Wanita Pengganti Idaman William - Bab 271 Atas Dasar Apa Kamu Memerintahku (1)

Moli melihat Jeanne emosi, dan akhirnya dia memiliki reaksi.

"Atas perintah Tuan, satu langkah pun tidak boleh menjauh dari kamu, jangan sampai kamu menimbulkan masalah lagi!"

Perkataan Ini membuat Jeanne terkejut, dia tidak menyangka ini adalah perintah William.

Meskipun begitu, dia merasa tidak nyaman dengan kata-kata kasar Moli.

Dan dia juga tidak terbiasa diikuti oleh orang.

"Aku disini tidak perlu kamu ikuti, pergilah."

Ketika Moli mendengarkan ini, dia sudah merasa bahwa Jeanne memerintahkannya, dan dia tidak puas.

"Kamu pikir kamu siapa, atas dasar apa kamu memerintahkanku?"

Jeanne mengerutkan kening.

Moli melihatnya dan terus berkata: "Ingat, aku hanya mendengarkan perintah Tuan!"

Jeanne mendengar kata-kata itu, menatapnya dengan dingin, dan akhirnya tidak mengatakan apa-apa, kembali ke kamar.

Tentu saja, dia terlalu malas untuk menghabiskan ludahnya bersama dia, berpikir bahwa jika tidak melihatnya maka hatinya tidak terganggu.

Namun, Moli tidak berpikir begitu, dia melihat kediaman Jeanne dan mengira Jeanne takut pada dirinya, dan matanya bahkan lebih menghina.

Selanjutnya, Jeanne tinggal di rumah sepanjang waktu dan menunggu sampai makan malam baru keluar.

Barusan turun dari lantai atas, dia melihat Moli duduk di ruang tamu, tetapi dia memperlakukannya seperti udara dan berjalan lurus melewatinya.

"Pengurus rumah, ayo mulai makan."

Jeanne berjalan ke ruang makan dan memberitahunya.

Pengurus rumah menganggukkan kepalanya dan memberikan sinyal kepada pelayan untuk menghidang makanan.

Moli melihat Jeanne duduk di meja makan dan siap untuk makan, beberapa langkah jalan ke sana.

" Tidakkah kamu harus menunggu Tuan pulang terlebih dahulu?"

Alisnya berkerut dan melihat pada Jeanne, matanya penuh ketidakpuasan.

Jeanne memandang ke samping untuk melihatnya, meskipun Moli tidak puas, Moli masih menjawabnyauntuk menghargai William, kemudian Jeanne berkata, "Tidak perlu."

Moli tidak tahu bahwa dia sudah memancing ketidakpuasan Jeanne, dan setelah mendengarkan jawabannya, Moli langsung menghinanya.

"Nona Jessy, apakah kamu seperti ini juga pantas jadi istrinya Tuan? Istri siapa yang tidak menunggu suaminya pulang baru makan?"

Jeanne mengerutkan kening, dia hanya merasa kalimat ini sungguh aneh.

Sebelumnya William telah mengirimkan pesan yang mengatakan bahwa dia tidak akan pulang untuk makan, makanya dia tidak peduli.

Wanita inilah yang begitu banyak berkata, dan terlalu banyak mengurus.

"Aku pantas atau tidak, kamu seharusnya tidak bertanya padaku, kamu harus bertanya pada Tuanmu. Lagipula, jika aku tidak pantas, maka Tuanmu tidak akan menikahiku, bukan?"

Jeanne membantahnya dengan santai, membuat Moli terdiam, dan terdapat kemarahan di dadanya, tetapi dia tidak bisa melampiaskannya.

Dia menatap Jeanne dengan emosi dan akhirnya kembali ke ruang tamu.

Jeanne tidak peduli terhadapnya dan terus makan.

Setelah beberapa saat, dia selesai makan, dan tidak melihat Moli, langsung kembali ke kamar.

Moli melihat sosoknya yang menghilang di koridor, matanya penuh dengan kemarahan.

Wanita ini benar-benar sama sekali tidak peduli dengan Tuan, dia makan dengan kenyang, dan dia bahkan tidak menelepon ke Tuan untuk memperhatikannya.

Dia berpikir, dan tiba-tiba muncul ide di dalam hatinya.

Terlihat bahwa dia mengeluarkan ponselnya dan tersenyum menelepon William.

"Tuan, sudah begitu malam, apakah kamu sudah mau pulang?"

Segera di telepon terdengar suara William yang dingin.

"Masih ada sedikit hal di perusahaan, aku terlambat sedikit."

Ketika mendengarkan ini, matanya penuh dengan kekecewaan: "Aku tahu."

William tidak mendengarnya. Dia memikirkan Jeanne dan bertanya: "Bagaimana dengan Nyonya Muda? Ke mana dia pergi hari ini?"

Moli mendengarkan nada dia yang penuh perhatian, hatinya langsung dikelilingi oleh iri hati.