Wanita Pengganti Idaman William - Bab 23 Tiruan

Bab 23 Tiruan


Keesokan harinya.


Langit yang biru, cuaca yang bagus.


Seseorang dengan figur tubuh yang ramping dan mengenakan pakaian olahraga masuk ke rumah besar sana, ia segera memasuki kamar mandi. Namun setelah beberapa saat seorang perempuan yang berbalut handuk santai keluar dari dalam kamar mandi tersebut. Sambil berjalan ia juga sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.


“nona Alexa.” seorang pembantu mendekat dan mengambil handuk kecil yang Alexa serahkan dari tangannya.


“sarapannya sudah siap, nyonya besar sedang menunggumu.”

“baik, aku paham”Alexa melambaikan tangannya, pembantu itupun kembali turun.


Alexa berjalan di lantai berbahan kayu dan masuk ke ruang makan, sinar matahari masuk dari luar, menyinari bunga yang terangkai di vas bunga kaca itu.


“kenapa kamu hari ini olahraganya sangat lama?” nyonya Thea bertanya kemudian ia meletakkan majalah fashion yang ada di tangannya, pembantu di sana sudah meletakkan alat-alat makan dan menyusunnya di meja makan.


“cuacanya lumayan bagus jadi aku lari 2 keliling tambahan”Alexa berkata,“hari ini saladnya lumayan juga, ditambah dengan mint dan just lemon.”


nyonya Thea saat masih muda pergi belajar di luar negeri, makanya sarapannya juga lebih ke arah barat.


Mendengar pujian Alexa, senyum nyonya Thea terlihat lebih cemerlang, “memang kamu anak yang bisa cocok dengan kesukaanku. William dan papanya semua tak suka makanan barat.”


“bukannya itu lebih baik, tidak ada yang rebutan sama kita kan jadinya?” Alexa berkata sambil bercanda


“tante Thea, belakangan ini aku mendengar……Jessy mau masuk dan kerja di perusahaan William,kak William sepertinya juga sudah menyetujuinya.” kata Alexa


Baru saja Alexa menyelesaikan kalimatnya, garpu dan pisau yang ada di tangan nyonya Thea terjatuh, sampai ada bunyi yang keras terdengar.


Menurut nyonya Thea, apa yang Alexa bicarakan itu, pasti kurang lebih sesuai dengan kenyataan.


“omong kosong! Jessy ini benar-benar keterlaluan deh!” dada nyonya Thea serasa naik dan turun berulang kali, raut wajahnya semakin lama semakin terlihat buruk.


Jessy itu orang seperti apa, ia kan seorang nona besar kaya raya yang hanya tahu berfoya-foya saja. Kalau kamu biarkan dia keluar dan bikin masalah di luar ya tak apalah, tapi jangan harap kalau ia sampai bikin masalah soal pekerjaan. Ini kalau sampai mau masuk perusahaan juga, bukannya cuma mau merepotkan putranya, William?


Nampak ada kemarahan di wajah nyonya Thea, Alexa tetap berpura-pura khawatir dan berkata, “tante Thea, apakah aku ada salah bicara?”


“tidak bisa begini, aku harus pergi menahan mereka, tidak bisa membiarkan wanita itu menghancurkan William.” kata nyonya Thea sambil ia tiba-tiba bangkit berdiri, juga sambil mengambil jaketnya, mengganti sepatu dan pergi ke luar.


“tante Thea, tunggu aku dong.” kata Alexa.

nyonya Thea berlari keluar dengan marah, Alexa juga tidak bisa duduk diam saja, ia buru-buru berjalan dan mengikutinya. Di rumah baru sana, Jeanne dan William juga baru saja selesai menyantap sarapan.


Mereka berdua berbicara santai dengan tawa, suasananya sangat amat akur. nyonya Thea masuk sambil marah-marah, membuat mereka berdua terkejut.

“ma, kenapa kamu bisa datang ke sini”


William buru-buru bangkit berdiri dan Jeannepun juga berinisiatif menarikkan kursi untuk nyonya Thea.


nyonya Thea malah mendorong dan menyingkirkan Jeanne dari jalannya, ia menatap langsung ke putranya, “William, apa kamu benar-benar berencana untuk membiarkan wanita ini, kerja di perusahaan kamu?” ia berkata sambil melirik ke arah Jeanne, William yang masih dalam akal sehatnya mana mungkin bisa membiarkan Jessy masuk ke perusahaan, pasti wanita itu menggunakan aku tak tahu akal busuk apa untuk melakukannya.


Wajah Jeanne sepenuhnya tampak tidak bersalah, pantas saja nyonya Thea tiba-tiba bisa datang ke sini. Mendengar kata-kata itu, William melihat kearahnya dengan bingung dan bertanya, “ma, dari mana mama bisa tahu soal hal ini?”


“tidak penting aku tahu dari mana.” jawab nyonya Thea


nyonya Thea marah dan berkata dengan emosi, “William, aku kasih tahu kamu sekarang juga, itu hal yang tidak boleh terjadi. Apa Jessy punya kemampuan? Atas dasar apa Jessy masuk ke perusahaan, apa kamu masih mementingkan reputasi perusahaan? Kalau dia masuk aku takut ia hanya akan menyusahkan kamu saja.”


nyonya Thea melontarkan kata-katanya semua langsung dalam satu nafas, cara bicaranya membuat semua pembantu yang ada di sekitar ketakutan dan mengambil beberapa langkah mundur, mereka semua jadi berdiri dipinggiran. Semua orang memandang Jeanne secara tidak jelas, diomongin kalau ia tidak punya kemampuan oleh mertua sendiri di hadapan orang banyak, sesungguhnya terlalu memalukan.


“William, mama itu memikirkan untuk kebaikanmu. Kamu dengar saja kata-kata mama, masalah ini sungguh tidak boleh terjadi.” Melihat raut wajah William yang tidak terlalu baik, nyonya Thea menahan amarahnya, berkata dengan suara lembut. Masalah ini sebenarnya bukan salah putranya, sambil bicara ia melirik tajam ke Jeanne.


“masalah ini juga memang masih didiskusikan saja.” William meletakkan alat makan di tangannya, berbicara dengan datar tanpa ekspresi. Yang mengusulkan Jeanne untuk kerja di perusahaan itu William sendiri, sampai sekarang Jeanne juga masih mikir-mikir. Apalagi Jeanne itu benar-benar punya bakat di bagian desain.


“apa lagi yang harus didiskusikan soal ini? perusahaan keluarga William hanya butuh orang yang punya kemampuan, intinya, aku tidak mengijinkan ada orang yang masuk ke perusahaan hanya untuk memenuhi kuantitas saja.”


nyonya Thea berkata dengan dasar kuat dan signifikan. Kalimat nyonya Thea baru saja terucap, para pembantu itu jadi berkali-kali mencuri pandang ke Jeanne. Dulu nona muda orang seperti apa, semua orang juga sudah tahu, dalam sekejap waktu saja sulit untuk mengubah kesan awal. Wajah Jeanne jadi memanas karena merasakan tatapan-tatapan itu.



“ma, sebenarnya ini salah paham. Sebenarnya kemampuan desain Jeanne itu benar-benar lumayan bagus.” William bangkit berdiri, segera setelahnya ada pembantu yang menyerahkan naskah desain yang ia letakkan di meja.


Selama ini William selalu sangat detil soal masalah pekerjaan dan perusahaan, karena nyonya Thea merasa keberatan, langsung saja ia menyerahkan buktinya untuk nyonya Thea lihat.


William menyerahkan naskah desainnya ke nyonya Thea, “mama lihat, semua ini Jessy kerjakan sampai larut malam, Jessy punya bakat alami, otomatis harus dikembangkan dengan baik.”


nyonya Thea mengangkat tangannya dan menghalangi naskah desain itu, menghalangi tangan William yang menjulur ke arahnya, dengan meremehkan ia berkata, “ini mah bakat alami bagus dari mananya”


Kemudian nyonya Thea bertanya ke Alexa, “Alexa sini kamu lihat, apakah benar ini lumayan bagus?”


Sambil bicara nyonya Thea menarik Alexa yang ada di sampingnya, naskah desain atau apapun itu ia benar-benar tidak mengerti. Namun Alexa memang lulusan dari universitas terkenal, jurusan yang ia ambil juga desain, ia bahkan pernah menerima penghargaan. nyonya Thea percaya pada Alexa, dan juga ada sedikit maksud mau mempromosikannya.


Melihat kalau naskah-naskah desain itu sampai ke tangan Alexa, Jeanne agak mengernyitkan alisnya, nyonya Thea dan Alexa dari dulu selalu membenci musuh yang sama yaitu dirinya sendiri. Hari ini kejadian ini, bisa saja karena ulah Alexa. Jeanne tertawa dengan dingin di dalam hatinya, kalau ia berharap Alexa akan mengatakan sesuatu yang baik, tunggu sampai lebaran monyet ya.


Jeanne tak bisa menahan diri dan mengesampingkan wajahnya, ia menunjukkan tampang tidak peduli. Kesempatan untuk bisa masuk ke perusahaan keluarga William meskipun sangat menggoda tapi ya tidak harus masuk ke sana juga.


Udara di dalam rumah itu seketika membeku, semua orang menatap ke Alexa, seakan ingin tahu kalau sebenarnya desain Jeanne itu bagus atau tidak.


Alexa malah tidak buru-buru tapi juga tidak terlalu lambat, melihat selembar demi selembar, setelah beberapa saat ia baru berkata, “ya memang lumayan sih!”

Apa? Wajah Jeanne jadi penuh kecurigaan, ia ragu kalah ia sendiri salah mendengar. Kapan lagi wanita ini tanpa disangka-sangka bisa memuji Jeanne, apa jangan-jangan matahari sudah terbit dari barat.


“Alexa!” nyonya Thea berteriak sambil mengernyitkan alisnya, tangannya menyenggol-nyenggol Alexa dengan sengaja, dalam hati ia berpikir ini anak kenapa juga bantu membela orang luar seperti Jessy. Malah raut wajah William terlihat tenang saat melihat ke arah Alexa.


“tapi ya.”Alexa memonyongkan bibirnya, nada bicaranya tiba-tiba berubah, seketika itu juga tatapan mata semua orang tertuju padanya.


“tapi apa?” melihat ekspresi Alexa yang jadi kaku, William langsung mengernyitkan alisnya. Hasil karya desain Jeanne sudah pernah William lihat dan bisa dibilang itu hampir sempurna.

Apakah mungkin Alexa punya koreksi yang lebih bagus?


“hanya saja cara desain seperti ini rasanya sangat familiar, seperti pernah lihat.” Alexa melirik Jeanne dengan meremehkannya, berkata sepatah-patah “seperti……tiruan!”

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu