Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 264 Sinar Yang Jauh (1)

Mobil polisi Julianie melaju cepat, sepanjang jalan dia terus menerobos lampu merah dan dengan cepat tiba di gudang.

ketika turun dari mobil, ini adalah pertama kalinya Fernando merasa kakinya lemas.

Tapi tadi ketika berada diatas mobil, dia sudah melakukan banyak persiapan mental, jadi meskipun sekarang tatapannya juga sama saja pucat, namun langkahnya tidak lagi ragu-ragu, melainkan melangkah dengan cepat setelah turun dari mobil.

bagaimanapun juga, asalkan ada sedikit harapan sekalipun, dia tidak boleh putus asa.

Jika dia ingin bertemu dengan Jasmine, baik apapun tampangnya.

Lokasi gudang sangatlah terpencil, ini adalah sebuah gudang yang sudah tidak dipakai lagi, disekitar gudang tidak ada orang, kendaraan yang lalu-lalang juga sangat sedikit, ini memang adalah sebuah tempat yang cocok untuk mengurung orang.

Ketika polisi tiba di gudang, waktu sudah mendekati tengah siang.

Julianie mengerakkan tangannya, para polisi yang mengenakan perlengkapan penuh langsung mengepung gudang itu.

Julianie membawa Fernando dan sekelompok orang untuk berjalan mendekati gudang dengan hati-hati.

Awalnya Julianie tidak ingin membawa Fernando, bagaimanapun juga Fernando tidak pernah mengikuti pelatihan khusus, didalam aksi seperti ini sangatlah bahaya, jika lawan mereka sangatlah jahat, maka Fernando berkemungkinan besar akan terluka.

Tapi Fernando bersikeras ingin ikut, meskipun dia tidak pernah mengikuti latihan khusus seperti polisi, namun dia juga mempunyai kemampuan untuk menjaga diri, sebagai anak sulung dari keluarga Fu, dia tentu saja pernah belajar bela diri.

Menyuruhnya menunggu didalam mobil adalah sebuah penyiksaan baginya, dia tentu saja tidak bisa menahannya.

dia ingin dalam waktu paling singkat bertemu dengan Jasmine, dia ingin menemuinya sekarang juga.

Mereka lalu berhati-hati dan menyelidiki ruangan satu per satu, tak lama kemudian mereka mendengar ada suara di sebuah kamar paling ujung di lantai 3.

semua orang tegang dan mendekati gudang dengan lebih berhati-hati lagi.

Mereka tidak tahu kondisi lawan mereka, jika mereka sembarangan beraksi, maka lawan mereka mungkin akan terkejut dan akan melukai Jasmine.

Maka dari itu mereka semua sangatlah berhati-hati.

Ketika Jason terbangun ddi hotel, Fiona sudah tidak ada disampingnya, Jason lalu menelepon Fiona, setelah memastikan bahwa Fiona telah kembali kerumah, dia lalu kembali ke gudang lagi, tapi ketika dia tiba di gudang, dia menyadari bahwa Jasmine pingsan, tetap belum bangun.

Lampu masih saja menyala, dia menepuk pipi Jasmine, Jasmine tidak terlihat akan bangun.

Lalu Jason mengulang lagi triknya, dia menyiram air di muka Jasmine lagi, namun Jasmine masih saja tidak ada respon sama sekali.

Jason kaget, dia lalu bergegas mengulurkan tangannya untuk merasakan nafas Jasmine.

Masih hidup, Jason lega.

Meskipun nafasnya lemah, namun Jasmine masih hidup, ini membuat Jason sedikit lega.

Dia masih belum puas main dengannya, bagaimana boleh dia membiarkannya mati begitu saja.

Jason melemparkan besi yang baru saja dibawanya ke lantai, lalu mulai menyalakan api.

ketika besi dipanggang, Jason mencari cara untuk membangunkan Jasmine.

Dia mencium bau eter.

Jason bingung, mengapa ada bau ini? jangan-jangan ini melekat pada baju Jasmine ketika menculiknya kesini?

Lalu dengan cepat Jason tidak mempedulikan hal ini, dia lalu mengganti pikirannya.

sekarang apakah cara yang paling bagus untuk membangunkan Jasmine?

Jika Jasmine masih saja dalam kondisi pingsan seperti ini, maka dia akan sangat kekurangan rasa pencapaian nanti.

Jika tidak bisa mendengar suara jeritan wanita ini, tidak bias melihat tatapan matanya yang sakit hingga putus asa, maka tidak ada artinyanya memainkannya disini.

Jasmine sedang menundukkan kepalanya, poninya turun, dan ekspresi diwajahnya tidak bisa dilihat dengan jelas.

Jason merasa cahaya lampu sangatlah silau, dia ingin mematikan lampu, namun setelah dipikir-pikir, tangannya yang ingin mematikan lampu terhenti lagi.

Dia tidak boleh mematikan lampunya begitu saja.

Nyalakan dulu saja, tunggu Jasmine bangun dan sinari dia sebentar.

Setelah besinya selesai dipanaskan barulah lampu dimatikan juga tidak terlambat.

Jason sambil berpikir sambil tersenyum.

Jasmine, Jasmine, sekarang tampangmu ini sungguh membuat orang senang.

kulit pipinya yang putih perlahan menjadi merah yang tidak normal karena cahaya tersebut.

Luka di tubuhnya, darah mengalir disepasang tangannya.

Rasa menghancurkan Jasmine dengan tangannya sendiri membuat detak jantung Jason semakin kencang.

Jason merasa hal yang sudah ditunggu-tunggu olehnya sudah berhasil dibuat.

membuat Jasmine tersiksa membuat Jasmine lebih tersiksa 10 kali lipat dibanding dengan kesakitan dirinya.

Membuat Jasmine mengembalikan apa yang dihutangnya kepada Fiona dan Jenny.

Membuat Jasmine tersiksa dan mati dalam kesakitan.

tangan Jason bergemetaran karena senang.

dia lalu mengangkat tangan dan menepuk Jasmine berkali-kali lagi, Jasmine tetap saja belum bangun.

Ini membuat Jason mengerutkan keningnya, bagaimana bisa pingsan separah ini? seharusnya sebagaimanapun itu sudah bisa membuatnya bangun.

Besi sudah selesai dipanaskan.

Jason berpikir, atau tidak biarkan Jasmine merasakan kesakitan ini dulu, jika terlalu sakit, dia tentu saja akan terbangun.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu