang dipikirkan oleh Hans terbaca oleh William, ia hanya bisa mengelus hidungnya dengan malu.

William juga tidak mempedulikannya, lalu lanjut berkata : “Julian orang yang paling suka mengambil keuntungan dalam kesempitan, tidak perlu kamu hiraukan, cepat atau lambat akan kena batunya.”

Hans mengangguk, kurang lebih sudah paham apa yang presdirnya maksud.

Masalah ini Jeanne tidak tahu.

Hari ini ia menerima telepon dari kantor, GM yang meneleponnya untuk memintanya datang ke kantor sebentar.

Dia berdandan dengan simple lalu berangkat menuju kantor.

Setelah 10 menit ia tiba di dikantor, ketika masuk ke kantor divisi desain ia merasa ada yang aneh dengan suasana disini.

“Ada apa?”

Dia bertanya sambil melihat kesekeliling.

Anak magang dan para desainer saling bertatapan, tidak tahu harus mengatakan apa, lalu satu per satu menundukkan kepala lanjut bekerja.

Albert melihat ini semua, berkata sambil menyindir, “Hei, yang ada bekingan memang beda, bukankah investor tetap datang satu per satu.”

Jeanne mendengar ucapan ini, langsung mengkerutkan alis, “Desainer Albert, apa maksudmu?”

“Tidak ada maksud apa-apa, hanya merasa ada orang yang reputasinya tidak sesuai dengan kenyataan saja.”

Albert mencibir dengan wajah sinis.

Jeanne hanya merasa orang ini aneh juga tidak masuk akal.

Dia tidak berniat untuk lanjut berdebat dengan orang ini, ketika dia berniat untuk bertanya pada Douglas, muncul suara dingin dari Celica dari belakangnya.

“Jessy, sudah datang bukannya masuk kekantor, untuk apa omong kosong diluar seperti ini? Tidak tahu apa kalau waktunya sangat mendesak?”

Dia berkata sambil menatap sinis Jeanne, namun dalam tatapan itu bisa terlihat kalau dia juga masih menahan-nahan.

Melihat keadaan ini, rasa curiga Jeanne semakin besar.

Akhir-akhir ini dia tidak membuat masalah, tapi kenapa merasa orang di kantor seperti tidak senang padanya?

Apakah muncul masalah yang tidak dia ketahui?

Dia masuk kekantor Manajer bersama Celica sambil membawa perasaan seperti ini.

“Manajer, kami sudah datang.”

Celica mengetuk pintu dan masuk terlebih dahulu.

Zoey melihat mereka berdua yang masuk bersusulan, meletakkan pekerjaan ditangannya, lalu menyapa mereka untuk duduk.

“Kali ini meminta kalian datang, karena ada proyek desain yang ingin dibicarakan dengan kalian.”

Setelah melihat mereka duduk, Zoey langsung mengatakan tujuannya memanggil mereka datang.

“Kali ini perusahaan mendapatkan sebuah case, klien menunjuk nama kalian untuk bekerja sama menyelesaikan case ini.”

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu