Wanita Pengganti Idaman William - Bab 345 Wanita Tidak Berguna

Belum juga menunggu Jeanne membuka mulut, sudah langsung dipotong oleh Jessy.

“Kenapa, merasa sekarang kamu adalah seorang Nyonya Sunarya jadi sekarang mau mengatur-ngaturku, Jeanne, jangan lupa, segala yang kamu punya sekarang adalah pemberianku, dihadapanku, kamu adalah yang paling tidak pantas menanyakanku, kapan aku pulang, kamu juga tidak berhak untuk menanyakanku,dan kamu juga harus mengembalikan posisiku.”

Jeanne yang mendengar ini, hatinya terasa seperti tertusuk, wajahnya juga mulai mulai memucat.

Dia mengira kembalinya Jessy kali ini untuk meminta kembali segalanya.

Saat ini, dia memikiran Wiliam, membayangkan kelembutannya, tiba-tiba merasa tidak mau berpisah dengannya.

Apalagi mengingat dirinya kelak tidak akan melihat orang ini lagi, hatinya terasa seperti diiris pisau, rasa sakitnya bahkan untuk menarik napaspun terasa sakit.

“Kenapa bisa begitu cepat, bukankah waktu yang ditentukan belum tiba?”

Dia memaksa dirinya untuk tenang, namun kedua tangannya yang terkulai disampingnya tetap gemetaran, ia takut mendengar apa yang tidak ingin didengarnya.

Jessy tidak tahu Jeanne telah salah paham, mendengarkan perkataan ini, hanya merasa aneh sekali.

Dia menghela dengan dingin : “Siapa yang bilang aku tidak boleh kembali sampai waktunya tiba?”

Jeanne yang mendengar ucapan ini, langsung tercengang.

Hatinya yang putus asa langsung ceria kembali.

Dari perkataan Jessy dia tahu kembalinya dia kali ini bukan untuk mengambil kembali semua ini, pada saat bersamaan dia merasa lega namun juga tidak mau berpikir sembarangan.

“Kalau bukan untuk mengakhiri perjanjian, untuk apa kamu datang hari ini?”

Dia menatap Jessy dengan waspada, matanya penuh dengan kewaspadaan.

Jessy juga tidak mempedulikannya, ia tersenyum dingin: “Tentu saja sama denganmu, datang untuk melihat wanita tidak berguna yang telah melahirkanku!”

Jeanne yang mendengar ucapan yang tidak sopan itu, merasa murka.

“Apanya yang wanita itu, bagaimapun juga dia adalah ibumu!”

Dia menggertakkan giginya meneriaki Jessy.

Jessy yang mendengar ini seolah seperti mendengar lelucon yang sangat lucu, melihat Jeanne dengan sinis.

“Ibu? Dia selain melahirkanku, tidak pernah mengasuhku seharipun, dia bukanlah ibuku!”

Kata-katanya membuat Jeanne marah sampai tak bisa berkata-kata.

“Kamu…. … apakah ini yang diajarkan oleh keluargamu padamu?”

Jessy yang melihat tampang marahnya itu, matanya penuh dengan sedikit ketidakpuasan.

“Apa yang keluargaku ajarkan padaku, kamu tidak berhak mengomentari, dan wanita itu, yang disebut sebagai ibuku, aku hanya merasa ini hanya penghinaan bagiku!”

Jeanne marah sampai wajahnya menjadi seram, dia melihat kearah dua orang didepannya, dadanya sampai naik turun karena emosi.

“Bagus, sangat bagus, jika tidak pantas menjadi ibumu, kalau begitu kamu juga tidak pantas melihatnya, sekarang kamu segera pergi dari sini, disini tidak menerima kehadiranmu!”

Dia meneriaki Jessy sambil menunjuk ke lift.

Jessy melihat dia dengan tatapan penuh dengan ejekan.

“Ayah? Dia sedang mengusirku?”

Seiring dengan kata-kata yang dia keluarkan, Julian yang tadinya tidak berbicara seketika wajahnya menjadi dingin, memperingatkan : “Jeanne , siapa yang memberimu keberanian untuk mengusir Jessy, atau kamu sudah lupa ini tempat apa, kalau tidak percaya aku bisa menelepon sekarang juga, agar kalian segera diusir dari sini!”

Jeanne yang mendengar ini, menatap Julian dengan tatapan sulit dipercaya, seluruh tubuhnya bergetar, kelihatannya ia sangat marah.

Jessy yang melihatnya marah sampai tidak dapat berkata-kata, berdehem, lalu melewatinya dan langsung masuk ke kamar pasien.

Julian juga ikut masuk.

Jeanne menyadari sesuatu, langsung mengejar masuk, dia khawatir Jessy melakukan hal yang berbahaya pada ibunya.

Dalam kamar pasien, Lana tetap terbaring di ranjang seolah tidak merasakan apapun, akan tetapi wajahnya tampak lebih baik dibandingkan dulu, hanya saja sangatlah kurus.

“Hei, sudah lewat beberapa tahun, wanita ini masih saja tidak berubah sedikitpun, masih saja begitu tidak berguna, malah membuat dirinya menjadi lumpuh seperti ini.”

Jessy melihat Lana yang terbaring diatas ranjang pasien, berkata dengan sangat kasar.

Jeanne yang mendengar ucapan yang penuh sindiran ini, marahnya sampai ke ubun-ubun kepala.

“Jessy!”

Jeanne membentak dengan suara yang keras, kedua matanya menatap Jessy dengan penuh emosi, mamun Jessy terlihat tidak takut sama sekali, ia meliriknya kembali, menyilangkan kedua tangannya sambil berkata: “Kenapa? Apa aku salah?”

Dia berkata tanpa peduli wajah Jeanne yang terlihat begitu seram, lanjut menyindir:“Jika dia berguna, dia tidak akan membawamu melewati kehidupan yang miskin, bahkan dia bisa hidup karena kamu sebagai anaknya ini harus bertukar syarat denganku, coba kamu katakan, dia berguna dari mana?”

Setelah Jeanne selesai mendengarkan, hatinya sangatlah panas, sekujur tubuhnya gemetar.

Dia melihat Jessy dengan tatapan yang dingin, lalu berkata dengan penuh penekanan : “Kebaikannya, tidak akan bisa dimengerti oleh orang yang hanya mencari keuntungan sepertimu, mungkin bagimu, dia tidak berguna, namun dalam lubuk hatiku, dia adalah harta paling berhaga dalam hidupku!”

Jessy melihat matanya yang memerah, merasakan rasa aneh yang tidak nyaman.

Dia tersenyum dingin, dengan tatapan merendahkan: “ Harta yang paling berharga, kalau begitu kamu jagalah baik-baik harta yang paling berhargamu itu.”

Setelah mengatakannya, dia membalikkan tubuhnya lalu pergi dari kamar pasien, Julian juga ikut keluar dengannya.

Jeanne yang melihat mereka pergi, mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat, tidak tahu apa tujuan mereka ke rumah sakit.

Pada waktu bersamaan merasa kasihan ibunya.

Beberapa tahun ini, dia hidup bersama ibunya, tidak jarang dia mendengar ibu menyebut-nyebut Jessy, merasa sangat bersalah padanya.

Bila sampai dia tahu Jessy memandangnya seperti itu, tidak tahu betapa sedih dan tertekannya dia.

Kali ini, betapa beruntungnya dia bertemu dengan Jessy pada saat ibu sedang tidak sadarkan diri.

Dia melihat ibunya dengan sedih, membawakan air untuk mengelap badannya.

Dia menyembunyikan ketidaksenangan Jessy pada ibunya, sambil mengelap tubuhnya ia mengatakan : “Ma, Jessy hari ini datang melihatmu, bukankah kamu selalu menyebut-nyebut namanya? Kalau kamu sadar sekarang kamu masih bisa melihatnya.”

“Ma, aku baru-baru ini sudah menjadi terkenal di bidangku. Sangat banyak orang yang suka dengan desainku, setelah kamu sadar, kita bisa punya toko kecil milik kita sendiri, menjalani hidup kita dengan bahagia.”

“ma, kapan bisa sadar kembali?”

Jeanne terus berbicara sendiri, ia membicarakan apa yang terjadi akhir-akhir ini.

Namun ia tidak tahu apa yang dia ucapkan, setiap katanya telah terdengar oleh Jessy yang berada di luar pintu.

Dia mendengar percakapan Jeanne, matanya penuh dengan kebencian.

“Hanya orang tidak ada prinsip seperti kalian yang bisa mendambakan masa depan yang biasa-biasa saja.”

Dia mencibir dengan suara lirih, bahkan merasa jijik melihat pemandangan kedua ibu dan anak ini.

Atau bisa dikatakan, dia tidak paham, seseorang yang sekarat, apa bagusnya, lebih baik mati saja.

Tetapi cara ini hanya bisa dipikirkan dulu, lagi pula jika tidak ada orang cacat ini, Jeanne juga tidak mungkin bekerja sama dengan rencana mereka.

Memikirkan ini, hatinya merasa agak lega sedikit, tetapi juga tidak ingin berlama disini.

“Ayah, aku masih ada urusan, aku pergi dulu.”

Setelah mengatakan itu dia membalikkan badan lalu pergi.

Julian melihatnya dan dengan cepat mengejarnya.

“Jessy, tunggu ayah.”

Dia berjalan beberapa langkah sampai ke samping Jessy, tiba-tiba teringat Jessy yang kembali tanpa memberitahunya, mau tidak mau bertanya sambil mengkerutkan alis.

“Oh iya, Jessy, kamu belum memberitahu ayah kenapa kamu pulang kali ini?”

Jessy mendengar ini, menghentikan langkahannya, lalu menjawab sambil mengetatkan bibir : “Ayah, aku ada urusan, tidak perlu kamu urus.”

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu