Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 38 Jenny Tidak Pantas (1)

Nenek sangat mudah dibujuk, melihat nenek mulai terlihat gembira, Michael perlahan menjadi tenang

Dalam hati Michael, nenek menduduki posisi yang sangat penting. Sejak kecil hingga dewasa, nenek paling menyayanginya, karena itu selama ini nenek menjadi orang yang paling dihormatinya. Tak peduli apapun yang diperbuat nenek, Michael tak pernah menyalahkannya dan tak akan mengeluhkannya.

Sementara Jasmine yang diusir oleh Michael, sebenarnya belum pergi, ia terus menunggu di taman belakang rumah sakit, ia ingin mencari kesempatan untuk menjenguk nenek.

Ia bukanlah orang yang tak punya hati, jadi tak mungkin ia dengan mudahnya meninggalkan rumah sakit hanya karena perkataan Michael itu, tapi ia juga tak ingin bertatap muka langsung dengan Michael.

Namun siapa sangka, untuk pertama kalinya Michael meneleponnya, setelah melihat telepon yang diterimanya menampakkan nama Michael, Jasmine bahkan berpikir matanya buram

Mungkinkah ocehannya di depan ruang operasi belum cukup sadis, sehingga sekarang ia menelepon untuk melanjutkan omelannya?

Hanya itu satu-satunya alasan yang terpikir oleh Jasmine mengapa Michael menelepon, ia tak terpikir alasan lainnya.

Ia tak ingin mengangkatnya, hingga deringan pertama teleponnya habis ia tak mengangkatnya .

Namun telepon Michael tak hanya berhenti di sana, Jasmine mulai kesal, tapi kemudian ia berpikir mungkin terjadi sesuatu yang mendesak, mungkin terjadi sesuatu pada Nenek Fu, semakin memikirkannya ia semakin ketakutan.

Jadi, akhirnya Jasmine mengangkatnya——

"Hei, Jasmine, ini aku Michael," terdengar suara Michael dari ujung telepon. Ia mengarang alasan keluar mencari dokter, dan menyelinap keluar untuk menelepon Jasmine. Kalau bukan karena nenek bersikeras ingin bertemu Jasmine ia tak akan menelepon seperti ini.

Jasmine hanya diam dan mendengarkan, tidak menjawab.

Michael tidak mendengar suara apapun, ia bertanya, "Jasmine, apakah kau mendengarku?"

Benar-benar meremehkan kesabaran Michael, jika itu dulu, kalau ada orang yang berani seperti itu padanya, Michael pasti sudah duluan menutup telepon, kemudian memblokir nomor orang itu

"Aku di sini, ada apa?" Tanya Jasmine dengan tenang, ia benar-benar merasa hubungan mereka tidak penting, ia tak tahu bagaimana harus menggambarkan hubungan mereka, jika tidak menjadi suami istri, mereka bahkan bukan teman.

Di sisi lain telepon, Michael mendengar Jasmine menjawab dengan datar, wajahnya pun berubah kesal, ia berkata, "Jasmine, apa-apaan sikapmu ini?"

Lagi-lagi mencari masalah.

"Michael, kalau ada masalah langsung katakanlah, kalau tidak ada, aku tutup teleponnya," ucap Jasmine. Ia tak ingin disakiti lagi oleh Michael, ia sudah muak dengan sindiran tajamnya.

Mendengar ketidak sabaran Jasmine, ia menyadari wanita ini menjadi lebih keras, dulu mana mungkin Jasmine begitu terhadap dirinya, entah dari mana ia punya keberanian seperti ini.

"Tak ada masalah, tetapi nenek sudah sadar, dan ingin bertemu denganmu."

Ternyata nenek sudah bangun, benar juga, kalau bukan nenek yang ingin bertemu dengannya, mana mungkin Michael meneleponnya. Entah mengapa hatinya sedikit kecewa.

Apa yang ia nantikan? Apa sih yang ia pikirkan? Masa sih ia belum cukup tersakiti, dan masih ingin mempermalukan diri sendiri?

"Aku mengerti."

Begitu Jasmine menyetujuinya, Michael langsung

menutup telepon.

Sebenarnya Jenny lebih bisa merawat orang dibandingkan dia, Jenny itu wanita yang lembut dan perhatian, juga lebih mendapatkan hati Michael. Ia bahkan berpikir, jika dari awal Jenny yang menikahi Michael, dan bukan dia, mungkin sekarang keadaannya tidak begini.

Jenny memang bermata tajam, begitu ia berbalik ia melihat Jasmine yang berdiri di pintu, ia sengaja pura-pura terkejut dan berteriak, "Jasmine, kamu sudah datang, kenapa tidak masuk?

Teriakan Jenny membuat pandangan orang tertuju padanya, Michael hanya memberinya pandangan dingin, sedangkan mata Nenek Fu dipenuhi senyuman, ia melambaikan tangan pada Jasmine. "Jasmine, cepat ke sini."

Jasmine pun masuk dan melangkah ke depan ranjang nenek, ia sedikit bingung harus melakukan apa. Nenek Fu menjulurkan tangan meraih tangan Jasmine dan menggenggamnya, lalu menepuk-nepuknya. "Jasmine, nenek tidak apa-apa, jangan khawatir."

"Nenek, kau harus memperhatikan tubuhmu."

Jasmine menghela nafas panjang seperti yang dilakukan Michael.

Nenek sudah sadar, Jasmine tentu ingin menjenguknya, karena itu begitu telepon ditutup, ia segera pergi ke dalam gedung rumah sakit.

Setelah bertanya pada suster, ia baru tahu di kamar mana nenek berada. Ia pun naik lift ke lantai 3

Berdiri di depan pintu kamar 304, Jasmine melihat kakaknya itu juga ada di dalam kamar, tanpa alasan ia tak ingin masuk ke sana.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu