Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 250 Siasat mobil kombi (1)

Jasmine menatap orang-orang yang mengelilinginya, suaranya jadi agak serak.

“Terima kasih......Terima kasih semuanya!”

Orang-orang ini. Ketika dia sedih, orang-orang ini yang selalu ada di sampignya.

Begitu banyak tahun bisa dia lalui, memangnya mereka tidak berjasa sedikit pun?

“Kak Jasmine, ngomong apa kamu ini.” Ines berkata dengan lembut, “Begitu banyak tahun ini kamu baik banget sama semuanya, sudah seharusnya sekarang semua pada peduli sama kamu.”

Bawahan Jasmine semuanya merupakan orang yang berperilaku lurus dan jujur, Jasmine baik sama mereka, tentu saja mereka otomatis balas dengan kebaikan juga, bukan hanya serius kerja, tapi juga perhatian dan peduli sama satu bos ini.

Begitu sering orang-orang ini menghibur dia melalui tindakan.

Sejak bertengkar dengan Michael, ini pertama kalinya Jasmine tertawa dari dalam hati.

Mereka tidak membiarkan Jasmine mengucapkan satu kata terima kasih sedikit pun.

Namun selain terima kasih, apalagi yang bisa Jasmine ucapkan?

Setelah ditemani begitu banyak orang dan makan siang yang begitu hangat, dengan puas Jasmine kembali ke kantor sama Ines.

Sekali masuk dan melihat tempat yang begitu familiar, perasaan Jasmine berkecamuk.

Selain rumah, inilah tempat yang dia familiar.

Ines bisa jadi asisten Jasmine sampai segini lama, ada sebagian alasan juga karena banyak sekali kebiasaan dia yang sama dengan Jasmine.

Misalnya dalam soal ruangan, setelah Jasmine pergi, Ines juga tidak mengganti susunan yang ada di ruangannya ini.

Pertama karena Ines merasa dirinya hanya menggantikan Jasmine untuk sementara, kedua juga karena Ines merasa susunan di ruangan ini sederhaan dan luas, dia suka sekali, lagian setelah beberapa tahun dia juga sudah terbiasa melihtanya, jadi semua susunan di ruangan ini tidak Ines ubah.

Sehingga ketika Jasmine masuk, seketika dia merasa familiar sekali.

Samar-samar Jasmine menikmati ini semua, sampai ketika Ines membuka laporan ke depannya, Jasmine baru sadar dari lamunannya.

Hanya masalah kecil di buku laporan ini, tapi karena soal ini tidak pernah Jasmine ungkit sama Ines, jadi wajar saja Ines tidak tahu.

Melihat Jasmine menjelaskan ke dia dengan detail, dan dengan cekatannya menyelesaikan masalah ini, wajah Ines jadi agak memerah.

“Maaf ya kak Jasmine.” Kata Ines dengan tidak enak hati, “Sampai kamu datang ke sini.”

“Jangan bilang begitu, aku yang tidak kasih tahu kamu soal ini sebelumnya.” Jasmine tatap Ines, lalu tersenyum lembut, dia tahu cewek ini sangat berusaha, kalau tidak Ines tidak akan bantu dia begitu banyak.

“Kelak kalau ada yang tak dimengerti, langsung telepon ke aku saja.” Kata Jasmine dengan serius, meskipun tidak di kantor, tapi dia juga berharap bisa bantu Ines.

“Terima kasih kak Jasmine.” Ine smasih muda, ketika tertawa jadi manis dan hangat sekali, seketika Jasmine ikut merasa hangat.

“Semangat ya.” Jasmine tepuk pundak Ines.

Ines masih ada urusan yang dikerjakan, namun kalau Jasmine di kantor, Ines selalu terbiasa ada di sekitarnya. Jadi agar tidak mengganggu pekerjaan Ines, Jasmine siap-siap pergi setelah tidak lama kemudian.

Sesampainya dirumah, Jasmine melanjutkan pekerjaan yang belum selesai tadi pagi.

Melihat rumah yang sudah bersih kinclong, Jasmine merasa hatinya jadi lebih lega.

Iya, buat apa mikirin yang membingungkan. Jasmine menyemangati dirinya sendiri, kalau memang sudah memutuskan untuk memberi anak ini keluarga yang lengkap, maka harus baik-baik berusaha.

Jasmine hari itu benar-benar emosi banget, sekarang sudah menjadi tenang, meskipun masih sedikit kesal, tapi setelah dipikir-pikir, dia rasa kalau pun Michael tidak tulus sama dia, untuk tetap berkomunikasi dengan baik mungkin dia masih bisa lakukan.

Jasmine usap perutnya sendiri, hatinya kembali merasa hangat.

Tidak tahu akan seperti apakah anak ini ketika lahir nanti?

Teringat dia bisa melihat anak ini tumbuh besar, Jasmine merasa bersyukur sekali.

Bagusnya kasih nama apa untuk anak ini? Nama boleh dikasih sama Nenek Fu, tapi untuk nama panggilan harusnya dia boleh beri nama yang dia suka.

Jasmine teringat pertanyaan karyawannya tadi, sejak dia hamil begitu banyak urusan yang harus dilakukan, jadi masih belum sempat buat mikirin nama anak ini.

Tapi ini juga tidak bisa dia putuskan sendiri. Jasmine tersenyum, dia pikir tunggu Michael pulang baru tanya dia.

Soal pertengkarannya dengan Michael masih belum bisa dia lepaskan, tapi dia juga tidak berencana untuk menyiksa dirinya sendiri dengan masalah ini.

Dia sudah capek sekali, untuk sekarang tidak ingin dia memikirkan apa pun, hanya ingin dengan lancar melahirkan anak ini.

Hari berlalu begitu cepat, Jasmine membaca buku sendiri di rumah, dan 2 hari pun dengan cepat sudah berlalu, besok adalah tanggal Michael seharusnya pulang.

Sudah dua hari, Michael sama sekali tidak telepon, ini membuat Jasmine menarik napas panjang.

Mungkin Michael masih marah. Tapi memangnya dia sendiri tidak?

Jasmine menenangkan mood dia sendiri, buku selalu bisa membuat dia tenang, dia pikir ketika ketemu sama Michael nanti mungkin bakal agak canggung, tapi harusnya tidak akan bertengkar heboh lagi.

Badan dia sekarang sungguh tidak baik untuk emosi lagi. Si anak sudah sangat lemah, kalau dia ada pukulan atau beban hati lagi, bisa jadi akan berpengaruh sama otak anak, bahkan ada kemungkinan akan langsung gugur.

Meskipun orang seperti Jasmine yang ceroboh, juga tidak akan menjadikan nyawa anaknya untuk taruhan.

Ketika sore menjelang malam, Jasmine bersiap untuk pergi membeli sayur.

Sayur di rumah sudah habis dia makan selama dua hari ini, pas juga Michael bakal pulang, Jasmine tahu dia pasti akan pulang dengan membawa kabar baik, jadi dia berencana untuk menyiapkan makanan enak untuk menyambut kepulangan Michael.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu