Wanita Pengganti Idaman William - Bab 518 Aku Dan Pria itu, Tidak Mungkin

Negara I, rumah sakit spesialis otak.

Setelah 6 bulan berlalu, Lana pulih dengan sangat baik, sudah boleh keluar dari rumah sakit.

Hari keluar rumah sakit, Willy dengan semangat berinisiatif menjemput Jeanne dan ibunya keluar dari rumah sakit.

“Tante Lana, aku sudah datang.”

Willy dengan sangat ceria muncul di depan pintu kamar pasien.

Beberapa hari ini, pria itu sudah menebar kesan baik ke Lana, membuat Lana terkadang malah lebih baik terhadapnya daripada Jeanne.

“Aduh, sudah bilang ke kamu tidak perlu datang, kamu kenapa masih datang.”

Meski di mulut Lana menolak, tapi senyuman di wajah sangat senang sekali.

“Tante Lana keluar rumah sakit hal yang begitu besar seperti ini bagaimana bisa aku tidak datang, aku masih berencana membuat perayaan buat tante Lana.”

Willy bergurau dan mendekat ke samping Lana.

Jeanne menahan untuk melirik ke atas dan melihat ke koper yang sudah ia bereskan yang ada di atas ranjang pasien, memberikan kode dengan bibir berkata: “Jangan bergurau lagi, kalau memang datang untuk membantu, barang-barang ini urusanmu, kita tunggu kamu di bawah.”

Setelah selesai berkata, memapah Lana berjalan perlahan menuju lift.

Willy melihat bayangan mereka pergi, melihat lagi ke barang-barang yang ada di atas ranjang, agak menyesal tidak membawa bawahan kemari.

Dia melihat Jeanne segera menghilang dari lorong, buru-buru mengangkat koper mengejar.

Belasan menit kemudian, mereka sampai ke kontrakan apartermen.

“Ma, kamu duduk istirahat di sofa dulu sebentar, aku bereskan barang masuk ke kamar, lalu masak.”

Perkataan baru saja selesai, Willy dengan gaya yang capek bukan main terjatuh ke sofa memotong pembicaraan berkata: “Tidak perlu masak, aku sudah bilang mau membuat perayaan untuk tante Lana, sudah memesan tempat di restoran, tunggu kamu sudah selesai membereskan barang, kita langsung saja ke sana.”

“Kamu ini, aku sudah bilang jangan menghabiskan uang.”

Lana tersenyum lebar melihat Willy.

“Kok bisa menghabiskan uang, bisa mentraktir tante Lana makan itu adalah kehormatan bagiku.” Willy sok bergaya menghormati lagi.

Lana diajak bercanda sampai tertawa lebar, “Hmph, kamu ini, memang mulut manis, orang yang tidak tahu bias mengira sudah diolesi madu.”

Jeanne melihat dua orang berbincang dan bercanda tawa, meski masih menolak Willy, tapi juga ada seuntaian perasaan terima kasih terhadap orang ini.

Sejak dia muncul, suasana hati ibu setiap hari semakin baik.

Menjelang malam, Jeanne sudah selesai membereskan barang, di bawah arahan Willy, mereka sampai ke sebuah restoran.

Sewaktu makan, Willy dengan elegan melayani Lana dan Jeanne dengan baik, suasana juga jadi sangat ceria karena dia tak henti bergurau.

Terlebih saat Willy beradu mulut dengan Jeanne, seperti benci tapi suka saja, membuat Lana tidak berhenti tertawa, juga semakin pasti dengan pemikiran dalam hatinya.

Dia menunggu setelah Willy pergi ke toilet, mendekati Jeanne dan bertanya: “Kamu dan Willy apa sudah berpacaran?”

Jeanne terkejut, “Ma, kamu sembarangan omong apa, aku dan pria itu, tidak mungkin!”

Dia berkata, menggelengkan kepala sampai membentuk gelombang ombak.

Lana terdiam, “Kalian tidak mungkin? Kalau begitu kenapa Willy baik sekali terhadapmu?”

Jeanne tahu ibunya tidak percaya, langsung saja menceritakan bahwa dia sudah menyelematkan Willy, tentu saja juga merahasiakan beberapa hal.

“Hal ini seperti ini, ma, kamu jangan sembarangan berpikir, orang itu tidak berpikiran seperti itu, lagian keluarga mereka bukan keluarga sederhana, tidak mungkin bisa menerima aku orang yang sangat biasa saja seperti ini.”

Terlihat kekecewaan di mata Lana, bersamaan juga sangat menyalahkan diri, “Mama sudah membuatmu susah.”

Wanita itu tahu karena dia sakit, Jeanne tidak pernah mempertimbangkan urusan percintaan.

“Ma, ini tidak ada hubungannya denganmu, aku sendiri yang tidak mau.”

Di benak Jeanne terlintas muka tampan William, dengan paksa menahan kerinduan dan kesakitan hati yang bergejolak.

Seketika, suasana di ruangan jadi tertekan.

Juga pada saat ini Willy kembali dari luar sana.

Dia melihat ekspresi wajah Jeanne dan ibunya yang bersedih, mata berkedip, namun tak bertanya apapun, hanya bergurau berkata: “Tante Lana aku sudah kembali.”

“Sudah kembali, cepat duduk makan, kalau tidak sebentar lagi sayur jadi dingin.”

Lana kembali tersenyum menyapa lagi, ekspresi Jeanne juga tenang kembali.

Agak malaman, setelah habis makan, Willy mengantar pulang Jeanne dan ibunya ke apartermen, dia minum sebentar di sana, setelah menemani sebentar kedua ibu dan anak mengucapkan selamat tinggal.

“Jeanne, Willy sudah mau pulang, kamu antar dia sampai ke bawah.”

Lana mendorong Jeanne memberinya kode mata.

Meski Jeanne sudah mengatakan tidak berminat terhadap Willy, tapi dia merasa putrinya pasti merahasiakan sesuatu, kalau tidak berdasarkan sifat putrinya, kalau tidak ada pemikiran, tidak mungkin membiarkan orang itu ada di dekatnya.

tidak tahu kalau ini semua adalah kebetulan.

Melihat ekspresi ibunya, Jeanne tahu bahwa dia masih tidak menyerah dengan pemikiran di hatinya, tak berdaya dan juga pusing, namun tidak bisa menentang perintah, “Ok.”

Dia berdiri berjalan ke pintu, dengan mata melirik ke atas berkata ke Willy yang ada di depan pintu: “Masih belum mau pergi?”

Perkataan terjatuh, dia segera terlebih dahulu berjalan ke lift.

Willy mengelus dahu di belakang, “Hmph, gadis ini, kalau aku lihat ibunya rasanya ingin mempersatukan kita, apa tante Lana sangat puas denganku?”

Jeanne melirikkan mata ke atas, tidak ingin mempedulikannya, langsung menekan tombol ke bawah.

“Hey, gadis kecil, aku sedang bicara denganmu, tidak mempedulikan aku?”

Willy melihat Jeanne tidak mempedulikan dirinya, mendekatinya lagi, “Menurutmu apa kita harus bersama, biar tante senang.”

Jeanne menolak dan mendorong Willy yang bermuka tampan, “Aku tidak berminat terhadap burung merak.”

Saat sedang mengatakan, lift sudah sampai di lantai 1, Jeanne segera berjalan keluar lift dulu.

“Sudah, tugas sudah selesai, kamu segera pergi.”

Dia mengantar Willy sampai di pintu gerbang komplek, sedang berencana pulang dan teringat sesuatu lagi, langkah kaki terhenti, “Kapan kamu pulang?”

Willy mengangkat alis, “Kenapa? Apa kamu mau mengantarku?”

“Tidak, aku hanya ingin kamu segera pergi, jangan datang menggangguku lagi.”

Willy agak tidak senang dan murung, karena perkataan ini adalah kalimat yang paling sering didengar olehnya beberapa hari ini, “Apa kamu sangat tidak ingin sekali melihatku sampai begitu?”

“Tentu saja, aku sudah pernah bilang, statusmu tidak biasa, bersama denganmu berarti masalah, kamu juga memeriksaku dengan jelas, apa kamu rasa aku bisa menyambutmu? Aku harap di kemudian hari kamu jangan muncul di hadapanku lagi, juga jangan mengusik ibuku, berbuat salah paham yang tak perlu, anggap… kamu membalas budi terhadapku karena sudah menolong nyawamu.”

Selesai mengatakan Jeanne tidak melihat Willy sama sekali, berbalik badan pulang ke apartemen.

Ekspresi muka Willy sangat tidak enak dilihat, ini baru pertama kalinya dia ditolak mentah-mentah oleh wanita.

“Gadis bodoh, begitu inginnya lepas dariku, aku makin tidak akan membiarkan harapanmu terwujud, kita lihat saja.”

…..

Dalam negeri, perusahaan Sunarya.

“Chit” berbunyi, sebuah mobil balap berwarna merah segar berhenti di depan pintu kantor, menarik pandangan mata banyak karyawan perusahaan Sunarya.

“Wah, keren sekali mobil ini.”

“Kayaknya, akrab sekali wajah wanita yang duduk di mobil itu.”

“Sepertinya agak mirip dengan desainer Jessy di kantor cabang.”

Jessy turun dari mobil dengan mengenakan kacamata hitam tak terpengaruh dengan komentar di sekitar, dengan wajah tak berekspresi berjalan ke lift.

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu