Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 287 jangan kau bermimpi untuk meninggalkanku (2)

Jasmine Lo mengepalkan tangannya dengan erat dan matanya memerah karena marah. Dia merasa dihina, hinaan yang harus dia tanggung.

Ini membuat Jasmine Lo merasa tersakiti, akan tetapi tidak ada tempat yang bisa diberitahukan.

Michael Fu membawa Jasmine Lo kembali ke rumah lama.

Mata Jasmine Lo merah, dan Fernando Fu memandang sembari mengerutkan dahi.

"Jasmine , ada apa denganmu?" tanya Fernando Fu.

"Dia baik-baik saja." Michael Fu terkekeh, dan Jasmine Lo bergetar.

Fernando Fu melihat semuanya , dia tahu pasti apa yang terjadi, tetapi Jasmine Lo menolak untuk mengatakan apa-apa, hanya dengan erat menggigit bibirnya.

"ayo makan. Apa yang kamu lakukan di sana?" Michael Fu melepas beban dan memberikan semua tekanan yang ada pada dirinya untuk Jasmine Lo. Sekarang dia merasa santai dan suasana hati mulai membaik.

Sekarang bersama Jasmine Lo,hanyalah strategi yang tertunda. Pada saat itu, ia akan menghargai Jasmine Lo, pecaya pada diri sendri pasti bisa membalikkan ketulusan hatinya Jasmine Lo.

Mereka berdua seharusnya tidak berhenti di sini, tetapi harus berkelanjutan.

Selama waktu makan, meskipun Jasmine Lo tidak menangis, matanya merah sepanjang waktu. Nenek Fu melihat matanya, hatinya sepanjang waktu terasa sakit.

Dia tidak tahu Michael Fu menggunakan alasan apa untuk meninggalkan Jasmine Lo, akan tetapi sekarang Jasmine dapat ditinggalkan , tidak lagi mengungkit masalah perceraian, Nenek fu benar- benar terharu.

Jadi Jasmine Lo cucu iparnya , dari segala sisi dia benar-benar puas, dia tidak berharap untuk kehilangannya.

Jadi sekarang Jasmine Lo akan tetap tinggal, tak peduli bagaimana cara mengatakannya , semua merupakan awal yang baik , ya tidak?

Selama makan malam, Michael Fu dengan senyum di wajahnya membawa makanan ke Jasmine Lo, bahkan lebih penuh perhatian dibanding saat Jasmine Lo sedang hamil.

Tapi Jasmine Lo teap tidak berekspresi apapun , jadi hanya hening menghabiskan makanan.

Tapi dalm hatiny ada banyak kesakitan, perasaan ini hanya Jasmine Lo yang dapat rasakan.

Takdinya sendiri tidak lagi berada di tangannya, tidak ada apa-apa lagi selain Jasmine Lo yang semakin frustasi.

Juga benar sebuah takdir, segalanya sudah diputuskan, memutuskan bahwa Michae Fu adalah orang yang menggunakan cara untuk menyakiti dirnya, terus menerus menyakitinya.

Setelah makan siang , Michael Fu tidak berencana untuk tinggal, melainkan dengan cepat membawa Jasmine Lo pulang ke rumah.

Di sore har dia masih da pekerjaan , masi harus kembali ke perusahaan. Masih ada rapat yang harus dilaksanakan, jadi tidak ada waktu banyak untuk termenung. Dan lagi setelah meninggalkan rumah, langung ke perusahaan.

Didalam mobil, Michael Fu menyalakan lagu.

Telah berhasil memecahkan masalah perceraiannya bersama Jasmine Lo, Michael Fu merasa tidak ada lagi yang dapat ia khawatirkan.

Dalam hal pekerjaan, Michael Fu luar biasa dan sempurna dalam semua aspek. Hanya dalam aspek emosional, dia benar-benar tidak pandai dalam hal itu.

Satu-satunya hubungan yang pernah ia lewati adalah bersama Jasmine Lo, jadi tidak ada pengalaman yang dapat diceritakan, semuanya bahagia dan sedih, semua harus perlahan-lahan , dengan Jasmine Lo bersama-sama melewatinya.

Ini seperti anak kecil. Hanya setelah jatuh dia bisa benar-benar berdiri dan mengambil langkah mantap pertamanya.

Michael Fu merasa semuanya baik-baik saja setelah melewati kesulitan. Semuanya akan baik-baik saja.

Dia tetap percaya bahwa Jasmine Lo masih mencintainya,meski kecewa pada dirinya sendiri, baru meminta untuk bercerai.

Tunggu saat sudah punya anak, segalanya akan membaik.

Dia akan menjadi suami dan ayah yang baik.

Tetapi dia tidak tahu sekarang Jasmine Lo sedang memikirkan apa.

Jasmine lo dan lagi berdiri di dapur yang ia tampak terbiasa dengan lingkungannya, melihat papan talenan yang biasa teriris oleh pisau sayur yang ia gunakan, tiba-tiba merasa terpesona.

Cahaya yang dipantulkan oleh pisau tajam menyakiti matanya Jasmine Lo , tapi dia masih terpesona.

Ketika dia mengambil pisau, tangan Jasmine Lo sedikit bergetar.

Jika aku mati seperti ini, aku akan menjauh dari segalanya

Jasmine Lo menatap pisau dapur, tetapi untuk sementara waktu, tangannya bergetar, dan pisau itu jatuh ke tanah. Kemudian Jasmine Lo duduk di tanah.

Kemudian, air mata Jasmine Lo mulai mengalir.

Dia dengan keras kepala mengusap air matanya. Dia merasa itu tidak layak. Dia tidak cukup tragis untuk menangis.

Tentu saja, tidak cukup tragis untuk mati.

Jika dia mati, apakah Michael Fu akan bahagia?

Dia tidak segampang itu untuk mati. Dia baru berusia dua puluhan, dan hidupnya masihlah sangat panjang.

Dia telah melalui banyak hal. Kata orang, dalam hidup seseorang harus bisa menerima kepahitan, dalam usianya ini telah menerima banyak kepahitan hidup , dimasa yang akan datang , masa depannya pasti akan lebih baik lagi , bukan?

Dia masih harus melanjutkan hidupnya untuk melihat pemandangan alam yang begitu indah. Cita-citanya adalah menjadi seorang pianis, bercita-cita untuk tampil didepan orang ramai yang masih belum menjadi kenyataan.

Dia dengan keras kepala menyeka air matanya, tetapi air matanya terus mengalir semakin banyak,dan semakin banyak.

Terdengar suara Jasmine Lo yang tercekat. Tetapi rasa sakitnya begitu dalam sampai ke dalam di hatinya sehingga menekan dirinya hingga dia tidak bisa bernapas dan menangis dengan keras.

Sejak saat mengetahui anaknya meninggal,air matanya tidak ada lagi mengalir, setelah sekian lama , rasa sakit akan putus asa berubah menjadi genangan air yang keluar dari tubuh Jasmine Lo.