Wanita Pengganti Idaman William - Bab 530 Apa Yang Kamu Katakan Tidak Ada Guna

Dibawah cahaya rembulan, Jeanne meminum anggur merah di tangannya satu teguk demi satu teguk, sekeliling terasa sangat sepi, dan ini membuat hatinya merasa semakin hampa.

Tepat ketika itu, ponsel disampingnya menyala, dia melirik sekilas, ternyata pesan yang dikirimkan oleh Willy.

Tadinya ia tidak ingin mempedulikannya, namun akhirnya ia tetap mengulurkan tangannya.

“Sunarya Group terjerat pajak 300 Miliar, William dibekuk.”

Hanya pesan yang begitu singkat bisa membuat Jeanne terkejut sampai anggur merah di tangannya jatuh.

‘Prank’ memecahkan keheningan malam.

“Jeanne, kenapa?” Lana yang berada di kamar terbangun karena suara barang terjatuh.

“Tidak apa ma, tadi aku minum tidak sengaja menjatuhkan gelas, mama istirahat saja, tidak perlu pedulikan aku.”

Jeanne menjawab sambil membereskan pecahan gelas dilantai.

Beberapa menit kemudian setelah ia membereskan semuanya, ia buru-buru mengambil ponsel dan menelepon Willy.

“Dasar bocah satu ini, akhirnya kamu bersedia menghubungiku juga ya.”

Suara Willy yang menyebalkan terdengar dari balik ponsel.

Jeanne tidak memiliki suasana hati untuk meladeninya, dia menggenggam erat ponsel sambil bertanya, “apa yang sebenarnya terjadi pada Keluarga Sunarya? Kenapa William bisa sampai ditangkap?”

“Bukankah sudah dikatakan kalau Keluarga Sunarya tidak membayar pajak?”

“Tidak mungkin!”

Jeanne langsung mnepis ucapan itu tanpa pikir panjang, “Keluarga Sunarya tidak mungkin lari dari pajak.”

Willy menyipitkan mata, “Kamu segitu percayanya pada William, kamu harus tahu kalau semua bukti mengarah pada kenyataan kalau Sunarya Group tidak membayar pajak, semua orang percaya, bahkan pemegang saham Sunarya Group percaya dan satu persatu pemegang saham pergi meninggalkan Sunarya Group.”

“William bukan orang yang seperti itu!” Jeanne bersikeras.

“Hah, apa yang kamu katakan tidak ada guna.”

Tawa sinis Willy membuat pikirannya yang panik tenang seketika.

Benar, apa yang ia katakan tidak ada guna, bahkan dia tidak punya hak sedikitpun untuk membantu William…………

Tiba-tiba Jeanne terdiam.

“Kenapa? Kehabisan kata-kata?” Willy berganti posisi dan lanjut berbaring di sofa, “Apakah kamu tidak ingin membantu William?”

“Apa yang bisa kulakukan?” Jeanne kembali dari lamunannya, ia sama sekali tidak mendengarkan apa yang Willy katakan.

Dia sadar diri, dia hanya wanita biasa yang tidak punya kekuasaan apapun untuk membantu William.

Mengingat kali ini, ia tiba-tiba teringat keluarga Gunarta, “Lalu bagaimana dengan Keluarga Gunarta? Apakah mereka tidak membantu?”

“Keluarga Gunarta? Menurutmu apakah Keluarga Gunarta akan membantu atau sanggup mengeluarkan uang 300 Miliar?”

Pertanyaan yang dilontarkan balik oleh Willy membuat Jeanne tidak bisa menjawab.

Karena tidak ada orang yang lebih memahami Keluarga Gunarta selain Jeanne, takutnya sekarang mereka sedang berusaha mencari cara untuk melepaskan hubungan mereka dengan William, namun ia tidak tahu kalau kondisi sekarang justru sebaliknya.

Keluarga Gunarta, begitu Julian mengetahui kalau William dibawa tim penyelidik untuk di investigasi, ia segera bertanya pada Jessy.

“Sayang, sekarang William ditangkap, apakah sebaiknya kita segera mengumumkan kalau kita tidak memiliki hubungan dengan Keluarga Sunarya segera.”

“Siapa yang ingin putus hubungan?”

Jessy tersenyum dengan wajah begitu picik, “Sekarang William ditangkap, ini merupakan kesempatan emas bagi kita untuk mendapatkan kekuasaan Keluarga Sunarya.”

Julian mengkerutkan alis, “Kamu ingin memanfaatkan kesempatan kali ini untuk merampas Sunarya Group, namun hal ini akan membuat nama baikmu rusak.”

“Pa, kamu tenang saja, aku punya rencana, ini tidak akan berpengaruh padaku, yang nama baiknya hancur adalah Keluarga Sunarya.”

Jessy berdiri dengan wajah percaya diri, “aku sekarang mau kembali ke Kediaman Sunarya, namun aku membutuhkan ayah untuk membantuku melakukan beberapa hal.”

Dia mendekati Julian dan berpesan beberapa hal, lalu pergi dari rumah Julian.

Keluarga Sunarya, orang tua juga kakek mendapat kabar kalau dia dibawa tim penyelidik, hal ini membuat mereka begitu panik.

Kakek David dan Tuan Deric menjadi orang pertama yang muncul di kantor untuk mengendalikan keadaan disana.

Nyonya Thea yang menunggu dirumah begitu lama namun tetap tidak mendapatkan kabar, terlihat begitu panik.

Dia berniat mencari temannya yang dulu hubungannya lumayan baik dengannya untuk menggali beberapa informasi, namun mereka semua menghindarinya.

“Sialan, materialistis, William belum dinyatakan bersalah tapi mereka sudah menghindariku.”

Nyonya Thea ditolak beberapa kali, kesal sampai membanting ponsel ditangannya, dan rasa kahwatirnya pada William semakin menjadi.

Tepat disaat itu, Kepala pelayan datang melapor, “Nyonya, nyonya muda sudah pulang.”

Begitu laporan ini disampaikan, Jessy berlari masuk terburu-buru, “Ma, dimana kakek? Aku mendengar kalau William dibawa tim penyelidik, ada apa ini? Apakah hutang pajak 300 Miliar itu benar adanya?”

“Kamu masih tahu pulang, kenapa tidak lanjut bersembunyi di rumah ayahmu saja sana?”

Begitu Nyonya Thea melihat Jessy amarahnya langsung memuncak, tadinya ia berencana memaki Jessy, namun ketika melihat wajah yang terlihat begitu khawatir, dan mengingat orang-orang yang menghindar darinya tadi, ucapan yang tajam tidak jadi ia lontarkan.

“Ma, kenapa mama berkata seperti itu, terjadi masalah yang begitu besar di rumah, bagaimana mungkin aku hanya diam saja di rumah, bagaimana kondisinya sekarang, apakah perlu bantuan ayahku, ayahku sekarang sudah mulai mencari dana.”

Ekspresi Nyonya Thea membaik, namun ucapannya tetap begitu tajam, “Bantuan apa yang bisa kalian berikan? Kamu diam-diam saja dirumah, jangan membuat masalah baru untuk William lagi.”

“Apa yang mama katakan benar, jika membutuhkan bantuan harus segera bilang padaku.”

Nyonya Thea melambaikan tangan dengan tidak sabaran, “Sudah, kamu pulang saja sana.”

Jessy mengangguk lalu berbalik dan pergi, setelah berbalik, tatapannya penuh dengan maksud jahat.

Dia meninggalkan rumah utama, namun ia sama sekali tidak kembali ke rumah yang ia tinggali dengan William, melainkan langsung menuju kantor pusat Sunarya Group.

Di kantor, kakek David dan Deric sudah menenangkan semua karyawan.

Ketika Jessy kembali ke kantor, semua sudah kembali tenang.

Dia menyipitkan mata, berjalan kedalam lift dengan wajah tidak mengenakkan.

“Nyonya muda.”

Kepala pelayan senior melihat Jessy datang, segera berdiri dan memberi hormat.

“Apakah kakek ada didalam?” Jessy bertanya dengan berpura-pura menurut.

“Tuan David ada didalam, silahkan ikuti saya.”

Setelah Kepala pelayan menjawab dengan hormat, ia berbalik megetuk pintu kaca kantor, “Tuan David, Nyonya muda datang.”

“Masuk.”

Kepala pelayan membawa Jessy masuk.

Tuan David mengangkat kepala, berkata dengan terheran, “Jessy, kenapa kamu datang kemari.”

“Aku melihat berita kalau William mendapat masalah, aku tidak tenang sehingga kembali untuk membantu, Kakek, apa yang bisa kubantu?”

Kakek David memijat alisnya sambil tersenyum : “Kamu sudah berniat baik, namun untuk sementara tdak perlu bantuanmu.”

“Kakek tidak perlu sungkan padaku, sekarang William dibawa tim penyelidik untuk diperiksa, perusahaan hanya mengandalkanmu dan papa mertua, aku takut kalian kecapekan, sehingga berniat membantu kalian, masalah penting aku tidak akan mengurusnya, namun urusan kecil kakek berikanlah padaku, dengan begitu aku punya sedikit kesibukan dan tidak terlalu khawatir.”

Kali ini Jessy datang dengan tujuan sendiri, bagaimana mungkin dia pulang dengan tangan kosong?

Tuan David tidak tahu maksud kedatangannya, mendengar ucapannya, rasa sayangnya semakin bertambah.

Akhirnya dia tidak lagi menolak jessy, ia pun segera menyetujui permintaan Jessy, “Baiklah, aku akan mengaturkan beberapa pekerjaan untukmu. Aku ingat kamu belajar tentang keuangan, selama William belum dilepaskan, kamu bantu William mengurus kantor, aku dan ayah mertuamu akan keluar untuk mencari koneksi, siapa tahu bisa membuat William keluar lebih awal.”

Mata Jessy langsung berkilauan, lalu mengangguk dengan cepat, “Baik, jika ingin membuat William dilepaskan lebih awal, apakah kita perlu membayarkan sebagian pajak yang dibebankan?”

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu