Wanita Pengganti Idaman William - Bab 21 Apa sih Hebatnya Dia

Bab 21 Apa sih Hebatnya Dia


William keluar setelah selesai mandi, kemudian langsung rebahan di ranjang dan bersiap untuk istirahat. Melihat William yang tidak beranjak pergi, hati Jeanne jadi agak gugup, setelah menunggu cukup lamapun Jeanne tidak melihat pergerakan apapun dari William. Seketika itu juga Jeanne jadi jauh lebih lega. Jeanne menggosok-gosokkan tubuhnya ke selimut yang lembut sebelum akhirnya baru tertidur.


Keesokan harinya, lagi-lagi hari yang sangat cerah. William selesai menyantap sarapannya, kemudian langsung pergi ke kantor.


Jeanne yang diam di rumah juga tidak ada kerjaan, melihat cuaca yang sangat bagus ia menyuruh saja beberapa pembantu untuk menyusun sebuah meja kecil dan kursi yang bisadirebahkan, ia bersiap-siap untuk mengubah desain yang kemarin malam William serahkan padanya sambil berjemur.


Meja kecil itu malah diisi dengan beberapa makanan ringan, minuman, Jeanne malah memegang kumpulan naskah desain itu dengan cukup menikmatinya, sambil rebahan, memberi goresan di sana sini, serasa sangat puas.


Saat Alexa keluar dari sisi taman bunga yang lain, adegan inilah yang terlihat olehnya. Melihat Jeanne yang sedang bersantai-santai itu, ia jadi benci sekali sampai mulutnya terasa gatal.


Beberapa hari ini Alexa sudah mengirip orang untuk mengawasi Jessy, mau mencari-cari kesalahannya. Awalnya ia kira Jessy akan tetap seperti dulu, mencuri-curi kesempatan dan bersenang-senang di luar.


Siapa sangka Jessy malah seperti berganti kepribadian saja, bahkan ia tidak menginjakkan kakinya keluar. Bukan hanya memperbaiki sifatnya begitu saja, setiap hari ia kalau tidak 


membaca buku ya menggambar saja di rumah. Sudah seperti berubah 180 derajat saja, hanya saja mukanya tidak berubah sama sekali.


Alexa bahkan sampai agak curiga kalau Jeanne itu diam-diam digantikan orang lain. Bengong untuk waktu yang cukup lama, Alexa melambai-lambaikan tangannya dan memanggil pembantu yang sedang sibuk bekerja dan berkata, “Siti, sini sebentar!”


“nona Alexa” berhenti mengerjakan pekerjaannya, merapihkan bajunya sejenak lalu berlari dengan pelan ke arah Alexa kemudian bertanya, “anda mencariku?”


Alexa mengangkat dagunya dan melihat ke arah Jeanne berada, “Jessy di sana sedang apa sih?” kelihatannya serius sekali. Ini juga sama sekali tidak cocok dengan sifatnya.

“dengar-dengar ia sedang membantu tuan muda mengoreksi desain.”


Siti berkata dengan hati-hati, kalau saja ia tahu apa yang Alexa pikirkan, hatinya agak takut kalau Alexa akan menyalahkan dirinya karena tidak sigap melapor.

“apa?”

Wajah Alexa sepenuhnya terkejut, ia juga baru mendengar tante Thea bicara tadi pagi kalau kak William mau mendirikan perusahaan desain.


Industri semacam desain itu bukan hanya memerlukan latar belakang profesional, juga harus memiliki kemampuan yang tinggi.


Sejak kecil Alexa sudah melihat banyak sekali baju-baju yang cantik di rumah William, ia juga sudah melihat baju-baju fashion show yang tak terhitung jumlahnya, hatinya merasa kalau 


Dirinya sendiri bisa membantu kak William. Awalnya ia mau mengambil kesempatan saat kak William kekurangan orang, mengajukan diri untuk membantu. Saat itu terjadi bukan hanya kak William akan berterimakasih padanya, juga bisa timbul perasaan dari waktu yang mereka habiskan bekerja bersama.


Namun sekarang kak William tanpa disangka malah mempercayakan hal sepenting naskah desain ke orang luar seperti Jessy.


Nona besar berotak udang itu paham apa sih? “haha, lucu ya!” Alexa tertawa pahit, sebenarnya apa sih hebatnya Jessy itu? Dia kan masih orang awam, tanpa disangka ia mampu membujuk kak William, meminta kak William untuk mempercayakan hal sepenting itu padanya. Melihat ke sana, ke arah Jessy yang sedang berleha-leha, sambil memakan anggur, sesekali mengangkat pensil dan mengoreksi, memang nampak seperti dugaan Alexa.


Alexa sudah tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Alexa berbalik badan dan berjalan ke rumah besar itu dengan emosi, baru saja ia kembali, ia sudah dipanggil oleh nyonya Thea. 


“Alexa? Bukanya kamu mau pergi menemui William? Kenapa kamu sudah kembali secepat ini?”


Melihat Alexa yang kembali dengan tampang emosi, nyonya Thea bertanya dengan agak ragu, ia senang kalau Alexa membantu putranya. William butuh asisten dalam mendirikan perusahaan baru, apalagi hal ini dapat menumbukan perasaan diantara kedua anak itu. Apalagi Alexa itu dibesarkan olehnya sendiri dan ia memahami Alexa seutuhnya, anak ini cukup berkemampuan juga.


“tante Thea, aku bukannya marah untuk diriku sendiri. Apa tante tahu? Kak William tanpa disangka memberikan naskah desain perusahaan barunya ke Jessy, menyuruhnya membuat desain.”


Setelah bicara Alexa berusaha keras untuk menenangkan diri dan berkata, “orang seperti apa Jessy, tante juga tahu jelas kan, tidak usah bicarakan soal sifatnya. Soal jurusannya saja, ia kuliah dengan jurusan keuangan, itu saja tidak ia selesaikan kuliahnya, ia membeli gelar kelulusannya dengan uang keluarganya.


“pekerjaan sepenting membuat desain, membiarkan Jessy yang mengerjakan, setelah ia kerjakan, kalau tidak merugikan kak William saja sudah bagus itu!”

“ya ampun! Aku tidak menyangka ada masalah seperti ini.”


nyonya Thea menarik tangan Alexa, bicara sambil menghibur, “kamu tenang saja, aku nanti akan bicarakan hal ini ke William. Jessy itu tidak mampu.”

Alexa menganggukkan kepalanya, “sekarang kita hanya bisa melakukan ini saja, sayang saja sih naskah-naskah desain itu, tidak tahu diubah jadi seperti apa sama Jessy”

Alexa menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat depresi. Di dalam hatinya ia malah tidak setuju dengan pemikiran nyonya Thea, kak William tidak tahu kan kapan akan berkunjung ke rumah besar ini.


Kalau menunggu sampai tante Thea bicara pada William, palingan nasi sudah menjadi bubur. Mau bagaimanapun caranya, Alexa tidak bisa menerima kalau Jessy pamer lagi.

……

Jeanne meregangkan tubuhnya dan bangkit berdiri dari kursinya. Naskah desain yang ia pegang juga baru dikoreksi setengah dan ia sudah berhenti. Sebenarnya pekerjaan seperti desain itu sangat rumit dan membuat otak panas, inspirasi itu tidak bisa dipaksakan.


Setelah minum teh di sore hari itu Jeanne sudah ingin mencari aktivitas lain.“ kalau tidak mending aku pergi jalan-jalan ke tempat kakek saja, kebetulan bisa sekalian kasih baju yang dibeli kemarin.”


Saat Jeanne sampai di sana, kakek David sedang melukis, melihat Jeanne yang masuk, kakekpun bertanya, “sini nak, lihat lukisan kakek bagus tidak?”


Jeanne mendekat dan melihat lukisan pohon tua, meskipun Jeanne belum pernah belajar lukisan tinta China semacam ini, ia paham sedikit sedikit, melihat ke seluruh sisi secara detil untuk beberapa saat dan akhirnya berkata, ”lukisan kakek ini sangat bertenaga, dahannya dengan penuh semangat tumbuh ke atas, sebagai simbol dari kemakmuran.


Setelah mendengarnya, kakek David melihat ke arah Jeanne dan berkata, “boleh juga Jessy, ada kemajuan, kakek tidak menduga kamu bahkan bisa melihat pesan yang tersirat di lukisan kakek ini.”


Jeanne barusan itu bicara terus terang, setelah bicara ia melihat kalau kakek tidak ada maksud menyatakan kalau ia curiga, kemudian Jeanne tersenyum sambil berkata “kakek, aku kemarin pas jalan-jalan membelikan beberapa baju untukmu, hari ini. Aku khusus datang mengantarkannya padamu.”


“oh?”

kakek David baru pertama kali menerima hadiah dari kalangan cucunya, ia tidak kekurangan suatu apapun, semua yang ia pakai itu barang kelas atas, cucu-cucunya saja takut melihatnya, mana berani mendekatinya.


Mendengar bahwa Jeanne membelikannya hadiah, kakek David sangat amat gembira, ia bersikeras mau segera mencoba memakainya. Pembantu yang sudah bertahun-tahun mengabdi pada kakek David juga sepenuhnya gembira melihat situasi itu.


Orang luar selalu bilang nona muda ini jahat, tapi kalau menurut dia, rasa hormatnya untuk orang tua malah paling tinggi. Jeanne kan aslinya memang belajar jurusan desain pakaian, ketajaman matanya sudah sangat mahir dalam hal memilih baju.


Baju berwarna biru dengan bulu-bulu berwarna abu-abu terang dipadu dengan celana santai model terbaru yang didesain oleh Gianran, membuat kakek David yang memakainya dalam sekejap jadi terkesan lebih muda beberapa tahun.


Mulut Jeanne juga memang manis, pintar berbicara, ia berulang kali memuji kakek David dasarnya memang sudah tampan. Begitu saja mereka menghabiskan sepanjang sore dengansenang.

Sore menjelang malam hari, waktu makan malam. William baru saja makan beberapa suap ia sudah bertanya pada Jeanne, “bagaimana progres mengoreksi naskah desainnya hari ini?”

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu