Wanita Pengganti Idaman William - Bab 62 Jangan Berharap Bisa Bangkit

Bab 62 Jangan Berharap Bisa Bangkit


Jeanne tidak memperhatikan Alexa, setelah dia duduk di tempat, dia langsung membereskan barang-barang bawaanya.


Meskipun tempat ini tidak terlalu bagus, tetapi sudah cukup baginya karena dia tidak harus pergi ke perusahaan setiap hari.


Pekerjaan desainer relatif bebas, semua pekerjaan bisa di kerjakan di rumah kecuali jika ada pertemuan yang wajib.


Jadi, dia juga tidak perlu melihat wajah Alexa setiap saat.


Memikirkan hal ini, kegelisahan hatinya berangsur-angsur turun.


Namun, idenya bagus tetapi kenyataannya selalu terlihat sangat kejam.


Tepat saat dia menerima pekerjaan belum sampai satu jam, Alexa kembali lagi dan berjalan menujunya.


 “Jessy, kamu sekarang pergi ke pasar kain, satu desain yang di pegang oleh Albert membutuhkan kain brokat, sebelumnya kita dan pemasok itu sudah berkomunikasi dengan baik, tetapi kain tak kunjung datang, kamu coba pergi ke sana dan mengecek apa yang terjadi hingga terjadi keterlambatan pengiriman, kalau bisa sekalian kamu bawa kesini kainnya.”


Mendengar kata-kata itu, Jeanne tidak sadar mengerutkan keningnya dan membantahnya: “direktur pelaksana, bukannya pekerjaan ini seharusnya dikerjakan oleh asisten Albert?


Situasi sekarang, seharusnya Alexa mencari asisten dan bukan dia.


Lagi pula, dia datang kesini untuk kerja sebagai desainer bukan untuk jadi asisten.


Alexa jelas mendengar kata-katanya, berkatadengan tersenyum: “aku jelas tahu bahwa ini pekerjaan asisten, karena ini lagi kekurangan asisten, dan yang lain juga pada sibuk, aku hanya bisa mencari kamu.”


Jeanne tidak percaya dengan apa yang dia katakan, Dia melihat banyak asisten yang sudah datang.


Dan juga perusahaan ini baru saja dibentuk, walaupun sibuk juga tidak akan sibuk sampai tidak ada asisten.


Sedang berpikir, dia ingin membuka mulut berbicara lagi, tetapi dipotong oleh Alexa.


 “Jessy, aku tidak ingin mendengar pembantahan dari kamu.”


Sedang berkata, ia membungkuk badannya mendekati Jeanne, menggunakan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua, berkata dengan tersenyum dingin: “jangan lupa dengan identitas kamu saat ini, dan juga identitas aku, sekarang aku adalah direktur departemen desain dan bos kamu, jelas aku bisa memerintah kamu segala pekerjaan, dan kamu harus mengerjakannya, lagi pula, kamu adalah pekerja baru, tidak memiliki kualifikasi seperti Albert, dan juga tidak memiliki latar belakang yang jelas seperti Douglas, kenapa kamu layak menjadi desainer sini?”


Selesai berkata, dia mendongak kepalanya dengan bangga, dan berkata dengan mengangkat alisnya: “sudah aku jelaskan ke kamu, kalau mau tetap bekerja mesti harus menurut perintah melakukan perkerjaan sambilan ini, kalau tidak kembali ke rumahmu menjadi nyonya”


Setelah mendengarkan kata-kata itu, Jeanne sangat marah hingga seluruh tubuhnya gemetar.


Ia ingin mencari William dan mengeluh dengannya.


Tetapi ia segera menekan dorongan hatinya.


Belum lagi William yang tidak ingin orang mengetahui hubungan mereka, dia juga tidak ingin semua hal bergantung padanya.


Bukankah hanya pekerjaan sambilan? Dia bisa melakukannya.


 “Alexa, aku harap kamu tidak akan menyesal dengan kelakuan kamu hari ini, berikan aku alamat.”


Alexa menatap penampilannya yang sedang marah, ia langsung tersenyum.


 “Menyesal? Itu juga harus tunggu kamu ada kesempatan untuk bangkit lagi, tetapi selama aku masih ada, jangan berharap bisa bangkit.”


Dia mengancam dengan dingin dan segera memberi alamat ke Jeanne: “cepat pergi dan cepat kembali, jangan menunda waktu di perjalanan, kalau tidak aku akan ingat kamu sebagai seorang beban perusahaan.”


Jeanne melihat alamatnya, malas hingga tidak memperdulikan dia, megambil tas sebelah di tangannya dan bangkit untuk pergi ke pasar kain itu.


Alexa melihat kepergian Jeanne dari belakang, ia mengeluarkan senyuman, kemudian berbalik untuk pergi, tetapi Albert datang padanya.


 “Alexa, kenapa kamu tidak cocok dengan desainer baru, apakah kalian kenal? Apakah ada persengketaan?”


Dia dan Alexa bisa dibilang sahabat baik, dia juga sangat tahu tentang Alexa, sudah dua kali dia melihat perdebatan Alexa dan Jeanne, dia sangat penasaran dan kemudian bertanya kepada Alexa.


Dan kali ini Albert masuk ke perusahaan, Alexa juga banyak membantunya, jika Alexa tidak suka dengan seseorang, jelas dia akan membantu melawan musuh Alexa.


“Desainer seperti apa dia, abal-abalan, hanya karena beruntung bisa menjadi kesayangan presiden.”


Mendengar kata-kata itu, Alexa berkata: “tidak bisa di bilang kenal tetapi ada sedikit masalah”


Albert mendengar kata-kata itu, langsung mengerti apa maksudnya, berkata dengan tersenyum: “karena dia membuatmu tidak senang, aku akan memberi pelajaran kepadanya.”


Mendengar kata-kata itu, Alexa menoleh ke dia dan bahkan tidak menolaknya.


Setidaknya ada orang yang ingin menjadi pistolnya, bahkan jika kak William tahu, dia bisa jadikan orang ini kambing hitam.


…..


Jeanne tidak tahu bahwa Alexa mencari seorang pembantu, setelah dia meninggalkan perusahaan, ia langsung pergi ke pasar kain.


Setelah menemukan pemasok, dan mengetahui alasan keterlambatan pengiriman dan langsung kembali ke perusahaan dengan membawa kain.


 “Albert, ini kain yang kamu butuhkan.”


Dia meletakkan kain di meja Albert, Kemudian berencana untuk pergi tetapi di halangi oleh Albert. 


 “Tunggu sebentar, jessy.”


Hanya melihat dia mengambil setumpuk sketsa desain dari meja dan menyerahkannya: “kamu coba  uraikan desain-desain ini menjadi laporan, aku membutuhkannya sore ini.”


Selesai berkata, dia tidak peduli apakah Jeanne setuju atau tidak, ia menyerahkan sketsa desainnya ke tangan Jeanne, dan langsung sibuk dengan pekerjaannya.


Jeanne melihat desain-desain di tangannya, dan juga mendongakan kepalanya melihat ke dia, mulutnya seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.


Kelihatannya pasti Alexa mengatakan sesuatu kepadanya, kalau tidak Albert yang tahu posisinya tidak mungkin memerintahnya untuk mengerjakan pekerjaan asisten.


Tidak ada cara lain, dia hanya bisa mengambil desain-desain itu kembali ke mejanya dan berkerja keras.


Karena laporan ini harus di selesaikan cepat, dia bahkan tidak sempat untuk makan siang.


 “Albert, laporannya  sudah selesai.”


Dia akhirnya selesai membuat laporannya pada sore hari, ia sudah merencanakan setelah menyerahkan laporannya akan pergi makan siang.


 “Tunggu, aku masih belum periksa.”


Albert melihat dia akan pergi, langsung menghentikan pekerjaan tangannya dan memanggil Jeanne.


Jeanne melihat situasi, ia mengerutkan alis tetapi ia juga menghentikan langkahnya.


 “Tolong cepatlah periksa, saya masih belum makan siang.”


Mendengar kata-kata itu, Albert menoleh ke dia, matanya penuh dengan penasaran, dan berpura-pura mengambil laporan itu dan melihat dalam waktu yang lama.


 “Yah, tidak ada masalah dengan laporan.”


 Ketika mendengar, Jeanne merasa lega.


 “Bolehkah aku pergi sekarang?”


 “Tungggu, masih ada kegiatan yang harus kamu lakukan.”


Sedang berkata, dia mengambil kain yang di kasih oleh Jeanne sebelumnya, dan berkata dengan tidak puas: “tekstur kain ini tidak seperti yang aku harapkan, aku sudah berkomunikasi dengan pedagang kain sana, dan meminta  untuk mengantikan kain yang lebih lembut lagi, ambillah ini dan gantikan untuk aku, biar desain aku dapat menunjukkan hasil yang memuaskan.”


 “Tetapi aku masih belum makan.”


Jeanne ingin dia menyuruh orang lain yang pergi, lagi pula dia sibuk hingga belum makan. Sore ini masuk, ada pekerjaan, dari mana tenaga jika dia tidak makan.


Namun, Albert tidak peduli apakah dia sudah makan atau tidak, meletakkan kain dalam pelukannya, berpura-pura tidak terdengar: “cepat pergi dan cepat kembali, nanti harus mengirim produk jadi ke kantor pusat untuk diperiksa oleh presiden.”


Jeanne mendengar kata-kata itu, ia tidak bisa membantah lagi dan menurut perintahnya memeluk kain kemudian pergi.


Saat dia ingin menuju pintu lift, tidak terpikir bisa bertemu dengan William di depan pintu lift.


Pagi hari, William datang ke sini untuk mengurus sedikit pekerjaan, dan sekarang ia berencana untuk kembali ke kantor pusat.


Saat ini, dia melihat Jeanne memeluk kain berdiri di depan lift, berkata dengan mengerutkan alisnya: “bukannya sekarang itu waktu kerja, kenapa kamu bisa disini?

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu