Wanita Pengganti Idaman William - Bab 129 Mengubur Kalian Bersamaku

Bab 129 Mengubur Kalian Bersamaku

Mendengarkan kata-kata Julian, kemarahan di dada Jeanne tidak bisa ditahan.

Belum lagi, dia juga termasuk korban dalam masalah ini, kalau dia terlibat ke dalam, itu juga terpaksa!

“Tidak membiarkanku? Julian, pilih kasih juga tidak seperti ini, kami kira aku ingin memancing masalah buruk ini? Apa kamu lupa, semua orang ini dipancing oleh Jessy, kalian malah beruntung, karena kepergiannya, kamu membuang semua masalah ini kepada aku untuk membereskannya, kenapa kamu tidak menyalahkan putri baikmu itu, wanita tidak setia, mengitari pria seperti kupu-kupu mengelilingi bunga!”

“Jeanne!”

Mendengarkat kata-kata Jeanne, Julian yang awalnya sudah emosi marah, kemudian sekali lagi berteriak dengan keras.

“Jangan berteriak padaku, aku bisa mendengarnya.”

Seperti kaleng rusak yang dipukul berkali-kali, Jeanne menjadi bingung dengan Julian, dan berkata dengan tersenyum dingin: “dan juga, itu karena Bernard yang mengejar aku mati-matian, ingin melanjutkan hubungan lama dengan Jessy, kamu masih ada muka menyalahkan aku, dalam perjanjian kita sebelumnya, tidak menyuruh aku membereskan masalah buruk Jessy.”

“……”

Bantahan Jeanne membuat Julian tidak bicara dalam waktu lama, dalam telepon hanya mendengar suara gesekan.

“Jeanne, kamu menggunakan sikap ini berbicara denganku? Jangan lupa posisimu, dan juga, sudah tidak ingin melihat ibumu kah!”

Dia marah hingga akhirnya hanya bisa mengancamnya dengan menggunakan ibunya, Lana.

Mendengarkan ini, awalnya Jeanne yang sudah jengkel dan kesal, saat ini juga ia langsung marah.

“Julian, kamu berani menganggu ibuku, kalau ibuku ada sedikit terluka, aku akan menarik kamu dan Jessy dikuburkan bersamaku!”

Selesai berkata, dia langsung menutup telepon, dan duduk diranjang terus terengah-engah.

Ini menunjukkan betapa marahnya dia.

Tentu saja, Julian saat itu lebih marah.

Dia tidak berpikir Jeanne ternyata tidak memperdulikan ancamannya dan malah mengancam balik padanya, wajahnya hitam hingga bisa meneteskan tinta.

“pelacur ini, benar-benar berpikir masuk ke keluarga Sunarya dan sayapnya sudah menjadi lebar, beraninya dia melawan!"

Dia mengeluh dengan mengigit giginya, pada saat yang sama, hatinya merencanakan untuk memberikan Jeanne pelajaran dengan kejam, biar dia tahu kenyataannya.

Jeanne bahkan tidak tahu rencananya.

Dia susah payah menenangkan kemarahan hatinya, kemudian diikuti dengan kelemahan dan kesedihan yang sangat dalam.

Akhirnya, dia juga tidak bisa menahan kekesalan hatinya, dia menangis dengan memeluk selimut.

Air matanya yang sebesar kacang terus menetes keluar dari kelopak mata, mencelup ke selimut dan kemudian basah kuyup.

Namun, Jeanne tidak tahu bahwa diri seseorang tidak bisa melindungi dirinya sendiri saat menangis.

Kemunculan William di kamar saat ini, kebetulan melihat adegan ini, dia langsung terdiam di tempatnya berdiri.

Dia melihat badan yang tak henti gemetar diranjang, telinganya terdengar suara tangisan yang tertekan, hatinya waktu itu benar-benar kosong.

“Uhuk….”

Dia mengeluarkan suara batuk, membiarkan kesunyian di dalam pikiran Jeanne dapat hilang.

Dia mendongak kepalanya, dan melihat William berdiri di pintu.

“Untuk apa kamu datang kesini?”

Dia bertanya dengan mengigit bibirnya, wajahnya muncul ekspresi yang tidak nyaman.

Hanya melihat dia mengelap bekas air mata wajahnya dengan cepat, baru saja menangis dengan kuat, suara tangisan itu pun tidak bisa ditutupinya.

William melihat sepasang matanya yang merah, dan juga pandangannya yang acuh tak acuh, hatinya tertekan tidak jelas perasaan apakah ini.

Tepat saat dia ingin mengatakan sesuatu, Jeanne melihat dia tidak bicara dalam waktu lama, tidak sabar ingin mengusirnya.

“William, kamu juga sudah menghukum aku, aku sangat lelah sekarang, kalau kamu tidak ada masalah lain, tolong tinggalkan aku, aku ingin beristirahat”

Begitu kata ini keluar, dia langsung memotong perkataan yang ingin dikatakan William.

Dia melihat pandangan Jeanne yang acuh tak acuh, bibir tipisnya menempel erat.

Sekarang, terluka pun sudah, takutnya Jeanne tidak ingin mendengar permintaan maaf darinya.

Memikirkan hal ini, dia merencanakan menunggu wanita ini tidak marah lagi baru dia mulai menjelaskan, lalu memberikan secangkir susu di tangannya kepadanya.

“Minum susu ini, bisa membantu kamu tidur.” Mendengarkan ini, Jeanne bengong dan melihat susu ditangannya, di dalam matanya sangat tidak mengerti.

Dia mengalihkan bibirnya dan tidak mengambil susunya.

William juga melihat dia sedang marah padanya, dan William berkata dengan dingin: “kalau kamu tidak minum, aku akan terus menunggu di sini.”

Jeanne mendengarkan perkataanya, melihat gerakannya dan tak berdaya, dia ingin melempar bantal kepadanya.

Sayangnya dia tidak berani, dia masih belum lupa dengan masalah tadi.

Kemudian dia sudah tidak ada tenaga membiarkannya menekan dirinya lagi.

Jadi, akhirnya dia berkompromi, mengangkat bibirnya dan mengambil susunya, kemudian minum habis susunya tanpa melihat william.

“sekarang kamu sudah bisa pergi kan?”

Dia menyerahkan gelas kosong kepada William, saat William mengambilnya kembali dengan perlahan, Jeanne juga tidak melihatnya, dan langsung membalik badannya kembali ke ranjang, berbaring membelakangi william.

“tolong bantu aku tutup pintu saat kamu keluar, terima kasih!”

Selesai berkata, dia seperti tertidur, dan tidak bergerak di ranjang.

William berdiri di pintu, menatap tampak belakangnya dalam waktu lama dan baru saja membalik badan keluar dari kamar.

Saat pintu kamar tertutup, awalnya orang yang tidak menggerakan dirinya di ranjang pun bergetar.

Dia benar pergi…..

Dia mengigit bibir bawahnya, matanya yang susah payah menahan air mata kemudian menetes keluar lagi.

Hatinya terbelah kesakitan.

“Bukannya tadi masih baik-baik saja, kenapa menangis lagi?”

Saat Jeanne sudah tidak tahan kesakitannya, dibelakangnya terdengar suara rendah William, membuatnya menjadi kaku.

Tidak menunggu dia bertanya kenapa William masih belum pergi, ranjang yang empuk itu mengempes, dan william segera memeluknya ke dalam pelukan hangat yang tidak asing baginya.

“Jangan menangis lagi, jika tidak besok matamu bisa bengkak.”

Dia menundukkan dagunya diatas dahi Jeanne dan berkata.

Jeanne menjadi tegang, matanya penuh dengan kekacauan.

Dia tidak tahu maksud dari orang ini.

Apakah membully duluan, baru memberi kelembutan.

Memikirkan hal ini, dia sadar dan menolaknya, tapi hatinya menumbuhkan sedikit rasa cinta.

Bahkan merasa pelukan ini sangat hangat.

Tidak, bagaimana mungkin dia ada pemikiran seperti itu!

“lepaskan aku!”

Dia mengerakkan badannya, dan berjuang dengan marah.

Namun, William tidak melepaskannya, tetapi sebaliknya dibawah gerakannya, dia mulai ada perasaan lagi.

“Kamu sedang menggoda aku?”

Dia terengah-engah dan berbisik di telinga Jeanne, biar Jeanne bisa menenangkan diri.

“Aku Tidak!”

Dia membantahnya dengan menggertakkan giginya.

Secara alami, William tahu dia tidak, tapi ini untuk mengalihkan perhatiannya.

“ya sudahlah kalau tidak”

Dia berkata dengan tersenyum, membuat Jeanne semakin marah.

“William, apa yang ingin kamu lakukan?”

Dia tidak bisa melepaskan diri, dan hanya bisa bertanya dengan merapatkan bibirnya.

“istirahat dengan memeluk kamu, kamu tidak melihat?”

William tidak peduli dengan kemarahan kata-katanya, dan berkata dengan tenang.

Sebaliknya kata-katanya, membuat Jeanne terbengong.

Dan waktu itu juga, Jeanne hampir menanyakan apa dia sudah tidak marah lagi?

Untungnya, dia menghentikan kata-katanya tepat waktu.

“kamu ingin istirahat, kembali ke kamar kamu sendiri beristirahat!”

Dia menolak dengan mengangkat bibirnya, dan juga ini sudah diduga oleh William.

“jangan lupa kita adalah suami istri, dan tidak ada namanya beda ranjang antara suami istri.”

Dia menanggapinya dengan senyuman, berpenampilan seperti dimana Jeanne berada, dimana juga dia berada.”

Jeanne tidak ada cara lain karena gerakannya membuatnya tidak berdaya, akhirnya hanya bisa mengikutinya kembali ke kamar tidur utama.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu