Wanita Pengganti Idaman William - Bab 54 Apa Urusanmu?

Bab 54 Apa Urusanmu?

Tuan , Ampun ! Tolong ! Saya tidak akan berani seperti itu lagi .

Dua pembantu ini , dengan tiba tiba ketakutan hingga wajahnya pucat seputih tembok

Jari telunjuk William pun bergerak kearah mereka, 

Pembantu di depan pun segera memasang bantalan dibawah badan mereka.

Mereka menggerakkan badannya ingin melepaskan diri tetapi ditahan dengan ketat oleh pembantu tersebut 

Teriakkan yang memekakan telinga itu seperti hampir melepaskan atap rumah itu 

Melihat di kepala mereka mulai muncul keringat yang mulai berjatuhan 

Tangan William yang saling terkait di depan pun mulai mengayun ,” Bilang kepada saya sekarang ! Siapa yang memberikan instruksi ?”

Dua pembantu wanita ini sudah ketakutan setengah mati , mana mungkin masih berani untuk menyembunyikan ….

Salah satu dari mereka pun berkata : “dia adalah Nyonya Thea, dialah yang menginstruksikan kami !” 

Pembantu wanita yang lain pun dengan buru buru menyatakan persetujuan nya.

William dengan pancaran mata yang berbahaya, dengan tajam berkata :” Perkataan kalian , mana buktinya ? Apa kalian tahu akibat dari berbohong ?”

“Mengenai ini … Dua pembantu ini dengan gemetar mencoba mendekat satu sama lain , ada keraguraguan. Di antara mereka 

“Bilang sekarang juga ! “

Suara teriakan itu , menakuti mereka hingga hampir jatuh terduduk di lantai .

"Bukan…. , tapi….."

Baru salah satu dari mereka mau berbicara , Tiba tiba terdengar suara yang terdengar akrab di telinga, “Kak William ! “ 

Alexa dengan penuh gelisah memasuki ruangan .

Dia sangat khawatir kedua pembantu wanita ini akan mengungkap tentang dirinya

Oleh karena itu dengan gelisah ia mau melakukan penyelidikan 

Siapa menyangka mendapati kondisi seperti ini . 

“Ngapain kamu disini ?”

Perasaan hati William sedang buruk , Cara perkataan nya pun tidak terlalu enak didengar.

Hati Alexa pun berdetak, sambil menebalkan kulit kepala berkata: “Saya hanya datang melihat lihat , sebenarnya siapa yang begitu berani memperlakukan Jessy…..”

Setelah berkata seperti itu , dia pun mengarahkan pandangan nya yang kepada dua pembantu wanita itu . 

Pada waktu itu juga, terpancar pandangan yang berbahaya .

Dua pembantu itu pun berdetak semakin kencang, : “ Memang …. Nyonya Thea lah yang menginstruksikan kami !”

Wajah William pun terlihat semakin berat.

“Kak William , Kamu jangan marah lagi . Dua orang ini adalah pembantu yang  tidak tahu apa apa , Tinggal kita pecat , tidak perlu menyamakan diri dengan mereka .”

 Alexa sambil membujuk di samping nya , dengan ekspresi wajah yang sangat berpengetahuan.

William pun hanya memandang nya dengan dingin . “Saya sedang menginterogasi mereka, Apa urusan mu ?” 

Nada bicara nya pun sudah sangat jelas tidak baik .

Alexa berhenti , hati nya terluka, Tapi hanya bisa berkata. “ Maaf jika saya terlalu banyak berbicara .“

Setelah berbicara , ia pun mengelurkan dua botol salep, ,dengan nada tersakiti berkata:”Saya dengar luka Jessy cukup parah. Ini adalah obat yang saya dapatkan dari Dokter , Review nya juga sangatlah bagus, jika tidak keberatan , bisa berikan kepada dia untuk dicoba .”

William dengan tanpa ekspresi berkata : “Taruh disana , Kamu bisa pergi sekarang !” Alexa pun hanya bisa menelan ludah , memandang dua pembantu wanita tersebut, sambil mencoba berkata” Kalau begitu mereka ….” 

“Saya yang urus sendiri!”

Nada suara nya pun sudah tidak sabar, Seperti sudah tidak mau berbicara lebih banyak lagi dengan dia . 

Tangan Alexa di samping pun tanpa disadari mengepal, hati nya sangatlah kebas, Tapi ia pun hanya bisa menampilkan ekspersi yang lembut , berkata “ Kalau begitu saya pergi dulu .” 

Dia pun meninggalkan tempat itu setelah berkata demikian . 

Sebelum meninggalkan tempat itu , Dia dengan tajam memandang terakhir kali kearah dua pembantu itu . 

Dalam pancaran matanya , penuh dengan peringatan , Membuat kedua orang itu ketakutan hingga gemetar . 

Setelah melihat Alexa meninggalkan tempat itu, William pun sambil mengusap usap dahinya , “pelayan!”

“Iya tuan!” Pelayan pun dengan buru buru berjalan memasuki ruangan itu . 

Antar mereka berdua keluar . Jangan biarkan saya melihat mereka lagi . 

Pelayan pun dengan cepat menjawab : Baik!

Setelah orang itu diantar keluar , William barulah berdiri , berjalan kearah tangga. 

Saat berjalan , pandangan nya pun tertuju pada 2 botol obat yang diberikan oleh Alexa, Tapi dalam sekejap dilewatinya.

Sama sekali tidak ada niat untuk mengambil nya 

Kamar tidur yang luas , terpasang selimut satin berwarna krem ,dengan ekor berpola yang  sewarna dengan langit biru . Membuat Kasur besar itu terlihat sangat berkelas dan nyaman . 

Saat William membuka pintu , Dia melihat Jeanne yang sedang duduk di Kasur .

Alis matanya terpaut dan Salah satu tangan nya memegang salep dan sedang mengolesinya.

Celananya pun ditarik ke atas, memperlihatkan kaki kurus yang sangatlah putih. Lutut nya terlihat agak membiru .

Alis mata William pun tanpa disadari berkerut , Pelan pelan ia berjalan ke arah dia , Dan mengambil salep dari tangan Jeanne . 

Jeanne pun kaget , “Ada apa ?”

William duduk di samping nya , berkata :”Jangan bergerak !” 

Jeanne pun terkaget , “En … Tidak usah , Biar saya saja sendiri yang lakukan !” 

Tangan nya ingin merebut kembali salep itu , tapi ditahan oleh tangan William . 

“Aku saja !”

Nada bicaranya sangat keras, bisa terdengar bahwa ia tidak menerima penolakan . 

Jeanne pun hanya bisa menarik kembali tangannya, dalam diam melihat William memencet keluar salepnya, dan dengan teliti dioleskannya di lutut kaki nya 

 Tindakannya sangatlah lembut, Pancaran sinar matanya , mendesir di dalam hati . 

Perasaan saat kulit saling bersentuhan itu , membuat Jeanne pun mulai memanas.

Dalam waktu singkat , salep pun sudah dioleskan dengan baik . 

William pun menyimpan botol salep itu , dengan lembut berpesan, “ dua hari ini jangan banyak beraktifitas turun dari kasur, jangan mengenai air.” 

Suara yang dalam dan rendah itu mengandung kehangatan yang tidak bisa dijelaskan. 

Jeanne pun menganggukkan kepala, sambil berkata , “Terima kasih”, lalu terdengarlah dering suara telepon . 

William mengeluarkan handphone nya dari saku kantong nya , Perusahaaan yang menelpon , dan dia pun mengerutkan alis pergi keluar untuk menerima telepon itu . 

Baru saja Jeanne mau menghembuskan nafas, Ternyata … Telepon nya pun mulai berbunyi . 

Terlihat di layar nya yang menyala muncul nama  “ Julian “, Alis nya pun makin mengerut, Dalam hatinya nya muncul rasa benci , Dalam waktu sekejap , sangat berharap untuk tidak mengangkatnya.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu