Wanita Pengganti Idaman William - Bab 419 Jangan Harap Akan Ada Lain Kali

Celica menatap manajer umum, matanya terlihat bersinar.

Alasannya tidak lain karena manajer umum telah muncul, jadi jelas sekali kalau pilihannya belum dijatuhkan kepada siapapun, kalau begitu dia masih ada kesempatan untuk memperjuangkan desainnya.

Tidak peduli bagaimanapun, dia tidak boleh kalah dari Jessy!

"Aku sudah melihat rancangan desain kalian berdua, keduanya cukup bagus."

manajer umum menilai mereka berdua dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak, lalu berkata dengan santai.

"manajer umum terlalu memuji, kami hanya mendesain berdasarkan permintaan perusahaan anda saja, saya berharap saya dapat membawa energi baru ke perusahaan anda."

Celica sedikit menjawabnya dengan terburu-buru, dari perkataannya barusan dapat terlihat kalau dia sedang menonjolkan kelebihan desainnya sendiri.

Tetapi dia tidak tahu kalau perkataannya barusan malah menurunkan status dan kualitas desainnya, bahkan menyebabkan manajer umum tidak senang.

Jeanne tentu saja juga dapat melihatnya, namun dia tidak mengingatkannya.

Karena meskipun dia berbaik hati mengingatkannya, jika dilihat dari karakter Celica, dia juga belum tentu akan menghargainya.

Meskipun manajer umum itu merasa tidak senang, namun dia tidak menunjukkannya.

"Benar sekali apa yang dikatakan oleh desainer Celica, namun saya pribadi lebih suka jika elemen modisnya lebih dikurangi, dibuat lebih sederhana saja."

Saat Celica mendengar hal ini, jantungnya hampir mau lepas.

Dia sudah tidak perlu lagi mendengar perkataan selanjutnya, karena dia sudah bisa menebak pilihan manajer umum ini.

Seperti yang sudah diduga, tidak sampai beberapa detik kemudian, manajer umum mengatakan pilihannya.

"Rancangan desain dari desainer Celica sangat luar biasa, namun kami lebih suka kepada rancangan desain dari desainer Jessy, kami berharap lain kali ada kesempatan untuk bekerja sama lagi dengan anda."

Celica menarik sudut bibirnya dan memaksakan sebuah senyuman yang sangat tidak enak dilihat sebagai balasan atas perkataan manajer umum barusan.

Berbanding terbalik dengan kekecewaannya, Jeanne merasa sangat gembira.

Dia terus mengucapkan terima kasih, manajer umum merasa sangat senang, namun dia juga tidak lupa untuk mengatakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh Jeanne.

"Desainer Jessy, meskipun kami menggunakan desain anda, tetapi jika kualitas produk akhir yang akan keluar nanti tidak memenuhi standar kami, kami juga mempunyai hak untuk membatalkan kerjasama kita."

Jeanne mengangguk : "Tentu saja, namun anda tenang saja, tidak akan mungkin ada masalah apapun dengan kualitas perusahaan kami."

manajer umum tersenyum dan tidak meneruskan topik pembicaraan ini, sebaliknya, dia mengingatkan beberapa hal kepada manajer yang berada di sampingnya, setelah dia meminta Jeanne untuk mengubah sedikit hal yang membuatnya tidak puas, barulah dia mempersilahkan mereka pergi.

Di dalam perjalanan pulang, Jeanne tidak berhenti tersenyum.

Bukan hanya karena desainnya dipilih oleh mitra kerjasamanya, namun dia juga memiliki harapan yang besar akan masa depannya.

Saat ini dia sudah mendapatkan pengakuan dari perusahaan besar.

Kelak meskipun Jessy sudah kembali dan dia harus meninggalkan rumah keluarga Sunarya, dia tetap dapat mengandalkan dirinya sendiri untuk menghidupi dirinya dan juga ibunya.

Dia sedang berpikir dengan bahagianya, tetapi dia tidak tahu kalau senyumannya sangat menganggu Celica.

"Jessy, jangan mengira karena mereka sudah memilih desainmu, maka kamu bisa terlihat begitu bangga di hadapanku."

Dia berdiri di samping Jeanne serta menyindirnya dengan dingin : "Kali ini anggap saja aku lengah, kamu jangan berharap akan ada lain kali."

Jeanne tidak mengatakan apapun.

Awalnya dia tidak ingin mempedulikan orang ini, berpura-pura tidak mendengar apapun, namun Celica malah salah paham terhadap sikap diamnya itu.

"Kenapa? kamu merasa aku sedang membual, kali ini jika bukan karena pihak mereka sudah memberikan informasi yang salah, aku tidak akan mungkin kalah darimu."

Saat Jeanne mendengar perkataannya, dia tahu kalau dirinya tidak mengatakan sesuatu, maka Celica akan tidak ada habisnya, dia menyerang balik dengan berkata : "Informasinya salah atau benar, aku tidak tahu, namun aku hanya tahu kalau Direktur Celica sudah berusaha sekuat tenaga, hanya saja usahanmu tidak digunakan kepada pihak yang tepat, Direktur Celica dan kepala bagian Liani saling mengenal bukan?"

Setelah selesai mengatakan hal ini, dia melihat wajah Celica membeku.

Namun Jeanne tidak peduli, karena bagaimanapun juga, dia membongkar hal ini di hadapannya hanya karena ingin membuatnya berhenti.

Saat ini dia melihat hasilnya cukup baik.

"Direktur Celica, sekarang sudah sore, aku pergi dulu."

Selesai berbicara, dia langsung menghentikan sebuah taksi dan masuk ke dalamnya.

Setelah dia pergi, barulah Celica kembali dari lamunannya, matanya terlihat muram.

Dia melihat ke arah Jeanne pergi dengan marah.

Wanita jalang ini ternyata berani menyindirnya.

Selain itu dia pasti sangat bangga bukan?

Dia sudah menghabiskan begitu banyak tenaga, namun tetap tidak bisa menang darinya.

Saat memikirkan hal ini, dia menghentakkan kakinya dengan kuat ke tanah.

Jessy, kamu tunggu saja!

Jika ada kesempatan lagi, aku pasti akan menghancurkanmu!

Jeanne sama sekali tidak tahu tentang pemikiran Celica yang jahat ini.

Dia kembali ke kantor terlebih dahulu, setelah dia memberikan hasil laporan kepada Zoey, barulah dia pulang ke rumah.

Karena dia berhasil mendapatkan proyek ini, suasana hatinya seharian ini sangat baik.

Saat William pulang, dia juga dapat merasakannya dengan jelas.

"Apakah hari ini terjadi sesuatu yang membuatmu gembira? Aku lihat suasana hatimu cukup baik?"

Jeanne mengambil tas kerjanya sambil menceritakan hal yang membuatnya sangat gembira.

"Ada satu kabar baik, hari ini aku mendapatkan satu proyek lagi, manajer umum berjanji akan menggandakan bonusku di akhir bulan ini, nanti aku akan mentraktirmu makan enak."

Tidak tahu apakah karena dia sudah melepaskan bebannya, Jeanne di hadapan William semakin lama semakin santai dan menjadi dirinya sendiri, dia juga tidak lagi menyembunyikan sifat aslinya.

Tentu saja, dia tetap menyembunyikan karakter yang berlawanan dengan Jessy.

Namun William sama sekali tidak menyadari hal ini.

Semua yang bisa dilihat olehnya adalah apa yang Jeanne ijinkan untuk dilihat olehnya.

Tentu saja, meskipun begitu, hal ini tetap membuat William merasa sangat gembira.

"Ini memang adalah kabar baik, begini saja, malam ini kita pergi makan untuk merayakannya."

Jeanne tertegun, dia tidak terpikir tentang hal ini.

"Tetapi bagian dapur sudah menyiapkan makan malam."

Dia agak sedikit ragu-ragu.

Namun hal ini sama sekali bukan masalah bagi William.

"Suruh kepala pelayan dan yang lainnya makan saja, kamu pergi ganti baju sana."

Selesai bicara, dia mendorong Jeanne pergi ke ruang ganti.

Jeanne juga tidak ingin menolak, ditambah lagi mereka berdua memang sudah lama tidak pergi makan diluar, dia mengangguk dan pergi mengganti bajunya.

Tidak lama kemudian, dia keluar dengan mengenakan gaun panjang yang berwarna hijau muda, diatas pundaknya disampirkan sebuah syal.

Saat ini sudah masuk musim gugur, di malam hari sudah mulai dingin.

"Aku sudah siap, ayo jalan."

Dia melangkah maju lalu menggandeng lengan William.

William mengangguk dan membawanya pergi.

Saat Mogan dan Moli melihat mereka berdua mau pergi keluar, mereka segera bangkit berdiri dari sofa dan berniat untuk mengikuti William dan Jeanne.

"Malam ini kalian tidak usah ikut, aku dan Jessy hanya keluar makan sebentar, setelah itu langsung kembali."

William memerintahkan.

Mogan mengerutkan keningnya, dia tidak begitu setuju akan hal ini.

Namun dia dapat melihat kalau kakaknya ingin berkencan dengan kakak ipar, dia juga tidak mungkin mengikuti mereka dan menjadi "obat nyamuk", jadi akhirnya dia tidak mengatakan apapun dan mengangguk menyetujuinya.

Sebaliknya Moli tidak ingin menyetujuinya, akan tetapi bahkan Mogan juga tidak pergi, jika dia tetap bersikeras ikut dengan mereka, apa yang sudah beberapa hari ini dia lakukan akan menjadi sia-sia.

"Kalau begitu tuan dan nyonya muda harus hati-hati, jika terjadi sesuatu, kapanpun itu, segera hubungi kami."

Dia tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal kepada William, sikapnya membuat Jeanne menaikkan alisnya.

Jeanne menatap Moli dengan bingung.

Moli tentu saja dapat merasakan tatapan matanya, dia menatapnya balik dengan raut wajah yang tidak berubah.

Jeanne menunduk, dalam hatinya dia sudah bisa menebak apa yang membuat Moli tiba-tiba berubah seperti ini.

Biar bagaimanapun wanita ini selalu pintar berpura-pura di hadapan William, apalagi saat ini ditambah dengan kehadiran Mogan, dia tentu saja tidak berani bertindak macam-macam.

Maka mereka berdua meninggalkan rumah keluarga Sunarya.

William membawa Jeanne pergi ke area pusat kota.

Hanya saja di daerah sana orangnya sangat banyak, mobil baru saja berjalan setengah jalan, namun sudah tidak bisa masuk lagi, jadi mereka hanya bisa mencari tempat parkir lalu berjalan kesana.

Di jalan ada banyak orang, agar tidak terpisah, William menggandeng tangan Jeanne.

Jeanne melihat kedua tangan mereka yang saling bertautan, hatinya terasa sangat manis.

Alangkah baiknya jika dia dapat terus hidup dengannya seperti ini.....

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu