Wanita Pengganti Idaman William - Bab 186 Melihat Ekspresi Makan

William melihat Jeanne masih belum pulang dan merasa sedikit risau

"Kamu dimana?"

Jeanne tentu saja mendengar kerisauan di dalam kata-katanya. Hatinya merasa hangat, "Aku baru saja keluar dari hotel Sumi sana. Sekarang baru mau pulang"

William mengerutkan alisnya, "Buat apa kamu malam-malam ke sana?"

Jeanne menceritakan masalah siang hari ini dengan sekilas, "Tidak ada masalah besar. Kamu tidak perlu risau"

Melihat Jeanne bisa menyelesaikan masalah itu sendiri, William juga tidak banyak bertanya lagi. Dia melihat ke jam dan merasa sedikit tidak aman untuk Jeanne pulang sendirian pada jam segini, "Kamu tunggu di hotel saja, aku akan datang jemput kamu"

Jeanne baru mau bilang tidak perlu, William sudah mematikan telepon. Jeanne tersenyum tanpa sadar dan merasa kehangatan di dalam hatinya. Setengah jam kemudian, mobil William berhenti di depan Jeanne. Jeanne duduk di tempat penumpang, "Ayo kita pulang" Dia sambil berkata dan memakai sabuk pengaman. Pada saat itu, perutnya bersuara dan membuat muka Jeanne menjadi merah. William mengerutkan alisnya, "Kamu belum makan malam" Nada suaranya ada sedikit tidak senang.

"Uhm... Aku lupa. Terlalu sibuk tadi"

Melihat William yang tidak berekspresi, Jeanne tidak berani berbicara lagi. William menatapnya dan kemudian menghidupkan mobil. Jeanne mengira dia marah dan ingin meminta maaf. Tetapi William tiba tiba menghentikan mobil "Turun!"

William berkata dan langsung turun dari mobil. Jeanne mengikutinya dan menyadari mereka telah sampai di depan sebuah restoran. Melihat bayangan belakang William, Jeanne merasa kehangatan di hatinya lagi. Dia melangkah ke depan dan memegang lengan William, "Sudah, jangan marah lagi. Aku berjanji lain kali aku akan makan tepat waktu. Kali ini adalah salahku"

William meliriknya. Mesikipun dia tidak berbicara, tetapi kemarahan di wajahnya jelas sudah agak melega. Setelah itu, mereka berdua makan bersama di suasana yang sangat damai. Penampilan Jeanne yang sedang menceritakan proyek yang dikerjakannya membuat William tidak bisa berhenti menatapnya dengan tatapan dan senyuman yang lembut. Wajah Jeanne pun terus memerah karena William terus menatapnya.

"Kenapa kamu lihatin aku? Kamu sudah tidak mau makan lagi?" Jeanne bertanya dengan malu

"Melihat ekspresi kamu makan" William menggodanya. Wajah Jeanne yang sudah merah menjadi semakin panas. Jeanne meliriknya lalu berkata, "Cepat, makan!"

Setelah itu, Jeanne seperti sengaja menghindarinya dan makan seolah-olah meletakkan kepalanya di dalam mangkuk. Melihat Jeanne yang malu, William tersenyum. Setelah makan, mereka berdua pun pulang ke rumah. Waktu berjalan, Jeanne tidak melihat batu yang berada di jalan dan hampir jatuh, untungnya William bereaksi dengan cepat dan memegang dia. Jeanne terjatuh di pelukannya dan mencium wangi tubuhnya yang membuat Jeanne merasa aman. "Apakah kamu baik baik saja?"

"Iya" Jeanne ingin berdiri dan kesakitan di kakinya membuat dia menghembus sebuah nafas yang dingin

"Sepertinya kakiku keseleo"

William melihat ke kakinya dan alisnya mengerut, dia langsung mengendong Jeanne.

“Aahh”

Jeanne merasa terkejut dengan gerakannya dan secara refleks melingkari lehernya. Jeanne menatap ke pria di depannya dan merasa manis di dalam hatinya. Adegan ini juga pas dilihat oleh Nyonya Thea yang berada di dalam dua. Dia melihat kedua orang itu dengan alis mengerut. Anaknya dan perempuan jahat itu sudah semakin dekat, kalau begitu terus, perjanjian pernikahan bersama keluarga Alexa sepertinya akan hancur. Nyonya Thea merasa cemas tetapi dia tidak bisa memikirkan solusi yang baik. Masalah hari itu sudah membuat William sangat tidak senang, jika dia memaksa lagi, bisa jadi William akan semakin tidak setuju.

Pikir sampai sini, Nyonya Thea sadar bahwa masalah ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu pendek. Tetapi dia tidak ingin menyerah. Melihat hubungan William dan Jeanne yang semakin dekat, Nyonya Thea khawatir William benar-benar menyukai wanita jalang itu. Tiba tiba, dia terpikir seseorang dan sebuah ide muncul di otaknya. Nyonya Thea mengeluarkan ponselnya dan menelepon ke orang itu dengan senyuman di wajahnya

"Sierra, apakah kamu sudah tidur?"

Sierra merasa aneh nyonya Thea meneleponnya, "Belum. Tante, ada apa?"

"Sebenarnya tidak ada masalah apa apa. Aku hanya tiba tiba kepikir kamu dan meneleponmu. Kamu sudah lama tidak menjenguk tante, aku mengira kamu pergi keluar negeri lagi"

"Kalau begitu bagaimana kalau besok saya main tante?"

Sierra bertanya dengan senyum

"Tidak boleh hanya main, kamu harus tinggal di sini beberapa hari juga. Kamu harus sering datang" Nyonya Thea juga sekalian berkata tentang rancangannya. Sierra tidak bisa menolak dan hanya bisa setuju. Tidak tahu apa yang di perbicarakan, senyuman di wajah nonya Thea menjadi lebih lebar

..........

Saat ini, Jeanne dan William baru saja pulang kerja dan mendapat telepon dari pengurus rumah

"Tuan, Nyonya, Nyonya Thea meminta kalian untuk datang ke rumah makan bersama malam ini. Ada tamu malam ini"

William menjawab iya. Mereka berdua pulang, lalu mandi sebelum pergi ke rumah nyonya Thea. Baru masuk sampai ruang tamu, mereka sudah mendengar suara tertawa. Sierra menyandar di atas sofa. Tidak tahu sedang berbicara tentang apa, senyuman di wajah dua orang itu semakin lebar.

"Ma"

William menyapa kemudian melihat ke Sierra dengan tatapan aneh "Mengapa tidak memberi tahu aku bahwa Sierra datang?"

"Beri tahu kamu, kamu bisa menjemput dia?"

Nyonya Thea berkata dengan senyuman ringan dan melirik Jeanne dengan dingin, "Kalau semua orang sudah sampai, ayo kita makan dulu"

Pada saat ini, lauk yang enak dan banyak sudah terletak di atas meja makan. Rata rata adalah makanan yang disukai Sierra.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu