Wanita Pengganti Idaman William - Bab 182 Pertama Kali Datang Bar?

Bab 182 Pertama Kali Datang Bar?

Mendengar kata kata ini, tatapan Jeanne menjadi terang. Tetapi pria-pria itu merasa sangat marah. Ada orang yang berani merusak kesenangan mereka?

"Bro, aku peringatkan kamu, lebih baik jangan ikut campur masalah orang lain. Kalau tidak kamu harus bersedia tanggung akibatnya"

Pada waktu itu, pintu lift terbuka kembali dan tatapan Jeanne menjadi semakin terang ketika dia melihat orang yang berdiri di luar.

"Tuan Nathan"

Jeanne suka memanggilnya begitu. Nathan menatapnya dan berkata dengan dingin "Nona Jessy, aku tidak pernah berpikir pertemuan kedua kali kita adalah di tempat seperti ini"

Orang orang itu mendengar percakapan mereka dan tahu bahwa Nathan dan Jeanne saling kenal.

"Ternyata kalian saling kenal. Pantasan dia mau ikut campur. Tetapi masalah ini tidak segampang yang kamu pikirkan, aku nasehati kamu jangan malah melukai dirimu sendiri"

Nathan mengangkat alisnya "apakah aku ada bilang mau ikut campur?"

Orang orang itu termasuk Jeanne melihat Nathan dengan wajah tidak mengerti. Nathan terus berkata : "aku tidak memiliki maksud untuk melakukan apa-apa. Tetapi, walaupun aku tidak melakukan apa-apa, kalian juga tidak bisa membawa dia pergi. Kalian akan diselesaikan oleh orang lain"

Mendengar kata kata itu, kerisauan Jeanne menjadi agak lega. Jeanne melihat ke pria-pria itu dan melihat lagi ke Nathan. Jeanne merasa di sisi Nathan lebih aman dan menarik Sumi yang sudah mabuk keluar dari lift dan bersembunyi di sisi Nathan.

Pria-pria itu merasa Nathan sangat merusak kesenangan mereka. "Bro, aku hitung sampai tiga. Aku bisa menjadikan tidak ada masalah ini jika kamu kembalikan wanita yang berada di belakangmu kepadaku. Kalau tidak, malam ini aku akan memberi kamu tahu akibatnya kalo melawan kami!"

Nathan tertawa dengan ringan. Jelas, dia tidak takut pada mereka. Pria-pria itu marah dan ingin memukul Nathan. Jeanne berteriak "Tuan Nathan, hati hati"

Nathan menyipitkan matanya dan segera menangkap tinju pria itu. Pria itu merasa kaget melihat Nathan bisa menahan tinju mereka dengan satu tangan. Pria-pria ini biasanya berlatih dan tenaga mereka lumayan kuat. Tetapi Nathan bisa menahan tenaga mereka sampai mereka tidak memiliki kesempatan untuk menarik kembali tangan mereka. Pada saat itu, pria-pria itu sadar mereka bersalah dengan orang yang lebih berkuasa.

"Saudaraku, ini adalah salah paham"

Pria itu tertawa dengan ramah: "Jika dua wanita cantik ini adalah teman baikmu, kita juga tidak akan menganggunya lagi"

Setelah berkata, pria itu ingin menarik kembali tangannya, tetapi Nathan tidak mau melepas. Mendengar ketua mereka berkata begitu, pria lain juga sudah mengerti : "hei, ketua kami sudah bilang tidak mau menganggu mereka lagi. Lagipula bukankah kamu bilang tidak melakukan apa-apa tadi? Cepat lepaskan ketua kita!"

Nathan melirik orang orang itu dan melepaskan tangan si ketua dengan dingin. Dia mendorong ketua pria itu masuk ke dalam lift : "aku berkata aku tidak akan melakukan apa apa, tetapi aku tidak berkata aku akan cuek terhadap masalah ini"

Berbicara sampai sini, Nathan tertawa dengan dingin lagi : "Kalau aku melepaskan kalian pergi begitu saja, aku tidak bisa menjelaskan dengan orang lain nanti"

Pada saat itu, petugas keamanan juga sudah sampai.

"Tuan Nathan" Para petugas keamanan memanggil dengan hormat.

Nathan menunjuk ke pria yang berada di dalam lift "Jaga mereka. Jangan sampai mereka melarikan diri"

Petugas keamanan mengangguk dan segera bekerja sama menghalangi di lift. Di dalam lift, beberapa pria itu merasa marah dan tidak tahu harus bagaimana. Tetapi mereka tidak berani bersuara lagi. Jeanne merasa agak lega ketika melihat mereka sudah tidak berani membuat apa apa lagi.

"Tuan Nathan, terima kasih"

Nathan tertawa dengan ringan "aku hanya diminta bantu sama orang lain"

Pada saat itu, Nathan melihat ke bayangan yang berjalan dari arah lobby "orang itu sudah datang"

Jeanne mengangkat kepalanya dan melihat ke arah lobby. Tatapannya berisi kebahagiaan ketika dia melihat William yang telat datang "William!"

Setelah William mendekati mereka, Nathan berkata "Aku sudah membantu kamu. Masalah menolong wanita cantik, aku tidak keberatan sama sekali"

William bahkan tidak melirik ke pria-pria itu satu kali pun dan langsung berkata dengan dingin "Langsung antar ke kantor polisi. Mau pukul mereka pun aku malah takut mengotori tangan ku"

Nathan mengkode petugas keamanan untuk membawa pria-pria itu pergi. William sama sekali tidak peduli dengan pria itu, dia hanya melihat ke Jeanne dengan ekspresi yang marah

"Mengapa kamu tidak memberi tahu aku dulu sebelum kamu keluar? Bahkan ketika kamu pergi ke tempat kacau seperti ini. Kenapa? Penyakitmu dulu kembali lagi?"

Jeanne merasa agak sedih dengan kemarahan William, tetapi dia juga merasa terharu. Jeanne bisa melihat William sangat mengkhawatirkannya dari sandal William yang belum sempat di gantinya. Pasti karena William merasa cemas dan buru buru ke sini setelah menerima telponnya, sampai dia lupa mengganti sepatu.

"Maaf, aku telah membuatmu khawatir. Kondisi waktu itu sedikit buru-buru jadi aku tidak sempat bilang ke kamu"

Jeanne menjelaskan masalah Sumi yang sudah mabuk total "Ini adalah pertama kali dia datang ke ibukota, dia juga adalah kunci utama kerja sama kali ini. Aku harus menjaga dia"

William mendengar kata kata Jeanne dengan wajah dingin dan melirik ke Sumi yang sudah mabuk total

"Sini kamu"

Dia menunjuk ke petugas keamanan yang berdiri di samping. William mengeluarkan beberapa ribu dollar dari dompetnya dan berkata "wanita itu kuserahkan kepadamu. Kamu bantu dia carikan satu hotel. Sisa uangnya adalah tips untukmu"

Petugas keamanan sangat bahagia dan berjanji akan menjaga Sumi baik baik. Jeanne merasa ini bukan solusi yang bagus. Tetapi William tidak memberi Jeanne kesempatan berbicara dan berkata kepada Nathan : "malam ini telah merepotkan kamu. Lain kali aku akan traktir kamu minum bir"

Nathan menjawab dengan ejekan "aku tidak bisa"

Setelah itu, William melihat ke jamnya "waktu sudah larut, aku bawa dia pulang dulu. Lain hari baru kita kumpul lagi"

Nathan mengangguk dan melambaikan tangan kepada mereka. Setelah itu, William pun membawa Jeanne pulang. Setelah mereka pergi, Nathan tetap berdiri di tempat dan melihat bayangan belakang Jeanne yang menjauh sambil memikirkan sesuatu.

Kondisi tadi membuat Nathan merasa reaksi istri William ini terhadap bar sangat aneh. Bukan terlihat seperti istrinya sering datang ke sini, tetapi seperti istrinya sama sekali tidak pernah datang ke tempat seperti ini..

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu