Wanita Pengganti Idaman William - Bab 151 Jangan Terjebak

Bab 151 Jangan Terjebak

Jeanne tidak tahu kalau dia difoto diam-diam, setelah mengambil tasnya ia langsung pergi.

Dia naik mobil kembali ke kediaman Sunarya.

Di rumah mereka, William sudah pulang sejak tadi, baru saja selesai makan.

Setelah melihat Jeanne, ia langsung menanyakan, “Bagaimana kerjasamanya?”

Jeanne terpana, menjawab dengan jujur, “Termasuk lancar, Tuan Santos sepertinya berniat bekerjasama dengan kita, namun terbentur masalah perusahaan, kita akan berebut tender dengan perusahaan lainnya, namun kesempatan kita untuk bisa memenangkan tender kali ini hanya lebih besar sedikit dari perusahaan lain.”

William mengangkat alis, tanpa memberikan komentar apapun.

Jeanne melihat reaksinya, lanjut berbicara, “Meskipun yakin dengan tender kali ini, namun tetap harus waspada, jangan sampai masuk jebakan.”

William mendengar ucapannya, ada tawa yang sekilas muncul dalam sorot matanya.

Awalnya ia mengira ia sudah dibutakan oleh kepercayaan dirinya, siapa sangka dia masih bisa sewaspada ini.

“Sangat baik, masalah ini kamu sesuaikan saja dengan situasi dan kondisi.”

Jeanne mengangguk.

Tepat saat ia ingin kembali ke kamar, William melihat rasa lelah dimatanya, berkata dengan perhatian, “Meskipun masalah ini cukup penting, namun kamu tetap harus memperhatikan waktu istirahatmu, jangan terlalu memaksakan diri.”

Setelah mengatakan ini, William berbalik dan keluar dari ruang kerja.

Jeanne terpaku disana, melihat bayangannya yang menjauh, perlahan sadar kalau ia barusan sedang memperhatikannya.

Hatinya seolah sedang dipenuhi oleh madu, terasa manis dan hangat, membuat bibirnya melengkung tanpa disadari.

Malam pun berlalu tanpa masalah apapun.

……

Hari kedua, Jeanne dan William bangun bersamaan.

Saat mereka sedang sarapan, bibi Wang datang didampingi oleh kepala pelayan.

“Tuan muda, nyonya muda, nyonya meminta anda berdua untuk datang ke rumah utama.”

Jeanne mendengar ucapan ini, langsung menatap kearah William.

William bertanya sambil mengangkat alis, “Apakah ibu bilang ada apa?”

Bibi Wang berkata dengan tenang, “Tuan muda akan tahu setelah datang.”

William merasa heran, namun tetap mengiyakan, “Aku tahu, beritahu ibu, setelah kami selesai sarapan langsung kesana.”

Bibi Wang mengangguk lalu pergi.

Tidak beberapa lama, setelah keduanya selesai sarapan langsung menuju ke rumah utama.

Baru saja tiba di ruang tamu, sudah melihat disana tidak hanya ada nyonya Thea seorang diri, masih ada Marina, Deric juga kakek David.

Ekspresi wajah ayah dan kakek William terlihat sangat serius, malah Marina terlihat seperti sedang menanti pertunjukan seru, menatap Jeanne dengan wajah sumringah.

Jeanne dan William melihat situasi ini tanpa sadar mengangkat alis.

“Ma, ada apa anda memanggil kami kemari?”

Jeanne bertanya sambil berusaha menekan perasaan tidak tenangnya.

Nyonya Thea melihatnya masih berani bertanya ada apa, amarahnya seketika langsung memuncak.

“Kamu masih berani bertanya padaku, kamu benar-benar wanita jalang tidak tahu malu!”

Dia menunjuk Jeanne sambil memakinya dengan kasar.

Jeanne yang tiba-tiba dimaki tanpa alasan yang jelas, seketika tersulut emosinya.

Namun karena ia adalah mertuanya maka ia berusaha menahan emosi di dadanya, berkata dengan nada tegas, “Aku tidak tahu apa lagi yang kulakukan sehingga mama memperlakukanku seperti ini.”

Nyonya Thea melihatnya masih tidak mau mengakuinya, kesal hingga langsung melemparkan foto-foto yang ada diatas meja ke wajahnya.

“Melakukan apa? Kamu masih berani menanyakan ini padaku!”

Dia marah sambil menunjuk foto yang berserakan di lantai, “Aku sudah tahu kamu ini memang bukan wanita yang setia, dulu sudah pernah melakukan hubungan gelap diluar, William tetap bersikukuh kamu sudah berubah, inilah perubahanmu, masih siang hari bolong sudah berani check in dengan pria liar! Kamu anggap apa keluarga Sunarya ini!”

Jeanne tercengang melihat foto diatas lantai.

Melihat dirinya yang masuk kamar Santos untuk mengambil tas ada disana.

Dan Santos hanya mengenakan mantel mandi, jika bukan dirinya yang tahu apa yang tahu sebenarnya, hanya melihat foto ini saja pasti akan salah paham.

William juga melihatnya, alisnya mengkerut, tatapan matanya seolah bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Jeanne menggigit bibir, kini ia mengerti.

Kelihatannya ada orang yang sengaja mengambil angle foto seperti ini untuk menjebaknya.

Dia tidak langsung merespon William, melainkan bertanya kepada nyonya Thea, “Ma, dari mana datangnya foto ini?”

Tepat saat nyonya Thea ingin menjawab, Marina sudah berbicara terlebih dahulu, “Untuk apa kamu memperdulikan dari mana asal foto ini, lebih baik kamu pikirkan bagaimana menjelaskan masalah foto ini, dalam keluarga kami belum pernah muncul wanita memalukan seperti dirimu, jika hal ini sampai tersebar, entah bagaimana orang-orang akan menertawakan keluarga Sunarya.”

Dia berkata sambil memandang dengan pandangan merendahkan, “Dulu aku sudah pernah bilang jangan menikahi wanita dari keluarga rendah seperti ini, bukan hanya matanya yang jelalatan, tidak tahu tata krama masih tidak masalah, bahkan sekarang saja semakin tidak tahu diri, oh tidak, dia memang tidak pernah tahu diri, dulu diluar sembarang bergaul dengan orang lain masih tahu untuk menutupinya, sekarang nyalinya sudah besar, wanita rendahan sepertimu, entah kenapa dulu kakak ipar bisa menyetujui kalian menikah!”

Nyonya Thea mendengar ucapan ini, membalas dengan tidak senang, “Adik, aku tidak setuju dengan apa yang kau katakan, dulu bukan aku yang menyetujuinya, ayah yang bersikukuh untuk membiarkan wanita itu masuk kedalam keluarga ini.”

Marina mendengar ucapan ini, seperti teringat sesuatu, melihat kearah ayahnya yang sudah berwajah sangat kesal.

“Ayah, lihat cucu mantu yang kau pilih, sekarang William masih ada disini, dia sudah berani berbuat macam-macam diluar, ini sama saja dengan wanita jalang yang tidak tahu malu, keluarga kita tidak bisa membiarkan wanita seperti ini tetap tinggal di keluarga kita, jika hal ini tersebar keluar, dia kehilangan nama baik tidak masalah, namun jangan sampai membuat nama baik keluarga kita juga namaku ikut terbawa.”

Nyonya Thea mendengarnya masuk ke inti pembicaraan, ia ikut menimpali, “Benar ayah, masalah ini harus cepat diselesaikan, jika hal ini sampai tersebar keluar, keluarga Sunarya akan menjadi bahan tertawaan di ibukota, aku hanya ingin William segera bercerai dengannya.”

Kakek David mendengar perkataannya, wajahnya terlihat sangat marah, wajahnya mengkerut kencang.

Jeanne juga melihatnya dengan tatapan cemas.

“Kakek, kejadiannya bukan seperti itu.”

Dia berusaha untuk menjelaskan, namun baru saja membuka mulut, sudah dipotong oleh Marina.

“Cukup, Jessy, sekarang bukti sudah ada, kamu masih ingin menjelaskan apa, apakah kamu pikir kami semua orang bodoh?”

Jeanne meliriknya denagn dingin, tanpa memperdulikannya melihat kearah David Sunarya menunggu kesempatan untuk menjelaskan.

“Kek, tidak peduli kakek percaya atau tidak, kejadiannya tidak seperti itu, aku memang ada bersama orang ini, namun kami sedang membicarakan perjanjian kerja.”

Dia menceritakan dengan singkat isi pembicaraan kemarin.

Ekspresi wajah kakek David terlihat membaik.

Nyonya Thea melihat situasi ini, mulai panik.

Tidak peduli bagaimanapun caranya, hari ini ia tidak dapat membiarkan wanita ini lepas dengan semudah ini, karena jika kesempatan kali ini lewat entah harus menunggu hingga kapan.

“Omong kosong semuanya, jika membicarakan masalah kerja sama, apakah perlu memakai pakaian seperti itu? Jelas-jelas kalian habis melakukan…”

Dia baru akan lanjut menekannya, namun belum selesai mengatakannya, langsung dibentak oleh William yang sejak tadi terdiam.

“Sudah cukup!”

Ia menatap tajam nyonya Thea dan Marina yang sejak tadi paling kencang bicaranya.

“Apakah kalian sudah cukup?”

Nyonya Thea dan tante Marina tersentak, membalas dengan amarah.

“William, apa maksudmu? Apakah sampai sekarang kamu masih ingin melindungi wanita jalang yang tidak tahu malu ini?”

Marina membentak sambil berdiri.

Nyonya Thea ikut menimpali, “Aku benar-benar tidak mengerti obat apa yang wanita ini berikan padamu, membuatmu begitu melindunginya, apakah kamu rela menerima istrimu berselingkuh di luar!”

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu