Wanita Pengganti Idaman William - Bab 375 Ada Maksud Tidak Baik

Beberapa hari berikutnya Moli berada di kediaman Sunarya untuk merawat lukanya.

Sejak kejadian makan malam itu, Moli seperti mendapat sebuah kemampuan baru, setiap hari sibuk mencari perhatian William.

Bahkan bergaya seperti nyonya rumah dikediaman Sunarya, setiap hari memerintahkan pelayan dirumah melakukan ini dan itu.

Tentu saja William tidak memperhatikan semua ini.

Dia setiap hari sibuk dengan urusan perusahaan, ketika kembali sudah larut malam.

Jeanne melihat semuanya, ia hanya tersenyum sinis melihat semua ini.

Namun ia sama sekali tidak mempedulikan.

Karena perilaku Moli yang seperti ini sama saja seperti mencari mati.

Mereka berdua tinggal dikeluarga ini tanpa saling mengusik.

Awalnya Jeanne mengira ia bisa tinggal dengan tenang disini, siapa sangka kedatangan tamu yang tidak diundang.

“Jessy, aku datang menengokmu.”

Sierra masuk ke ruang tamu diantar oleh kepala pelayan.

“Nona Sierra.”

Berbeda dengan Sierra yang ramah, Jeanne malah terasa lebih dingin.

Meskipun sebelumnya hubungan mereka cukup baik, namun itu semua hanya sebatas pekerjaan.

Dalam hubungan pribadi, mereka berdua tidak banyak berhubungan.

Dan karena ini, ia tidak berani menerima keramahan Sierra.

“Apakah Nona Sierra datang untuk mencari William?”

Dia berjalan kearah sofa, bertanya sambil duduk.

“Tidak, aku datang menemuimu.”

Sierra menggeleng.

Jeanne mendengar perkataannya, ada rasa heran yang terlihat diwajahnya.

“Ada pekerjaan baru?”

Biasanya, setiap kali Sierra mencarinya pasti berhubungan dengan pekerjaan.

Siapa sangka Sierra malah menggeleng kali ini, malah berlaga seperti seorang teman, berkata dengan nada sedikit kecewa : “Jessy, jangan katakan kamu mengira kedatanganku kali ini karena masalah pekerjaan?”

Jeanne mengetatkan bibir, meskipun tidak menjawab, namun ekspresi diwajahnya sudah memperlihatkan semuanya.

Sierra melihat ini, matanya langsung berbinar, ia berpura-pura kecewa dan berkata : “Aku kira kita sudah berhubungan selama ini, kita sudah menjadi teman.”

Jeanne tersenyum dengan santai : “Jadi kedatangan Nona Sierra kali ini……”

“Aku ingin mengajakmu keluar jalan-jalan, apakah kamu ada waktu luang?”

Sierra menjawab dengan senyuman, dalam sorot matanya ada rencana yang terselubung.

Jeanne tidak menyadarinya, namun ia juga tidak berniat keluar dengan Sierra.

Karena dia merasa kedatangan wanita ini terlalu mencurigakan, takutnya ada maksud yang tidak baik.

“Kalau soal ini mungkin aku akan mengecewakanmu, dua hari ini ada banyak tugas dari perusahaan, aku tidak punya waktu luang untuk keluar.”

Dia menolak dengan alasan seperti ini agak Sierra tidak bisa mengelak.

Akhirnya ia tidak berdaya dan pergi.

Masalah kecil seperti ini sama sekali tidak dimasukkan kedalam hati oleh Jeanne.

Dia kembali kekamarnya untuk bekerja.

Menunggu hingga malam, William pulang.

Ketika keduanya berencana makan malam, William menerima telepon dari Hans.

“Kamu beritahu Direktur Don, aku akan tiba dalam waktu 30 menit.”

Setelah mengatakannya, William mematikan telepon dengan terburu-buru.

“Kenapa?”

Jeanne melihat ini, bertanya dengan penuh perhatian.

William menjelaskan dengan singkat : “Ada pertemuan mendadak, perlu aku yang menghadirinya langsung, aku bersiap-siap sebentar lalu pergi.”

Namun ia tidak menyangka, begitu ucapannya ini keluar, ekspresi Jeanne langsung berubah.

Karena image pertemuan seperti ini sudah meninggalkan image tidak baik untuknya.

Seolah-olah setiap kali pulang dari pertemuan itu mereka akan mendapat hal yang tidak menyenangkan.

Bahkan William sudah beberapa kali hampir terluka karena datang ke acara seperti itu.

Semakin memikirkannya Jeanne merasa semakin panik, akhirnya ia menyarankan : “Aku ikut denganmu.”

Dia tidak berharap William terluka, meskipun ia tidak bisa melakukan apapun, namun paling tidak ia bisa menahan peluru yang diarahkan kearah William jika ada yang menyerangnya, dan dia juga bisa menjaganya.

William tidak tahu apa yang Jeanne pikirkan.

Dia berpikir kalau pertemuan kali ini hanya pertemuan pribadi dengan klien, tidak ada hal yang berbahaya, jadi langsung menyetujuinya.

Keduanya bersiap-siap sebentar, lalu berangkat ke lokasi.

Dijalan, William berpesan beberapa hal yang perlu diperhatikan, akhirnya ia teringat pada Pamela, ia melanjutkan : “Wanita ini mungkin akan muncul juga kali ini, tidak peduli apapun yang ia lakukan dan katakan, kamu tidak perlu mempedulikannya.”

Mendengar ini semua, meskipun Jeanne merasa agak sebal, namun ia tidak mengatakan apapun, menunjukkan mengerti.

Dan kenyataannya memang seperti yang dipikirkan William.

Pamela memang muncul di ruang pertemuan.

Yang terpenting wanita ini beberapa hari ini sudah menjadi terkenal di Bar Goclub, ia juga bisa membaur tidak sedikit pengunjung yang menunjuknya untuk memakai jasanya.

Bisa dikatakan dirinya sekarang bagaikan wanita terkenal dirumah bordil jaman dahulu.

Dan malam ini kemunculannya karena ada tamu yang membooking tempat ini, tujuannya adalah untuk menyenangkan William.

“Bos William.”

Klien langsung berdiri menyapa William sambil tersenyum ketika melihatnya datang.

Pamela melihat situasi ini juga langsung ikut berdiri.

“Tuan…….”

Suaranya yang manja dan gemulai sungguh membuat semua yang mendengarnya merasa terbuai.

Dirinya tahu kalau malam ini akan melayani William, sengaja mengenakan pakaian yang sangat sexy, dipadukan dengan dandanan yang begitu cantik, mengatakan dia bak dewi dari kahyangan tidak termasuk melebih-lebihkan.

William menyipitkan mata menatapnya, klien melihat semuanya, dan semakin yakin apa yang ia perbuat benar.

Meskipun semua mengatakan kalau William tidak menyentuh sembarang wanita, namun wanita secantik ini, tidak banyak pria yang bisa menahan diri untuk tidak tergoda.

Ketika ia berencana meminta Pamela maju untuk melayani William, ada suara wanita yang merusak semua kesempatannya.

“William, kenapa berdiri didepan pintu, klien belum datang?”

Ucapan ini bisa dikatakan disengaja diucapkan oleh Jeanne.

Dia terhadang oleh William dibelakang, sehingga tidak ada yang menyadari kehadirannya.

Namun ia bisa melihat semua yang ada didalam ruang VIP.

Terlihat jelas Direktur Sam itu ingin mengaturkan wanita cantik itu untuk William.

Bukan keberadaan wanita ini yang berbahaya, namun dia pribadi tidak suka wanita seperti itu mendekati William.

Meskipun ia tahu William sama sekali tidak tertarik pada wanita itu.

Namun perasaannya tetap saja tidak nyaman.

“Ini adalah?”

Direktur Sam tercengang melihat kehadiran Jeanne, menatap William dengan wajah bingung.

“Ini istriku.”

Bagaimana mungkin William tidak bisa menebak kalau Jeanne sengaja mengatakannya.

Dia menggandeng tangan Jeanne dengan wajah sumringah, jemari mereka saling bertautan.

Ketika Direktur Sam mendengar ucapannya, senyum diwajahnya langsung membatu disana.

“Ternyata nyonya, maafkan ketidaksopanan saya.”

Dia meminta maaf dengan canggung.

Bagaimanapun menjejalkan wanita pada suami orang lain didepan istrinya, bukankah itu sama saja menyinggung?

Jeanne juga bisa melihat perasaan canggungnya, ia hanya berdiri disamping William tanpa mengatakan apapun.

Malah Pamela yang berada disamping menatap Jeanne dengan tatapan penasaran.

Meskipun dia memiliki informasi tentang Jeanne, namun ia belum pernah melihat orang aslinya, mengingat semua yang sudah dilakukan oleh William untuk wanita ini, ia menyipitkan matanya menatap Jeanne dengan serius.

Kelihatannya rencana malam ini bertambah pasti.

Lalu semua orang yang ada disana seolah melupakan semua kecanggungan tadi, satu per satu duduk diposisi masing-masing.

William mulai membicarakan masalah kerjasama dengan Direktur Sam.

Jeanne duduk disampingnya makan dengan tenang, disaat bersamaan menjaga William.

Ditengah-tengahnya, ketika suasana sedang bagus-bagusnya, Pamela tiba-tiba membawa segelas anggur merah mendekati William.

“Tuan, Pamela bersulang untuk anda, jika bukan karena anda yang menerima Pamela, mungkin tidak ada Pamela yang hari ini.”

Setelah dia mengatakannya, tubuhnya agak miring mendekati William, mendekatkan dadanya yang penuh dan bulat.

Seiring dengan dirinya yang mendekat, aroma tubuhnya yang khas terasa sangat menyengat.

William mengkerutkan alis, Jeanne lebih tidak bisa menerima aroma ini sampai terbatuk kecil.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu