Wanita Pengganti Idaman William - Bab 69 Tidak Ingin Menyentuhmu

Bab 69 Tidak Ingin Menyentuhmu


Jeanne merasakan ketidakbahagiaan nya, hatinya menjadi canggung.


Dia mencoba membujuk William, otaknya berputar dengan cepat, "Sebenarnya aku berpikir, baju yang bagus tergantung pada kualitas kainnya, jika kain didapatkan dari orang kenalan, dari segi harga bisa mendapatkan diskon dan kualitas kain juga terjamin.”


William mendengarkannya tidak berkata apapun, ekspresinya tidak dapat ditebak.


Jeanne tidak tahu dia sebenarnya menyetujui perkataannya atau tidak, hanya bisa terus berusaha berkaya: "Meskipun ini adalah pendapat dari ayahku, tetapi dia bukan hanya ingin mendapatkan keuntungan sendiri. Dinilai dari segi industri, sebenarnya kerja sama kali ini bagi kedua perusahaan adalah saling menguntungkan.


Pada akhir perkataannya, suaranya semakin kecil: "Karena kerja sama ini saling menguntungkan, aku berpikir kamu tidak pantas untuk marah dan menolaknya."


William melihat penampilannya yang berwaspada, alisnya berkerut.


Hanya karena dia melihat gadis ini sangat pandai berbicara, dia agak dibujuk olehnya.


Tetapi kerja sama adalah hal lain, menurut pemahamannya, Julian tidak bisa dipercaya.


Dia akan menggunakan segala cara yang tidak bermoral hanya untuk mencapai tujuannya, mungkin yang lain tidak tahh, tetapi dia sangat jelas.


Bekerja sama dengan musang seperti itu, ia harus lebih berwaspada.


Berpikir ini, dia seolah-seolah memikirkan sesuatu sambil mengetuk meja.


   Jeanne mendengarkan suara "tictac", hatinya bagai digantungkan.


Sangat khawatirkan bahwa William akan seperti kemarin meminta saham gitu, langsung menolak.


Disaat dia sedang gelisah, akhirnya mendapatkan jawaban dari William.


 "Masalah kerja sama, aku bisa menyetujuinya."


 Jeanne mendengar katanya, segera merasa lega.


Tidak menunggu dia berkata, langsung terdengar William berkata dengan serius: "Tetapi jika kain dari perusahaan ayahmu untuk membuat baju mendapatkan masalah dalam kualitasnya, selain akan menghentikan kerja samanya, aku juga akan mencarimu untuk bertanggung jawab, ngertikah kamu?"


Jeanne melihatnya begitu, hanya bisa tersenyum dan mengangguk: "Aku ngerti."


Siapa suruh dia sekarang sedang menggantikan Jessy, dan juga sebagai perantara untuk kerja sama ini.


William tidak memperhatikan kepahitan di matanya, melihat dia telah setuju, mendengus dengan lembut, langsung berdiri tegak meninggalkan restoran.


Jeanne memandangi sosok bagian belakangnya yang pergi, terpikir kedinginan di matanya tadi, tak terkendali dalam hatinya menghela nafas.


Aku berpikir perasaan baik yang didapatkan beberapa hari ini, semuanya telah menghilang karena hal ini.


Untuk sesaat, wajahnya penuh dengan ketidakberdayaan.


Terutama terpikir di hari yang akan datang akan lebih banyak lagi hal seperti ini, membuatnya terasa sakit kepala.


Sangat berharap waktu bisa cepat berlalu, membiarkan jangka waktu setahun ini bisa cepat selesai.


Dia berdoa, dan kembali ke kamar tidur.


Setelah mandi, dia tidak terburu-buru untuk beristirahat, tetapi melukis dua desain sebelum dia berbaring di tempat tidur. 


Lagipula, sekarang kegunaan dirinya bagi William hanyalah sedikit, jika ia bisa berbuat lebih banyak, ia akan berbuat lebih banyak.


Dia berpikir sambil berbaring di bantal lembut dan tertidur.


Pada saat bersamaan, dalam ruang kerja.


William berduduk di meja kerja, tetapi dokumen-dokumen di meja tidak disentuh sama sekali.


Haya terlihat dia tampaknya tegang, bibir tipisnya tertutup, matanya penuh kemarahan.


Terutama terpikir Jeanne, wanita itu selalu menyentuh batas kesabarannya, kemarahan dalam hatinya gimanapun tidak tertahankan.


Tetapi kontrol dirinya yang kuat, membiarkan dirinya menahan kemarahan ini, akhirnya memegang dokumen diatas meja dan meninjaunya.


Sibuk hingga tengah malam.


Dia terasa capek dan memijat dikeningnya, lalu berdiri bersiap-siap kembali beristirahat ke kamar.


Hanya terlihat lampu di kamarnya masih bersinar terang.


Orang yang membuatnya marah semalaman, sudah tertidur manis di kasur besar yang lembut.


Tiba-tiba membuat kemarahan yang baru ditekannya, membangkit kembali.


Wanita ini benar-benar berlapang dada, ia disini marah semalaman, dia malah tertidur duluan.


Dia dengan dingin mengangkat sudut mulutnya, dengan kesal dia melepaskan dasinya, langsung berbaring.


Hanya melihat dia melambaikan tangan besarnya, selimut lembut yang awalnya menutupi tubuh Jeanne, dilepasin olehnya ke lantai.


Jeanne langsung terbangun kedinginan.


Tidak menunggu reaksinya, baju tidur yang terpakai di tubuhnya disobek dengan kasar.


Segera merasakan kesakitan.


   "Sakit--"


Dengan rasa sakitnya, dia membungkukkan tubuhnya, matanya sudah berkaca-kaca.


  Namun, William tidak ada rasa belas kasihan padanya, dia menginginkannya tanpa peduli.


   "Pergi!"


Jeanne sudah bereaksi kembali, menahan ketidaknyaman di tubuhnya, mendorong William.


Tetapi William sedang tengah bercinta, bagaimana bisa terhentikan.


Dia menahan kedua tangan Jeanne, tiba-tiba dia menundukkan kepalanya dan meraih mulut kecil yang tidak bisa diam, menggigitnya seolah-olah membalas dendam.


Jeanne menangis kesakitan, awalnya memang enggan, sekarang semakin menolaknya.


Tetapi perbedaan antara pria dan wanita ditakdirkan, apalagi di waktu spesial ini.


Bahkan Jeanne berjuang ingin melawan William, tetapi reaksi fisiknya akan membuatnya dikalahkan.


Perlahan-lahan, dia mulai membenamkan dirinya dalam kepuasaan yang diberikan William, tubuhnya yang lemah, hanya bisa membiarkannya terus meminta.


Aku tidak tahu berapa lama waktu terlewati, akhirnya William berhenti, dan juga tubuhnya merasakan sedikit menyengat.


Dia melihat kesamping, melihat ke lengannya tergores.


Untuk sesaat, sulit untuk menutupi kemarahannya.


Dia mengakui tadi perilakunya agak kasar, tetapi kemudian dia sudah meringankan gerakannya.


Tetapi wanita itu menolak sentuhannya sejak awal.


Setiap kali bercinta, jika bukan dia memaksa, wanita ini akan berusaha bersembunyi seberapa jauh.


Berpikir ini, dia tidak bisa menahan tawaannya: "Jeanne, jika bukan karena misi kakek, aku benar-benar tidak ingin menyentuh wanita seperti kamu.”


Dia melirik Jeanne dengan tidak senang, mengambil jubah mandi yang di ujung tempat tidur, membalikkan badan memasuki kamar mandi.


Jeanne mendengarkan suara air dari kamar mandi, dan matanya penuh dengan rasa ketidaknyamanan dan sedih.


Dia berpikir bahwa setelah bersama beberapa hari, sikapnya terhadap dia seharusnya akan berubah.


Tetapi sekarang sepertinya di dalam matanya, sendiri hanyalah sebuah alat untuk melahirkan anak.


Disaat mereka sedang dalam kondisi tidak menyenangkan, siapapun tidak menyangka, ada seorang pelayan diam-diam menyelinap keluar dari rumah baru.


Dia langsung pergi ke halaman tempat Alexa berada.


Nona Alexa, dua hari ini Tuan muda selalu menginap malam di kamar Nyonya muda.


Dia menemui Alexa, segera melaporkan pengamatan dua hari ini.


Sejak terakhir kali pelayan itu dipecat oleh William, Alexa mencoba lagi menyogok seorang pelayan.


Dan pelayan ini lebih berguna daripada pelayan kemarin, dan semua hal bisa melapor kepadanya.


Pada saat ini dia mendengarkan perkataan ini, membuatnya menjadi panik.


Dia secara alami tidak akan berpikir bahwa keduanya hanya tidur di kamar, terutama sebelumnya dia melihat jejak di badan Jeanne. Dia benar-benar sangat takut,  bagaimana kalau wanita ini benar-benar hamil?


Jika dia memiliki anak, aku khawatir kedudukan posisi nyonya muda ini akan diduduki selamanya oleh dia.


Bagaimana dia bisa rela.


Ini adalah posisinya!


Dia tidah boleh menunggu lagi seperti ini, dia harus melakukan sesuatu untuk mencegah wanita itu hamil.

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu