Wanita Pengganti Idaman William - Bab 376 Malam Ini Kamu Tidak Akan Bisa Lolos

William mendengar suara batuk Jeanne, langsung menatap Pamela dengan tatapan kesal.

“Menjauhlah, tidak lihat apa sudah membuat Nyonya tersedak?”

Pamela mendengar ucapan ini, senyuman diwajahnya langsung berubah jadi ekspresi sedih.

Namun karena sudah terbiasa dengan pekerjaan malam seperti ini, dengan cepat ia memperbaiki ekspresinya, berkata sambil tersenyum : “Semua salahku, aku menghukum diriku dengan meminum 3 gelas untuk meminta maaf pada nyonya.”

Setelah mengatakannya, ia langsung menghabiskan 3 gelas Anggur merah ditangannya, lalu kembali ke tempat duduknya.

Direktur Sam yang melihat suasana agak tegang, segera mengajak William kembali membicarakan masalah kerjasama.

Tidak lama, William pamit ke toilet.

Dan ketika dia pergi tidak lama, Pamela juga ijin untuk keluar.

Jeanne melihatnya ikut keluar, merasa kalau kepergian wanita ini karena ada sesuatu.

Bagaimanapun William baru keluar tidak lama, membuatnya tidak dapat menahan diri untuk tidak berpikir yang tidak-tidak.

Akhirnya ia tidak dapat lagi menahan diri dan berencana ikut keluar.

Ia berpamitan pada Direktur Sam, lalu ikut keluar dari ruangan.

Dan ketika ia baru tiba di koridor, sekeliling tiba-tiba menjadi gelap.

Jeanne terkejut, ketika ia menyadari apa yang terjadi, ekspresinya langsung berubah, ia langsung berlari dengan wajah ketakutan kedepan.

Disaat bersamaan, didalam toilet, tiba-tiba menjadi gelap, membuat William menggenggam erat wastafel yang berada disampingnya dengan lemas.

Sesak yang cukup dahsyat langsung menyerangnya.

Dia menggenggam erat kerahnya, berusaha keras untuk bernafas, berusaha untuk mengurangi gejala ini, namun efeknya tidak besar.

Tepat disaat seperti ini, toilet yang tadinya hening tiba-tiba muncul suara jejak langkah orang memakai sepatu hak.

‘tik..tak..’

Dari jauh mendekat, lalu sampai didepan pintu.

William mendengar suara ini, merasakan bahaya yang mendekat.

Namun sekarang sekujur tubuhnya tidak bertenaga, ia refleks mundur beberapa langkah, lalu bersembunyi kedalam bilik toilet terdekat.

Tepat ketika ia sudah bersembunyi, Pamela masuk kedalam toilet.

Dia sudah terbiasa melihat dalam gelap, dia melihat kesekeliling toilet.

“Hahahaha……”

Sebelum menemukan targetnya, ia tertawa kecil.

Suara ini terdengar begitu mencekam didalam toilet yang gelap gulita.

William bersembunyi dibalik bilik toilet, ia mengigit bibirnya dengan kuat, keringat dingin sudah mengucur didahinya.

Dia mendengar suara langkah yang semakin mendekat, pupilnya menyempit, ia terlihat begitu putus asa.

Apakah ia akan berakhir disini kali ini?

Dia berpikir dengan pikiran kacau, dan suara diluar masih terus berlanjut.

“Aku tahu kamu ada didalam, malam ini kamu tidak akan bisa kabur loohhh…..”

William mendengar ucapan ini, merasa begitu panik.

Ditambah paranoidnya pada kegelapan yang semakin lama semakin parah, sesak nafasnya juga sudah sampai tahap berbahaya, terdengar suara langkah lain yang tergesa-gesa dari luar.

“William, kamu masih didalam tidak?”

Jeanne menerobs masuk ke dalam toilet, berteriak dengan sangat khawatir.

Namun yang terlihat olehnya malah postur tubuh seorang wanita yang langsing juga aroma wangi yang semerbak.

Dan Jeanne bisa menebak siapa dia tanpa perlu berpikir terlalu lama.

Ketika melihat Pamela belum sadar, ia langsung mengambil tabung pemadam kebakaran yang ada didekatnya sambil menyemburkan kearahnya.

Semuanya terjadi begitu cepat, ketika Pamela menyadari apa yang sedang terjadi, ia sudah disembur oleh cairan pemadam sampai merasa kulitnya sakit bagai tertusuk-tusuk.

Dan serangan cairan pemadam kebakaran masih berlanjut, dia berusaha untuk melawan, namun tidak peduli dia bersembunyi kearah mana, Jeanne selalu berhasil mengejarnya dengan tepat.

Pamela tidak tahu kalau berkat aroma parfum yang menyebar dari tubuhnya.

Tepat ketika mereka sedang bergulat dengan cairan pemadam, Hans membawa orangnya datang dengan terburu-buru.

Pamela mendengar suara langkah yang ramai dari luar, ia sadar kalau misinya kali ini sudah gagal.

Ia tidak berani tinggal lebih lama lagi disini, dengan kecepatan secepat kilat ia kabur melalui pintu toilet.

Namun ia tidak menyangka kalau dia akan menabrak Hans.

“Siapa?”

Seiring suara teriakan dari luar, terdengar suara orang yang sedang berkelahi.

“Orang itu harus ditangkap!”

Suara Hans terdengar darir luar toilet, membuat Jeanne merasa lega.

Dia tahu ada Hans maka wanita itu tidak akan bisa kabur, ia segera membuang alat pemadamnya dan mencari William.

“William, kamu dimana?”

“William!”

Dia mencari sambil membuka setiap bilik di toilet.

William terbaring di dalam bilik toilet, samar-samar mendengar suara yang tidak asing, ia bergumam.

Meskipun suaranya tidak kencang, namun Jeanne bisa mendengarnya.

Dia segera menuju asal suara.

Ia melihat William meringkuk dilantai dengan keadaan memprihatinkan didalam bilik toilet yang gelap, membuat hati Jeanne seperti diremas.

Jeanne segera berlari menghampiri, jongkok disampingnya sambil mengangkatnya.

“William, apakah kamu baik-baik saja?”

William tidak menjawab, hanya terdengar suara giginya menggertak.

Jeanne menyadari efek dari syndromnya yang parah, segera mengambil ponsel dan menyalakan lampu senter, dalam waktu sekejap, toilet yang gelap gulita menjadi lebih terang, dan dia bisa memeriksa lebih jauh kondisi William.

Melihat kondisi William yang mengkhawatirkan, wajahnya pucat pasi, bibir bawahnya digigit sampai berdarah.

Kedua matanya memejam erat, mulutnya menganga, tidak hentinya terengah-engah, seolah bisa kehabisan nafas kapan saja.

Jeanne merasa sangat khawatir.

Dia memeluk William dengan erat sambil menenangkannya.

“Tidak apa, ada aku disampingmu.”

“William, lihat, sudah ada cahaya.”

Samar-samar William mendengar suara yang ia kenal, diikuti aroma khas milik Jeanne, perlahan lebih tenang.

Ketika Hans mengejar kemari dan melihat kondisi ini.

“Nyonya muda, Presdir tidak apa-apa?”

Dia bertanya dengan penih rasa khawatir.

Jeanne memberi isyarat padanya untuk mengecilkan suara, lalu tidak mempedulikannya lagi, lalu lanjut menenangkan William.

Hans melihat ini merasa aneh, namun langsung mengerti.

Bagaimanapun dia sudah seringkali melihat hal yang menunjukkan pengaruh Nyonya mudanya pada Presdirnya.

Dia berbalik langsung meminta orang untuk mengembalikan aliran listrik yang terhenti dan mencari tahu apa penyebab matinya lampu.

Tidak lama, ia langsung mendapat informasi bahwa listrik ini dimatikan dengan sengaja, pelaku yang paling dicurigai adalah Pamela yang tidak lama ini mendekati William.

Karena setelah kejadian ini, wanita ini langsung menghilang.

Hans mendengar ini, langsung menyambungkan wanita yang tadi menabraknya, ia hampir bisa memastikan kalau wanita itu adalah Pamela yang menghilang.

Memikirkan ini, ia langsung mengutus orang untuk mengejarnya.

Ketika ia sedang memerintahkan orang untuk melakukan pengejaran, lampu menyala.

William yang sudah perlahan tenang langsung sadar.

Namun kondisinya masih sangat lemah.

William melihat wanita yang memeluknya erat, tatapannya penuh dengan perasaan tersentuh.

Meskipun tadi dia jatuh pingsan, namun kesadaranya masih ada.

Dia tahu Jeanne menyerang wanita itu deminya, ia juga ingat ketika ia hampir mati karena sesak nafas Jeanne tidak hentinya menenangkannya.

“Terima kasih!”

Dia menggandeng tangan Jeanne dengan lemah sambil mengucapkan terima kasih.

Ketika Jeanne melihatnya matanya malah memerah.

“….Kamu sudah membaik?”

Ada banyak yang ingin ia tanyakan, namun hingga akhir hanya ucapan itu yang terlontar dari mulutnya.

“Em, aku tidak apa-apa, jangan menangis.”

William melihat air mata di matanya, mengulurkan tangan dan menghapusnya dengan lembut.

Jeanne melihatnya sudah bisa menenangkan dirinya, hatinya yang khawatir akhirnya bisa tenang, namun ia justru tidak sanggu membendung air matanya, ia berkata sambil terisak : “Kamu tahu tidak, aku hampir mati dibuat kaget olehmu!”

Dia berkata sambil memukul William.

William sama sekali tidak merasa sakit, malah merasa senang.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu