Wanita Pengganti Idaman William - Bab 437 Tidak Boleh Terjadi Sesuatu Padanya

Ketika Mogan menerima pesan ini, dia langsung terkejut.

Bahkan sampai mengutus orang tersebut. Sepertinya urusan ini tidak sederhana.

Dia merasa tidak berdaya di dalam hatinya, tetapi dia juga bisa mengerti mengapa bisa begitu.

Ini bukan sesuatu yang bisa dia tangani. Bagaimanapun, dia hanya bisa diam-diam melindungi Tuannya saja. Roman yang bertanggung jawab atas semua pasukan yang di bawah kendalinya, termasuk dia.

"Aku mengerti. Aku akan memberi tahu bos secepatnya."

Mogan menutup telepon dan siap melaksanakan tugas.

William menatap ponselnya dengan matanya yang dingin.

Tapi tidak berlangsung lama karena dia ditarik kembali ke kenyataan oleh luka-lukanya.

Wajahnya penuh perasaan yang tidak jelas.

Dia tidak menyangka bahwa suatu hari dia akan menjadi sangat gila karena wanita. Meskipun ada faktor alkohol di dalamnya, tapi perubahan itu masih membuatnya sulit untuk menerima kenyataan, tetapi dia tidak menolak dan menyangkal.

Ketika sedang berpikir, pintu kantornya didorong terbuka dan Hans masuk membawa dokumen.

Melihat ekspresi tidak enak dari wajah William, Hans menduga karena lukanya. Dia khawatir, "Presdir, apakah lukanya terasa sakit lagi? Biar aku panggil Dokter Nanda kemari."

William menoleh ke belakang dan langsung menolak, "Tidak usah, dokumennya taruh saja di sini. Aku akan mengurusnya nanti. Kamu keluar dulu, jangan ada orang yang mengganggu aku lagi."

Kalau panggil Dokter Nanda kemari, takutnya sebentar saja sudah tersebar dan seluruh lingkaran temannya akan tahu apa yang terjadi dengannya.

Hans masih khawatir, tapi dia tidak berani melanggar perintah William. Dia hanya bisa berbalik badan dan pergi.

Tapi dia bukannya benar-benar tidak melakukan apa pun.

Karena apa yang dia katakan tapi Presdirnya tidak mau mendengarkan dia, dia hanya bisa mencoba memakai cara lain.

Bagaimanapun, kalau Presdirnya tidak ada masalah apa-apa, semua karyawannya juga akan merasa baik.

Dan Grup Sunarya tidak bisa dipisahkan dari Presdirnya, jadi tidak boleh terjadi sesuatu padanya!

Hans mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jeanne.

"Kamu bilang apa tadi? Lukanya sakit lagi? Bagaimana ini bisa terjadi?”

Setelah Jeanne menerima panggilan telepon dan mendengar kabar William dari Hans. Jeanne merasa sangat terkejut.

Tidak heran kalau Jeanne bisa kaget. Seharusnya dia yang menjaga William sampai pulih total, dan setelah memastikan lukanya sudah sembuh total, dia baru mengijinkan William kembali bekerja.

"Aku tidak yakin apa yang sebenarnya terjadi, tetapi kelihatannya luka Presdir mulai terasa sakit lagi pagi tadi."

Hans menjelaskan apa yang dia tahu dan Jeanne yang mendapat kabar itu sempat kaget. Kemudian dia menyadari sesuatu.

Apakah luka William terasa sakit lagi karena ada hubungannya dengan tadi malam?

Dia terpikir dan tiba-tiba terdiam.

Karena itu mungkin saja.

Lagipula, lelaki itu kalau sudah nafsu, tidak peduli apapun, sehingga hal itu membuat Jeanne malu dan sekaligus khawatir.

"Oke, Aku akan beres-beres dan pergi menemuinya segera."

Dia menjaga nada bicaranya dan membuat suaranya terdengar seperti biasa.

Setelah itu, dia menutup telepon dan mengipasi pipinya dengan satu tangan.

Pipi putihnya tiba-tiba memerah dan panas, dan matanya penuh pesona dan sekaligus khawatir.

Jeanne tidak peduli dengan keganjilannya sendiri. Dia dengan cepat bangun untuk mengganti pakaiannya dan memasukkan salep untuk luka William ke dalam tasnya. Kemudian dia berbalik dan keluar.

"Kemana?"

Sebelum Jeanne meninggalkan ruang tamu, Moli keluar entah dari mana dan sudah berhenti di depannya.

Jeanne menatapnya dengan dingin. "Sejak kapan aku harus lapor dengan kamu kalau aku mau pergi? Awas! "

Moli kesal sampai dadanya naik turun, sambil menggertakkan giginya, dan berkata, "Jangan lupa, Tuan minta aku melindungimu. Aku punya hak untuk mengetahui keberadaanmu."

Jeanne menyeka bibirnya dan terlalu malas untuk berdebat apalagi terpikir William yang sedang kesakitan dikantor.

"Jika kamu ingin tahu, kamu boleh mengikuti aku."

Ketika Jeanne selesai berbicara, Jeanne berjalan melewati Moli dan menuju gerbang.

Moli memandangnya menjauh. Walau masih kesal, dia tetap harus mengikutinya.

Kalau tidak, jika terjadi sesuatu dengan wanita ini, Tuan pasti tidak akan mengampuninya!

Dengan situasi ini, mereka tiba di perusahaan tanpa mengucapkan satu kata pun.

Hans yang sudah mendapat kabar kalau Jeanne mau datang dan sudah berjaga-jaga di gerbang perusahaan.

Pada saat melihat mereka berdua tiba, Hans bergegas menyambut mereka.

"Nyonya Muda, Presdir sedang beristirahat di kantor, tidak mau diganggu orang."

Saat Hans berjalan mengiringi Jeanne, dia melaporkan situasi William saat ini.

Moli mendengarkan dari belakang, merasa lebih membenci Jeanne.

Pasti Jeanne yang merayu William dan membuat luka William sakit lagi.

Wanita ini memang pembawa bencana untuk Tuannya.

Jeanne tidak mau tahu, mengetahui bahwa William biasanya sangat kuat malah memerintahkan stafnya untuk tidak mengganggunya, berpikir luka di tubuhnya pasti sangat menyakitkan, Jeanne mempercepat langkahnya.

Ketika mereka menghilang di lift, karyawan lain dari Grup Sunarya sangat penasaran tentang kedatangan Jeanne.

Tentu saja, mereka tidak asing lagi dengan Jeanne, tentang hasil desainnya, semua orang di kantor pusat pasti tahu tentang Jeanne.

Mereka hanya penasaran tentang hubungan antara Jeanne dan Presdir mereka, kenapa Presdir mereka selalu mencari dan bertemu dengan desainer ini.

Di kantor Presdir, William bahkan tidak tahu bahwa Jeanne sudah ada di perusahaan.

Dia terus berurusan dengan pekerjaannya dengan rasa sakit, tetapi dia merasa mulai tidak berdaya.

Ketika dia bertanya-tanya apakah dia harus memanggil Dokter Nanda untuk datang, pintu kantor didorong terbuka.

"Aku sudah bilang …..."

Sebelum dia selesai, dia terkejut melihat orang yang muncul di pintu: " Jessy, mengapa kamu di sini?"

Setelah itu, dia melihat Hans, yang menundukan kepalanya di belakang Jeanne. Baru dia mengerti apa yang terjadi.

Pastinya Hans khawatir dan memanggil Jeanne kemari.

Yah, sebenarnya dia ingin menyembunyikan sakit pada lukanya, tapi itu sudah tidak mungkin.

Jeanne memperhatikannya dan tahu apa yang dia pikirkan saat ini.

Dia menoleh ke Hans dan berterima kasih padanya, "Asisten Hans, maaf sudah merepotkanmu, kamu pergi urus pekerjaanmu dulu."

Hans juga ingin segera pergi, agar tidak tinggal dan dimarahi Presdirnya.

"Oke, aku akan sibuk dulu. Jika Nyonya Muda ada perlu, bisa panggil di telepon internal."

Setelah selesai, dia berbalik dan pergi.

Jeanne memandangi punggung Hans dan pandangannya berhenti pada Moli. Jelas bahwa Jeanne ingin Moli mengikuti Hans keluar.

Moli paham, tetapi dia tidak ingin pergi.

Dia bersenandung sedikit, melewati pandangan mata Jeanne dan mendarat di William, wajahnya sedikit berubah dan matanya penuh kekhawatiran.

"Tuan, mengapa Anda terlihat begitu? Apakah luka anda terasa sakit lagi?"

Dia maju untuk memberi perhatian kepada William.

Namun, William tidak menanggapi, malah melihat ke arah Jeanne.

Tidak tahu kenapa. William melihat ketidaksenangan di wajah Jeanne.

"Kamu keluar dulu."

William memandang matanya dan memberi perintah dengan suara dingin.

Itu hanya kalimat yang biasa tapi membuat senyum di wajah Moli meghilang dalam sekejap.

Namun, William tidak peduli. Dia bangkit dan pergi ke arah Jeanne.

Dia meraih tangan Jeanne dengan penuh kasih sayang dan menuntunnya ke sofa.

"Hans memberitahumu ya."

Jeanne menatapnya, tentu saja dia tahu apa yang dia tanya, hanya cemberut dan mengeluarkan salep dari tasnya.

"Buka bajumu. Aku akan memberimu obat. Jika serius, kamu harus pergi ke rumah sakit bersamaku."

William menatap salep dan merasa hangat seolah-olah Jeanne menyuntikkan panas ketubuhnya.

"Yah, aku patuh sama kamu."

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu