Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 232 Cukup Menoleh Saja, Kamu Akan Melihatku (2)

“Eh, tidak.” Jasmine berkata dengan canggung dan malu, “Bukan begitu..…”

“Haha, sudahlah, tidak menggodamu lagi.” Thomas tertawa sejenak, lalu suaranya menjadi serius, “Jasmine, aku sudah mendengar tentang Michael, beberapa hari yang lalu aku pergi ke luar negeri, setelah kembali baru mendengar kabar itu, apakah kamu baik-baik saja?”

Ternyata itu alasannya, Jasmine berpikir sejenak, lalu menjawab: “Michael terluka, tetapi tidak ada yang serius, harusnya akan pulih kembali dengan cepat.”

Saat Jasmine mengatakan ini, dia kembali teringat kejadian yang mengejutkan hari itu, jantungnya berdebar dengan kencang.

“Bagaimana denganmu? Apakah kamu terluka?” Suara Thomas penuh rasa cemas, Michael sama sekali bukan titik fokusnya. Tujuan menelepon kali ini pun tentu saja bukan untuk Michael.

“Aku tidak, sama sekali tidak terluka.” Kata Jasmine jujur, bersamaan dengan itu dia merasa lemah dalam hati.

Jasmine teringat kejadian saat Michael memeluknya dengan erat hari itu, rasa pahit terasa dalam hatinya.

Dari kejadian ini Jasmine bisa merasakan, Michael masih sangat perduli padanya.

Tapi kenapa, kenapa harus melakukan itu untuk menyakitinya?

Terkadang Jasmine tidak tahu harus mencinta atau membenci, rasanya campur aduk.

“Baguslah jika kamu baik-baik saja,” Thomas tampak lega dari ujung telepon, kata-katanya membawa Jasmine kembali pada kehidupan nyata, “Bolehkah aku menemuimu?”

“Aaa! Aku baik-baik saja Kak.” Jasmine berkata dengan cepat, dia memang baik-baik saja, tetapi jika sampai membuat Thomas datang melihatnya, Jasmine merasa sangat tidak enak hati..

Thomas ditolak, suasana menjadi hening sejenak, baru berkata: “Tidak bisakah aku menemuimu?”

Jasmine merasa canggung, tetapi dia teringat. Saat masih di Amerika, Thomas menjaganya dengan baik, tetapi kali ini ketika dia pulang, Jasmine bahkan tidak meluangkan waktu untuk menemaninya jalan-jalan, merasa berutang budi padanya.

“Kak, maaf.” Kata Jasmine, “Kamu sudah pulang begitu lama, aku belum bisa menemanimu jalan-jalan.”

Thomas tidak mempermasalahkan itu, sebenarnya dia tidak terlalu tertarik dengan kota yang sudah lama ditinggakannya ini, jadi tidak merasa tertarik dengan kata “jalan-jalan” yang diucapkan Jasmine.

Yang membuatnya benar-benar tertarik adalah Jasmine, meskipun tidak ingin jalan-jalan, tetapi dia sangat puas dengan kata “menemanimu” yang baru diucapkan Jasmine.

Jasmine lanjut berkata: “Ada banyak masalah akhir-akhir ini, tunggu masa-masa ini selesai, aku akan menemanimu jalan-jalan.”

“Baiklah.” Sebenarnya Thomas sungguh ingin bertemu Jasmine, tentu saja akan segera menyetujui tawaran Jasmine.

Hanya saja Thomas, sulit sekali untuk memastikan kata “masa-masa ini” akan berakhir hingga kapan.

Tetapi semua tidak bisa dipaksakan, Thomas menghela nafas, berkata dengan rasa kecewa dalam hati: “Kalau begitu kita sudah sepakat, kamu tidak boleh ingkar janji.”

“Iya, tidak akan.” Jasmine tersenyum kecil.

Saat Thomas ingin mengikat Jasmine untuk melakukan sesuatu, maka dia pasti akan mengikat sampai Jasmine menyetujuinya. Jasmine juga mengerti sifat seorang Thomas, dia pun langsung menuruti keinginannya.

Thomas selalu mengikat orang dengan lembut. Saat memikirkannya, Jasmine tidak dapat menahan senyum di wajah.

Ini juga terlihat oleh Valencia yang berada di sampingnya, hatinya pun mulai merasa tidak enak.

Tampaknya saat bersama Thomas, atau saat mengungkit hal tentang Thomas, Jasmine pasti akan tersenyum dengan manis.

Tetapi saat bersama Michael …… Valencia menundukkan kepalanya, ekspresi wajah menjadi suram.

Ternyata, Thomas memang lebih cocok untuk Jasmine?

Valencia menggeleng-gelengkan kepalanya, membuang jauh-jauh pikirannya itu.

Sebaiknya jangan berpikir begitu. Valencia diam-diam berkata pada dirinya sendiri, Jasmine sudah memilih Michael, maka dia harus mendukung pilihannya.

Apalagi setelah bertahun-tahun, bukankah cobaan yang datang silih-berganti tidak membuat Jasmine menyerah?

Valencia menghela nafas, tidak ingin berpikir lebih lanjut lagi.

Jasmine dan Thomas lanjut membicarakan hal lain, Thomas tiba-tiba terdiam beberapa saat, kemudian bertanya: “Jasmine, apakah ada hal yang membuatmu tidak senang? Aku merasa suasana hatimu sedang tidak bagus.”

Jasmine tercengang mendengar pertanyaan Thomas, dia tidak menyangka Thomas begitu peka.

Jasmine menarik nafas dengan pelan, baru lanjut berkata, “Aku baik-baik saja, Kak Thomas. Semuanya baik-baik saja.”

Thomas terdiam lagi.

Empat tahun tidak bertemu, Jasmine telah berubah banyak.

Dia bukan lagi perempuan pemalu yang terus mengikutinya, bukan lagi perempuan yang minder karena luka bakar di kepalanya.

Dia juga bukan lagi anak perempuan yang selalu mengatakan segala sesuatu kepadanya.

Thomas sangat menyayangkan itu semua. Tetapi setelah bertahun-tahun menghilang, dia mengerti, sangatlah sulit untuk mengisinya kembali.

Apalagi saat ini Jasmine sudah menikah. Sambil memikirkannya, Thomas merasa sangat sedih.

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu