Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 103 Anak Diluar Nikah Keluarga Tsu (2)

“Kau....bagaimana bisa kau begini!” Thalia Su sangat terkejut.

“Kalau kau tidak setuju ya sudah, sekarang aku akan pergi menghampiri Jimmy Lo!” Susan Su bicara sambil mebalikkan badannya.

“Tidak, jangan pergi!” Thalia Su menahan bendungan airmata dirongga matanya agar tidak mengalir.

Ini adalah darah dagingnya dan keturunannya, dia bahkan demi kekasihnya, akan meninggalkan anaknya selamanya!

“........kalau kau berjanji padaku, berjanji padaku untuk memperlakukannya dengan baik.” Thalia Su hampir menangis dan hampir tidak bisa berucap.

“Tentu saja.” Susan Su mengembangkan senyum puasnya, dia hanya bisa mengiyakan Thalia Su dan tidak berani menolaknya,”Walau bagaimanapun, anak ini juga anak Jimmy Lo, aku pasti akan memperlakukannya dengan baik.”

Thalia melihat kearah trolly hijau yang berisi anaknya yang sedang tidur, air matanya tidak berhenti berjatuhan,”Anakku, Ibu minta maaf...”

Dia bahkan tidak punya kesempatan mendengar anaknya memanggilnya ibu, dan sekarang ia harus menyerahkan anaknya.

Tapi anak itu berada disamping ayahnya dan saudara sedarahnya, belum tentu akan hidup tidak bahagia...

Saat ini, Thalia Su benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah orang asing dalam keluarga Jimmy Lo.

Susan Su membawa pergi Jasmine Lo.

Thalia Su melihat kedua tangannya.

Tangan inilah yang menyerahkan anaknya sendiri pergi.

Tidak ada suara tangisan anaknya dan suara ia menghibur anaknya untuk diam, hanya tersisa Thalia Su sendiri didalam kamar yang hening. Seluruh dunia terasa seolah hanya tinggal ia sendiri.

Seumur hidup ini ia tidak bisa lagi menemui anak dan kekasih hatinya, lalu untuk apa lagi dia hidup?

Kekasihnya punya istri, anaknya punya ibu. Dunia ini sudah tidak membutuhkannya lagi.

Thalia Su minum obat tidur.

Dengan tanpa penderitaan ia meninggalkan dunia ini, membawa cinta dan perasaan penyesalan.

Lalu, keluar kabar bahwa Susan Su melahirkan anak kembar. Kakaknya bernama Jenny Lo, adiknya bernama Jasmine Lo.

……

Dokumen dibuka sampai lembar terakhir.

Michael Fu menggenggam erat kertas putih dengan huruf hitam itu, merasa ia sedang melewati mimpi buruk.

Tidak disangka Jasmine Lo punya asal muasal seperti itu.

Membuat Michael Fu yang dingin, menjadi perlahan merasa kasihan padanya.

Pantas saja di Keluarga Lo Jasmine Lo tidak terlalu dihargai.

Pantas saja Susan Su tidak menyayanginya.

Pantas saja setiap kali Jimmy Lo ingin memberi perhatian pada Jasmine Lo harus dengan sembunyi-sembunyi.

Karena Jasmine Lo sebenarnya berada pada status yang agak sensitif.

Selama ini, Jasmine Lo selalu merasa sedih terhadap Susan Su yang menyayangi Jenny Lo tapi tidak menyayanginya. Ini berarti Jasmine Lo sama sekali tidak tahu tentang asal muasalnya seperti apa.

Susan Su tidak ingin orang lain membuat statusnya terancam, maka dia pasti tidak akan membuka mulut perihal ini.

Michael Fu perlahan menghela nafas.

Jasmine Lo mengharapkan kasih sayang seorang ibu, tapi ia bahkan tidak tahu ibu kandungnya siapa.

Michael Fu merobek seluruh dokumen menjadi robekan kecil, lalu kembali berpikir lebih dalam. Ia merasa Jasmine Lo punya hak untuk tahu semua ini.

Tidak seharusnya dia terkurung didalam gendang, walaupun bagi jasmine Lo ini akan menjadi kesakitan yang luar biasa..

Michael Fu baru saja mengembalikan fokus, handphonenya pun berbunyi.

Michael Fu seolah ditarik dari pemikirannya sendiri, mengambil handphone dan melihat, ini Jasmine Lo.

Michael Fu mengangkat alisnya, sedang ku pikirkan dan dia sudah menelpon?

Perasaan seperti ini membuat Michael Fu mengembangkan senyum, senyum itu seolah menghilangkan perasaan tertekannya barusan. Nada bicara Michael Fu saat mengangkat telpon agak ia naikkan.

“Halo?”

“Michael, apa kau sedang sibuk?” suara Jasmine Lo disana terdengar agak kecil.

“Tidak, tidak sedang sibuk. Ada masalah apa?” Jasmine Lo pada banyak masalah biasanya sangat membutuhkan waktu Michael Fu, jadi Michael Fu sudah terbiasa bertanya begini kepadanya.

“Aku....” Jasmine Lo menggigit bibirnya, sampai akhirnya memutuskan untuk mengatakannya,”Aku sakit perut.”

Sambil bicara kembali terasa sakit yang menusuk, Jasmine Lo merapatkan giginya, suaranya terdengar kecil.

Michael Fu mendengar suara Jasmine Lo yang mulai tidak seperti biasanya, mulai khawatir, ”Ada apa? apa kau alergi pada obat yang kau minum itu?”

Sebelumnya saat dokter membuka resep obat itu dokter mengatakan bahwa kemungkinan akan terjadi sedikit alergi, salah satunya adalah kemungkinan terjadinya sakit di perut. Kalau sakitnya benar-benar tidak bisa ditahan, disarankan untuk segera ke rumah sakit.

“Aku , aku tidak tau...” Jasmine Lo tiba-tiba merasa mual, kalimatnya tidak terucap dengan lengkap.

“Tunggu aku dirumah! Aku segera pulang!” Michael Fu melihat situasi ini, mana berani berlambat-lambat lagi. Setelah telpon ditutup, ia segera menyetir mobilnya dan pulang.

Baru saja sampai rumah, Michael Fu melihat Jasmine Lo meringkuk dan menahan sakit diatas sofa.

“Apa kau baik-baik saja? Kenapa tidak berbaring dikasur saja.” Michael Fu mengangkat Jasmine Lo yang meringkuk.

“Oh, tidak begitu baik.”Jasmine Lo mengerutkan alis,dan kembali merasa mual, dia segera berlari ke kamar mandi untuk muntah.

“Ayo, aku antar kau kerumah sakit.” Wajah Jasmine Lo sangat pucat, Michael Fu tidak berani berlama-lama. Ia segera menggendong Jasmine Lo ke mobil, menyetir mobil secepat kilat dan pergi kerumah sakit.

Hati Michael Fu tidak karuan, hubungan mereka baru saja menjadi tenang, tidak boleh terjadi apa-apa pada Jasmine Lo!

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu