Wanita Pengganti Idaman William - Bab 2 Pertemuan Pertama

Bab 2 Pertemuan Pertama

William meliriknya  dengan tatapan tajam dan berkata: “kalau tidak, sama siapa lagi punya anaknya?”

Hans ragu-ragu namun akhirnya menjawab:“tapi saya dengar, bukan hanya kehidupan pribadi nona yang berantakan, suka seenaknya sendiri dan kasar, juga sangat arogan,  semua orang tanpa terkecuali di keluarga Anda sudah dilukai perasaannya, bahkan nona  tidak memperdulikan direktur.... menghabiskan hidup bersama wanita seperti itu, memikirkannya saja sudah sulit!”


Mata William terlihat sedang berpikir dalam-dalam, jelas sekali ia sudah mendengar sedikit tentang “pencapaian mengesankan” istrinya sendiri itu.

Ia menjawab tanpa terlalu peduli: “dulu mau seberantakan apapun hidupnya, aku tidak peduli, tunggu sampai aku kembali, ia tak akan punya kesempatan semacam itu lagi. Sana, carikan aku dulu data tentang dia.”


Sejak menikah sampai sekarang, ia sekalipun belum bertemu dengan istri barunya. Sudah seharusnya mengenalnya baik-baik! Hans tidak mengatakan apapun lagi setelah melihat tekad bulatnya, segera pergi mengambil Tablet PC nya,dengan cepat memperoleh informasi tentang Jessy,lalu memperlihatkannya pada William.


Setelah penerbangan selama belasan jam, akhirnya pesawat mendarat dengan aman. Setelah keluar dari bandara, William tidak beristirahat walau sejenak, langsung pergi menemui seorang klien penting, segera setelahnya langsung ada sebuah acara makan, setelah makan, langit sudah gelap. William nampak agak mabuk karena meminum alkohol. Hans membopongnya ke mobil dan segera mengantarnya pulang.


…di saat yang sama, Jeanne baru saja selesai makan malam, dan beranjak naik ke lantai atas. Ia kelihatannya agak mabuk,langkah kakinya tidak stabil. Kemampuan minum alkoholnya sangat payah, tapi Jeanne malah suka minum alkohol,tadi di meja makan ia minum 2 gelas.


Siapa sangka, efek alkohol itu cukup kuat, sebentar saja , pipinya sudah merah merona, sama seperti buka yang mekar, terus hingga leher dan dadanyapun ikut memerah.

Kulit yang awalnya putih bagai salju juga perlahan berubah jadi merah muda. Jeanne merasa agak panas, lalu menurunkan gelasnya, masuk ke kamar mandi, mengisi bak mandi hingga 

penuh.

Selanjutnya ia melepas seluruh bajunya, masuk berendam di bak mandi. Uap air yang hangat menyambut, membuat orang merasa semakin melayang…saat William masuk dan melihat kamar yang kosong melompong, mengira tak ada orang di rumah, dan tidak memperdulikannya. Kemudian melepas dasinya secara asal,membuka satu persatu kancing dan melepas bajunya.


Selanjutnya ia juga melonggarkan ikat pinggang,melangkah pasti ke kamar mandi…seketika itupun, ia terdiam. Ia hanya melihat ada sebuah bayangan cantik di dalam kabut uap yang sedang mandi di dalam bak mandi yang penuh busa. Kedua pipinya yang merona, 

membuat kulitnya nampak lebih halus。

Tulang selangka yang sempurnapun dapat terlihat samar-samar di dalam air,sungguh menggoda. William dapat mengenalinya dalam sekejap mata. Tentu itu adalah istri yang belum pernah ia temui itu!


Sudah setahun mereka menikah, surat nikah diurus keluarga, wajahnyapun hanya tahu dari data saja. Tak disangka mereka bertemu dengan cara seperti ini

Pemandangan yang ada di depan mata sesungguhnya terlalu indah,membuat hati William yang selalu tegas dalam mengontrol diri jadi tidak tenang. Lagipula tujuan ia pulang kali ini untuk membuat keturunan. Karena itu, langsung saja ke tujuan utamanya.


Dengan pemikiran itu, William melangkah maju dan masuk ke bak mandi. Memang pada dasarnya kepala Jeanne lumayan pusing.  Setelah berendam air panas, seperti bertambah selapis kabut di depan matanya, ia bingung dan kurang bisa membedakan mana yang asli dan mana yang tidak.


Seumur hidup William ia belum pernah menyentuh wanita lain,ia telah menahan diri dari hawa nafsu selama 20 tahun lebih, awalnya ia pikir ia tidak butuh hal semacam ini.

Namun saat ini, sensor perasanya seperti tumbang。Perasaan kuat dalam hati William yang ingin memiliknya secara paksa,bagaikan tunas yang baru tumbuh dan berakar dalam hati.


Rasa  sakit yang dirasakan tubuh Jeanne mengejutkannya sampai ia akhirnya sadar kembali.

Pertama-tama wajah pria yang tampan rupawan menyeambut matanya. Wajah Jeanne langsung pucat pasi saking kagetnya, “ka….kamu…”


“kenapa, tidak mengenaliku?” William bertanya dengan suara yang parau,dan masih tetap tidak lupa untuk menuntut apa yang ia inginkan. Jeanne kesakitan sampai seluruh tubuhnya gemetar.


Mana mungkin ia tidak mengenali William! William! Suami diatas kertasnya untuk setahun kedepan! Kok dia bisa pulang??? Juga apa-apaan situasi sekarang ini? Mereka tanpa disangka…ya Tuhan!


Jeanne ketakutan sampai buru-buru mendorong William. Tapi laki-laki tersebut tidak terdorong.

“Sudah terlambat.” Jeanne merasa tubuhnya seperti dihantar listrik, sampai-sampai syarafnya terputus. Seluruh tubuhnya jatuh di pelukan William. Seluruh perlawanan Jeanne, hancur berkeping-keping di hadapan William.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu