Wanita Pengganti Idaman William - Bab 415 Sengaja Merancang Perangkap

William mendengar, memperhatikan dengan seksama sekali lagi naskah gambar.

Meski dia tidak terlalu mengerti tentang desain, tapi benar saja dia bisa kelihatan dua masalah.

“Rancanganmu di sini dan di sini apa tidak membuat pakaian terlihat semakin rumit, meski ditambahkan, membuat pakaian terlihat semakin modis, tapi aku lihat pakaian ini berstyle sederhana, agak sederhana bukannya lebih bagus?”

Jeanne mendengar perkataannya, melihat lagi rancangan sendiri, kelihatannya memang benar.

Agar rancangannya lebih terang sedikit, di rancangan awal ditambah lagi penik, meski pakaian kelihatan sangat nyaman, tapi ketidakcocokan terasa sangat jelas.

“Aku sudah tahu masalah dimana, terima kasih!”

Kedua mata wanita itu berkedip melihat William, dengan semangat, mencium William.

Sentuhan yang agak dingin hanya menyentuh sekali dan pergi, namun membuat William terdiam sejenak.

Pria itu menyipitkan mata melihat wanita yang senang dan dengan cepat memperbaiki naskah gambar, juga tidak tahu apa perasaan dia yang keliru.

Beberapa saat ini, dia merasa ada perubahan sikap Jeanne terhadapnya, bertambah lebih intim dan tenang daripada dulu, riang gembira.

Terkadang interaksi kedua orang semakin mirip suami istri.

Pria itu berpikir, tak bisa menahan untuk tersenyum lebar.

Apa-apaan ini?

Mereka memang adalah suami istri, sudah sewajarnya.

Pria itu menggeleng, berbalik pergi dan mandi.

Selanjutnya sendirian di kamar membaca buku, satu orang lagi di sana di meja memperbaiki desain.

Kedua orang tidak berbicara, tapi gambaran ini membuat orang nyaman melihatnya.

Sampai tengah malam, juga tidak tahu apa karena Jeanne berada di tempat yang tak jauh, di udara masih tersebar keharuman wanita itu, William yang membaca buku tak sadarkan diri tertidur.

Setelah Jeanne selesai dengan kesibukan, kelihatan William bersandar di kepala ranjang tertidur lelap, wajah tampan terturup oleh buku.

“Orang ini kenapa tidur seperti ini?”

Dia bergumam, ke depan berencana memindahkan William.

Siapa yang sangka baru menyentuhnya, William dikejutkan dan terbangun.

Hanya kelihatan sepasang matanya membuka dengan tajam, terlihat niat membunuh dalam mata, membuat Jeanne sangat terkejut.

Dan William saat ini juga kelihatan jelas orang di samping itu siapa, langsung menyimpan kembali aura membunuh, merangkul orang ke dalam pelukan.

“Maaf, mengejutkan kamu.”

Jeanne sadar kembali, bersandar di dada William, membuka mulut ingin berbicara.

Dia tidak menyangka William bisa terkejut seperti itu, tapi mengingat hal yang terjadi beberapa hari ini, dia juga bisa mengerti.

“Tidak apa-apa.”

Wanita itu menggeleng berkata, berjuang untuk mengingat, tapi tangan di pinggang juga belum lepas, membuat Jeanne tidak berdaya.

“Ada apa?”

Mata hitam William melihatnya, cahaya gelap dalam mata membuat hati Jeanne terkejut sebentar.

“Kamu sudah selesai sibuknya?”

William juga tidak menjawab, tapi bertanya masalah lain.

“Sudah hampir, tinggal kurang sedikit perbaikan, aku berencana setelah mandi, kerjakan lagi.”

Jeanne baru selesai mengatakan, tubuhnya terbang ke atas.

Wanita itu terkejut sampai dengan cepat mengenggam leher William, dengan penuh curiga melihat pria itu.

“Waktu sudah larut, yang belum selesai dikerjakan, besok baru kerjakan lagi, aku bantu kamu mandi.”

Perkataan terlontar, William membawa Jeanne pergi ke kamar mandi.

Jeanne mendengar perkataan ini, tentu menebak bisa terjadi apa.

Wanita itu tidak menolak, tapi tidak enak hati membenamkan diri ke dalam pelukan William.

Namun tidak tahu, penampilan yang malu-malu dan manja ini membuat William bertambah haus.

Pria itu dengan langkah cepat masuk ke dalam kamar mandi, tidak berapa lama, dari dalam terdengar bersuara mendesah membuat jantung berdetak.

Malam masih sangat panjang.

Keesokan hari, Jeanne terbangun dengan pegal dan sakit di pinggang dan punggung, tempat di sampingnya dari pagi sudah dingin.

Jelas William sudah pergi lama.

Wanita itu juga tidak peduli, berdiri mandi, berencana turun untuk makan.

Saat sarapan, dia mengambil ponsel, mulai memeriksa kondisi terbaru di internet.

Kelihatan desas-desus hari ini sudah berubah.

Kemarin yang paling banyak diperbincangkan adalah kondisi keluarga Munica dan Sinarmas, tapi hari ini ada tidak sedikit media semua menyanjung perusahaan Sunarya, mengangkat William.

“William tidak salah lagi diberi kehormatan pebisnis jenius termuda.”

“bukan hanya karena dia special, perusahaan Sunarya di tangannya sudah membesar 3 kali lipat, ini hanya kondisi sekarang, keberhasilan di masa depan makin tidak tertebak.”

Tidak sedikit orang di dunia bisnis bermaksud menyanjung di internet.

“Menyelesaikan masalah dengan tegas, bertemu masalah juga tenang, masalah kali ini adalah contoh yang sangat bagus, diganti jadi aku, belum tentu bisa setegas ini.”

“Aku juga sama, langsung menjual saham, tidak hanya tidak rugi, sebaliknya karena ini, untung banyak.”

Jeanne melihat komen ini, merasa bangga.

Di waktu yang sama, perusahaan Sunarya, juga sangat sibuk.

Sama seperti yang sudah diperkirakan William sebelumnya, hari ini pagi sekali, karyawan perusahaan Sunarya masuk kerja, tidak sedikit penanggung jawab proyek datang kemari.

Mereka ada satu kesamaan, semua sebelumnya bekerjasama dengan keluarga Sinarmas dan Munica.

Bagi orang-orang ini, William tentu tidak bisa menolak.

Juga karena ini, mengerahkan semua karyawan di kantor, agar menelan beberapa proyek ini.

Media di luar sana juga mendapatkan berita ini, satu per satu datang ke perusahaan Sunarya, berharap bisa mewawancarai William.

Hans tahu kondisi ini, buru-buru melapor ke William.

William jelas mereka sekarang baru saja berbalik memenangkan pertarungan, tidak boleh menolak wawancara media.

Tapi dia tidak suka muncul di luar, karena ini berpikir dengan keras sebentar, memesan berkata: “Kamu gantikan aku terima wawancara.”

Hans tertegun: “Aku?”

Dia menunjuk diri sendiri, dalam mata sama sekali tidak percaya.

“Iya, kamu, tentang pertanyaan wartawan, kamu menjawab sesuai kamu mau.”

Setelah dia berkata, juga tidak peduli Hans, menunduk terus kembali bekerja.

Hans pusing, namun juga tahu hal ini dia juga tidak bisa menolak.

Tidak ada cara lain, dia hanya bisa pergi mengatur urusan wawacara.

Dia meminta asisten untuk mempersilahkan para media ke ruang rapat, tunggu semuanya sudah diatur dengan baik, baru membawa asisten masuk.

“Maaf, semua, Presdir karena masih ada rapat, jadi wawancara kali ini aku mewakili presdir.”

Wartawan mendengar ini, meski agak tidak puas, tapi juga mengerti, mereka dapat mewawancarai asisten pribadi William sudah merupakan kesempatan besar sekali.

Mengingat sebelumnya William tidak menerima wawancara, asisten juga tidak menerima.

Berpikir seperti ini, banyak wartawan satu per satu melepaskan ketidaksenangan dalam hati, mulai mewawancarai.

“Pak Hans, apa bisa beritahu kami mengapa kali ini keluarga Munica dan Sinarmas bisa jatuh? Masih sama seperti yang dikatakan di luar sana, itu karena hubungan pribadi?”

“Maaf, ini adalah urusan pribadi presdir, aku tidak bisa menjawab, semoga kalian bisa bertanya hal yang berhubungan dengan perusahaan.”

Hans tersenyum menolak, membuat ekspresi muka wartawan yang bertanya menjadi berat.

Tapi Hans tidak peduli, dia melihat keliling seputaran, melihat orang lain.

“Pak Hans, seperti yang dikatakan urusan perusahaan, kita ingin tahu, terhadap pembelian kembali Podolski, CEO William apa dari awal sudah tahu ini adalah perusahaan bodong, demi membalas dendam atas pengkhianatan keluarga Munica, sengaja merancang perangkap?”

Sekali perkataan ini keluar, wartawan lain juga jadi bersemangat, satu per satu sorotan mata seperti obor memelototi Hans.

Hans merasakan bahaya, menyipitkan mata, “Tentu saja bukan.”

Wartawan tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan, tidak rela hati terus bertanya: “Kalau bukan, mengapa perusahaan kalian sembunyi tangan pada waktu yang tepat?”

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu