Wanita Pengganti Idaman William - Bab 502 Seperti Pencuri Yang Serakah

Dalam beberapa hari berikutnya, Jeanne semakin lengket dengan William, bahkan menjadi-jadi.

Asalkan William ada di rumah, Jeanne pasti mengikutinya, dan hanya ketika William pergi ke toilet, Jeanne tidak ikut.

Moli melihat Jeanne begitu, rasa benci dihatinya semakin bertambah.

Tapi Moli tidak berani melakukan apa pun karena takut dengan William, jadi setiap kali dia melihat pemandangan seperti itu, dia langsung kembali ke kamar, jadi apa yang tidak terlihat olehnya dan dia tidak perlu stress.

Hari ini, ketika Jeanne di rumah sedang berselancar di internet dan tiba-tiba dia terpana dengan sebuah iklan.

Ini adalah iklan untuk fotografi pernikahan. Slogan iklan adalah menciptakan dunia dan kenangan milik dua orang yang berpasangan.

Tentu saja, yang Jeanne rindukan bukanlah foto pernikahan, tetapi kenangan tentang dirinya dan William.

Mereka tampaknya telah menyadari bahwa kenangan indah yang dimiliki mereka sangatlah sedikit.

Bahkan sebelumnya William pernah mau membawanya jalan-jalan ke luar negeri, tapi selalu gagal karena banyak halangan maupun insiden.

Tiba-tiba, Jeanne memiliki dorongan hati untuk bepergian dengan William lagi.

Setelah ide ini keluar, tampaknya sudah berakar dan tumbuh di dalam hatinya.

Malam itu, ketika William kembali dari perusahaan, Jeanne mengangkat topik ini.

"Jalan-jalan ke luar negeri?"

William sedikit terkejut, dan menatap Jeanne dengan pandangan tidak mengerti. "Kenapa kamu tiba-tiba ingin bepergian?"

"Tidak ada apa-apa sih. Aku hanya ingin jalan-jalan bersamamu. Apakah kamu punya waktu?"

Jeanne menatap William dengan penuh harap. Dia berharap William dapat meluangkan waktunya, sehingga dia setidaknya bisa meninggalkan kenangan indah milik mereka berdua.

William menatap Jeanne dengan dalam. "Waktu bisa diatur. Apakah kamu punya tempat yang ingin kamu tuju?"

William tidak menolak dan ingin melihat apa yang ingin diinginkan Jeanne sebenarnya.

Beberapa hari ini, kelainan sikap Jeanne telah membuat keraguannya di dalam hatinya menumpuk dan pada saat yang sama, hasil penyelidikan terhadap keluarga Gunarta juga membuatnya tidak dapat mengerti.

Julian secara misterius keluar masuk rumah sakit, tetapi situasi spesifik tidak dapat ditemukan oleh Moli.

Jeanne tidak tahu kalau William mulai mencurigai gerak gerik mereka.

Ketika Jeanne mendengar janji William, Jeanne tidak bisa menyembunyikan senyum diwajahnya. "Aku sudah memeriksa di Internet. Selama periode ini, bunga lavender di negara Rusia sedang mekar penuh saat ini. Aku ingin pergi ke sana untuk melihat-lihat."

William melirik Jeanne, mengangguk dan berkata, "Oke, aku akan minta Hans mengaturnya."

Setelah Jeanne melihat William menyetujui permintaannya, senyum di sudut mulutnya kembali bersinar.

Tetapi ketika Jeanne melihat Moli dari sudut matanya, senyum di bibir Jeanne langsung kembali datar. "Bisakah hanya kita berdua saja yang pergi jalan-jalan nanti?"

Alis William sedikit terangkat, dan dia memandang Jeanne dengan penuh selidik.

Sebelum William sempat menjawab, Moli dengan nada keberatan berkata:

"Nyonya Muda, apakah Anda tahu betapa bahayanya negara asing? Apakah anda ingin mencelakai suami anda dengan bepergian bersamanya saja tanpa pengawal?"

Jeanne terkejut dan menatap William dengan bingung. "Aku tidak bermaksud begitu."

William melirik dan memperingatkan Moli, "kamu turun dulu."

Moli sebenarnya enggan pergi, tapi karena tidak berani melanggar perintah William, dia hanya bisa menatap tajam ke arah Jeanne dan pergi.

Jeanne menatap punggungnya dan bertanya kepada William dengan gelisah, "Apakah benar-benar berbahaya?"

"Tidak, keadaan Negara Rusia tidak buruk, aku akan minta Hans memeriksa keadaan disana terlebih dahulu."

William mencoba menenangkan Jeanne.

Karena Jeanne percaya pada William, jadi tidak begitu khawatir lagi, Jeanne mulai menantikan perjalanan mereka.

........................

Tiga hari kemudian, sesudah menangani urusan perusahaan, William membawa Jeanne naik pesawat ke Rusia.

Pagi berikutnya, keduanya sudah tiba di pintu gerbang kastil lavender di ibukota Rusia.

Di kastil, lebih seperti kota dongeng.

Di sini, mobil tidak dapat digunakan, selain hanya untuk pejalan kaki, ada kereta kuda yang pada jaman dulu dipakai oleh para bangsawan.

Di jalan, turis lalu lalang, kebanyakan berpasangan, tertawa dan saling menggoda satu sama lain.

Padahal, kotanya tidak besar. Selain ada pintu gerbang utama, dikelilingi oleh lavender yang sudah mekar di tiga sisi. Udara juga penuh dengan aroma bunga yang samar.

Di bawah sinar matahari, pemandangan di sini seperti sepasang lukisan cat minyak, sangat indah dan hidup.

"Sangat ramai ya."

Jeanne memegang William dan melihat sekeliling di depannya dengan hati senang.

"Ayo kita ke hotel dan istirahat dulu. Sesudah makan baru keluar."

William melihat wajah Jeanne yang begitu bersemangat dan ceria, tidak bisa menahan diri untuk ikut tersenyum kecil, mereka berjalan bersama ke hotel.

Di sore hari, sesudah William dan Jeanne beristirahat cukup. Sehabis makan siang, mereka keluar dari hotel dan berjalan santai di kota kecil ini.

Mereka berdua berjalan bergandengan tangan.

Di bawah sinar matahari, bayang-bayang mereka terlihat lebih panjang, dan udara di sekitar mereka menyebarkan aroma bunga lavender yang segar dan harum.

Jeanne diam-diam melirik sisi tampan dari wajah William, tapi dia masih belum puas. Dia seperti seorang pencuri yang serakah, berharap untuk mempertahankan lebih banyak kenangan indah bersamanya.

Saat itu, dia menemukan sebuah tempat yang penuh dengan orang.

"Eh, sepertinya sangat ramai di sana. Ayo kita pergi dan melihatnya."

Jeanne berlari duluan di depan William.

William ditarik oleh Jeanne, dan matanya terlintas senyuman yang sangat menyayanginya.

Setelah beberapa saat, mereka tiba di tempat kerumunan.

Jeanne ingin memeriksa situasi dari celah di antara kerumunan orang, tetapi menemukan bahwa tidak ada penampilan apa-apa di balik kerumunan orang. Dia langsung terlihat ragu.

"Ada apa ini? Apa ada yang bakal tampil?"

Begitu kata-katanya selesai diucapkan, ada seorang gadis yang ramah menjawabnya.

"Kamu baru tiba di kota kecil ini ya, Hari ini adalah hari keberuntunganmu, karena beliau hari ini keluar untuk melukis. Jika kamu atau pasanganmu cukup beruntung dan dipilih oleh pelukis terkenal Sifel ini, itu akan menjadi momen yang paling sempurna. Kamu tahu, orang atau pasangan yang dipilih oleh Sifel akhirnya akan berakhir dengan pernikahan. "

Gadis yang ramah itu menjelaskan, menatap Jeanne dan William, matanya bersinar kagum, "apakah ini pacarmu? Keren! Kalian adalah pasangan serasi, yang wanita cantik, yang pria tampan."

"Terima kasih atas pujiannya. Ini suamiku."

Jeanne mengakui dan tersenyum senang sampai menunjukkan giginya, bahkan lebih bahagia ketika dia sendiri dipuji.

Jeanne melirik gadis itu dengan ramah dan dengan hati-hati melihat pria muda yang berdiri di samping gadis itu. Jeanne berkata sambil tersenyum, "kamu juga cantik, dan pacarmu juga sangat menyayangimu."

"Pasti itu, kalau tidak mana mungkin dia bisa menjadi pacarku."

Gadis itu mengangkat dagunya dengan bangga, dan sikap anak muda ini membuat Jeanne tertawa.

Saat itu, kerumunan mulai ribut.

"Sifel sudah mengeluarkan pertanyaan. Ayo, ayo. Kita cari jawabannya di internet."

"Ah, ada apa ini? Kenapa gaya melukisnya berubah lagi?"

"Ya Tuhan, mana jawabannya? Pertanyaan internet berbeda dari yang ini."

Gadis itu panik dan mengeluarkan ponselnya dengan tergesa-gesa. "Ah, ah, begitu cepat sudah mengeluarkan pertanyaan, aku tidak bisa bicara lagi denganmu dulu. Kali ini, aku harus mendapatkan tempat untuk potret Sifel."

Setelah itu, Dia menarik pacarnya dan seperti yang lainnya, menunduk melihat ponsel dan mulai mencari jawaban di Internet.

Jeanne melirik sekeliling, semuanya sibuk sendiri dengan ponselnya, dan tiba-tiba dia juga tergerak hatinya.

Jeanne tahu bahwa dia dan William tidak bisa bersama lagi, tetapi sepertinya bagus juga kalau bisa memiliki lukisan bersama ...

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu